Bank memiliki sejumlah instrumen untuk menjalankan kebijakan moneternya. Tiga diantara yang umum adalah:
- Suku bunga kebijakan
- Rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio)
- Operasi pasar terbuka
#1 Suku bunga kebijakan
Penetapan suku bunga kebijakan oleh bank sentral mempengaruhi suku bunga jangka pendek dan jangka panjang di pasar keuangan. Hal ini pada akhirnya berdampak pada ekonomi yang lebih luas.
Di Indonesia, suku bunga kebijakan ini dikenal dengan BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Suku bunga ini menjadi acuan di pasar keuangan. Perubahannya dapat mempengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan.
#2 Rasio cadangan wajib
Secara sederhana, ini adalah proporsi dari dana pihak ketiga yang tidak boleh disalurkan sebagai pinjaman, melainkan harus dipegang sebagai cadangan dan ditaruh di bank sentral.
Misalnya, jika sebuah bank mengumpulkan dana pihak ketiga sebesar Rp100 miliar dan rasio cadangan wajib adalah 20%, maka bank tersebut harus memiliki total Rp20 miliar sebagai cadangan wajib dan sisanya (Rp80 miliar) dapat disalurkan dalam bentuk kredit. Jika, bank ternyata memegang Rp30 miliar dalam bentuk cadangan, mereka memiliki kelebihan cadangan Rp10 miliar, yang dapat digunakan untuk memberikan pinjaman.
#3 Operasi pasar terbuka
Operasi pasar terbuka melibatkan penjualan dan pembelian efek milik pemerintah (surat utang pemerintah). Aktivitas ini secara langsung mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Misalnya, jika bank sentral menjual efek melalui operasi pasar terbuka, uang mengalir dari pembeli (biasanya bank komersial) ke bank sentral. Dan, sekarang, bank memegang efek pemerintah. Karena memiliki uang lebih sedikit dibandingkan dengan sebelumnya, kapasitas bank untuk memberikan pinjaman berkurang.