Timing masuk pasar

Market entry timing atau timing masuk pasar adalah waktu ketika suatu perusahaan memasuki pasar. Ini adalah elemen penting dalam strategi perusahaan ketika mereka berusaha untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam kaitannya dengan peluang pasar yang dirasakan.

Terlalu cepat untuk masuk ke pasar (misalnya pasar ekspor) dapat menyia-nyiakan sumber daya suatu perusahaan. Sebaliknya, terlalu lambat masuk ke [[pasar]] dapat mengurangi peluang yang tersedia untuk suatu perusahaan.

Dalam kaitannya dengan perusahaan lain yang memasuki pasar, suatu perusahaan dapat mengambil strategi sebagai:

• Perintis pasar
• Pengikut pasar

Masing-masing pendekatan memiliki manfaat, biaya, dan risiko yang berbeda, [[pemasar]] harus menganalisis faktor-faktor termasuk tujuan perusahaan, karakteristik perusahaan, produk saat ini, pesaing, [[produk pesaing]], dan karakteristik pasar untuk memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengejar strategi waktu masuk pasar yang mungkin lebih menguntungkan.

#1 Perintis

Perintis adalah mereka yang pertama kali masuk ke pasar. Tujuan mengejar strategi perintis adalah menjadi yang pertama di antara pesaing untuk memasuki pasar. Mereka berusaha mencari peluang untuk mengejar dan mengeksploitasi beberapa bentuk keuntungan penggerak pertama. Diantaranya adalah memungkinkan mereka untuk memetik manfaat skala ekonomi, syarat distribusi yang lebih menguntungkan dan peningkatan kemampuan untuk membentuk preferensi konsumen. 

#2 Pengikut

Perusahaan pengikut adalah perusahaan yang masuk pasar setelah pelopor pasar.  Perusahaan pengikut selanjutnya dapat dikategorikan sebagai pengikut awal pengikut yang lebih lambat (later market entrant). Pengikut awal memasuki pasar lebih cepat setelah perintis. Sedangkan, pengikut yang lebih lambat adalah sebuah perusahaan yang memasuki pasar beberapa saat setelah perusahaan perintis dan perusahaan pengikut awal hadir di pasar.

Pengikut pasar mencari peluang untuk mengejar dan mengeksploitasi manfaat ekonomi atau perilaku yang lebih besar dibandingkan dengan yang dapat dicapai oleh perusahaan perintis. Misalnya adalah pengembangan produk berbiaya lebih rendah sebagai hasil evaluasi produk baru perintis atau pemosisian produk yang lebih efektif sebagai hasil belajar dari kesalahan perusahaan perintis.