Contents
Apa itu: Tingkat pengangguran alami (natural rate of unemployment atau NARU) adalah tingkat pengangguran ketika perekonomian beroperasi pada lapangan kerja penuh. Kadang, itu disamakan dengan the non-accelerating inflation rate of unemployment (NAIRU), yakni level terendah pengangguran tanpa menyebabkan inflasi. Dengan kata lain, jika NAIRU turun, itu hanya akan menghasilkan inflasi yang meningkat.
Tingkat pengangguran alamiah timbul dari semua sumber kecuali fluktuasi permintaan agregat. Perubahan dalam permintaan agregat menyebabkan perekonomian beroperasi di sekitar output potensialnya, mempengaruhi tingkat pengangguran.
Di satu waktu, perekonomian beroperasi di bawah output potensialnya, mengakibatkan lebih banyak pengangguran. Di waktu lain, perekonomian beroperasi di atas output potensialnya.
Dan ketika ketika tingkat pengangguran alami dicapai, perekonomian menggunakan kapasitas produktifnya secara maksimum. Sehingga, perekonomian berada pada output potensialnya. Dan PDB riil sama dengan PDB potensial.
Ekonom memperkirakan PDB potensial melalui model dan kemudian menentukan tingkat pengangguran alami. Jika PDB riil sama dengan PDB potensial, pengangguran berada pada tingkat alaminya. Sementara itu, jika PDB riil melebihi PDB potensial, tingkat pengangguran di bawah tingkat alaminya, membawa tekanan inflasi semakin tinggi. Sebaliknya, jika PDB riil kurang PDB potensial, pengangguran di atas tingkat alaminya dan beberapa sumber daya menganggur, termasuk tenaga kerja.
Apa perbedaan antara tingkat pengangguran aktual dan alami?
Ada beberapa perbedaan antara tingkat pengangguran alami dengan tingkat pengangguran aktual. Pertama, tingkat pengangguran aktual mencakup pengangguran struktural, pengangguran friksional, pengangguran musiman dan pengangguran siklikal. Apa saja perbedaan keempatnya, nanti akan kita bahas di bagian bawah. Sementara itu, tingkat pengangguran alami mengecualikan pengangguran siklikal.
Kedua, Kenaikan atau penurunan tingkat pengangguran aktual dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi (siklus bisnis) dan perubahan dalam kapasitas produktif perekonomian. Sebaliknya, tingkat pengangguran alamiah hanya dipengaruhi oleh perubahan dalam kapasitas produktif, tidak oleh siklus bisnis.
Ketiga, tingkat pengangguran aktual adalah angka yang kita baca dari berita-berita atau laporan badan pusat statistik. Itu dihitung secara manual, misalnya melalui survei. Sementara itu, tingkat pengangguran alamiah adalah angka hipotesis dan itu dihitung menggunakan model.
Mengapa tingkat pengangguran tidak pernah nol?
Ketika memanfaatkan kapasitas penuhnya, perekonomian berada pada lapangan kerja penuh. Lapangan kerja penuh tidak berarti pengangguran sama dengan nol. Melainkan, pengangguran berada pada tingkat alamiahnya.
Pengangguran tidak akan sama dengan nol, misalnya karena masalah struktural atau friksional. Sebagaimana didefinisikan oleh ekonom, pengangguran mencakup mereka yang berusia produktif dan aktif mencari pekerjaan. Sehingga, misalnya, individu mungkin belum menemukan pekerjaan yang tepat ketika badan pusat statistik menghitung tingkat pengangguran. Atau, mereka tidak direkrut karena tidak memiliki kompetensi yang diminta pemberi kerja meski mereka tetap aktif mencari kerja.
Ketika pengangguran berada pada tingkat alamiahnya, peningkatan lebih lanjut output agregat – sehingga PDB riil melebihi PDB potensial – hanya menghasilkan tekanan inflasi semakin tinggi. Dan situasi tersebut membahayakan stabilitas perekonomian.
Inflasi tinggi mengakibatkan daya beli uang jatuh. Dan itu bisa menjadi tidak terkendali melalui spiral upah-harga. Karena alasan ini, pengambil kebijakan seringkali mengintervensi perekonomian dengan mengetatkan kebijakan ekonomi.
Misalnya, bank sentral menaikkan suku bunga untuk memoderasi tekanan inflasi. Kebijakan ini melemahkan permintaan agregat, mendorong output agregat menurun dan menurunkan tingkat harga. Tapi, itu juga mengakibatkan tingkat pengangguran naik.
Berapa tingkat pengangguran alami?
Berapa tingkat pengangguran alami? Itu sulit dijawab dengan tepat. Ekonom biasanya menghitungnya melalui model. Dan karena ini, itu adalah angka hipotesis.
Selama tahun 1980-an, tingkat pengangguran alamiah Amerika Serikat diperkirakan di sekitar 6%. Persentase tersebut menurun dalam dekade terakhir. Dan di tahun 2022 ini, itu berada di sekitar 4,5%. Penurunan tersebut disebabkan oleh faktor seperti perubahan teknologi, demografi, dan upah minimum.
Apa perbedaan tingkat pengangguran alami dengan lapangan kerja penuh?
Lapangan kerja penuh dan tingkat pengangguran alami menggambarkan situasi yang sama. Ketika lapangan kerja penuh tercapai, tingkat pengangguran berada pada tingkat alaminya.
Lapangan kerja penuh tercapai ketika perekonomian beroperasi pada kapasitas penuh. Sehingga, perekonomian menghasilkan output pada tingkat output potensial, yakni output maksimal yang dicapai oleh perekonomian menggunakan sumber daya yang tersedia.
Singkat cerita, ketika perekonomian berada pada lapangan kerja penuh, maka:
- Tingkat pengangguran berada pada tingkat alaminya
- Output agregat sama dengan output potensial (PDB riil sama dengan PDB potensial)
- Perekonomian beroperasi pada kapasitas penuh
- Sumber daya ekonomi, termasuk tenaga kerja, yang tersedia digunakan secara penuh
- Perekonomian berada di titik sepanjang garis kurva kemungkinan produksi
Mengapa ada tingkat pengangguran alami?
Seperti yang telah disebutkan, tingkat pengangguran tidak pernah nol karena masalah struktural dan friksional. Dan ketika pengangguran berada pada tingkat alaminya, hanya pengangguran siklikal yang tidak ada. Tapi, pengangguran lainnya (friksional, struktural, dan musiman) akan terus ada.
Jadi, untuk menjawab mengapa ada tingkat pengangguran alami? Mari kita bahas masing-masing jenis pengangguran beserta mendalami penyebabnya.
Jenis pengangguran
Ekonom membagi pengangguran menjadi empat berdasarkan penyebabnya. Mereka adalah:
- Pengangguran friksional
- Pengangguran struktural
- Pengangguran musiman
- Pengangguran siklus
Pengangguran friksional
Pengangguran friksional terjadi karena individu membutuhkan waktu sebelum efektif bekerja di tempat yang baru. Itu mungkin karena informasi di pasar tenaga kerja tidak sempurna. Sehingga, individu sulit menemukan pekerjaan yang tepat.
Atau, ketika individu telah menemukan lowongan kerja yang tepat, mereka harus melamar terlebih dahulu dan menunggu dipanggil untuk wawancara. Dan selama mereka mengikuti proses tersebut, mereka masih dicatat sebagai pengangguran.
Kemudian, ketika pelamar berada pada proses wawancara dan negosiasi, gaji dan fasilitas yang diberikan pemberi kerja mungkin di bawah ekspektasi mereka. Akhirnya, mereka tidak mengambil kesempatan itu dan mencari lowongan di tempat lain.
Singkat cerita, masalah friksional terjadi karena ada jeda waktu bagi individu untuk beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain atau dari pengangguran ke kembali bekerja. Dan internet menjadi salah satu solusi mengurangi masalah ini, misalnya, dengan mempermudah pencarian lowongan kerja.
Pengangguran struktural
Pengangguran struktural muncul akibat penganggur tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pemberi kerja. Misalnya, industrialisasi telah berdampak pada peningkatan pengangguran bagi di sektor pertanian. Akibatnya, buruh tani tidak bisa beralih pekerjaan ke sektor manufaktur karena tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Tanpa memperbaiki keterampilan, mereka akhirnya menganggur selamanya.
Masalah struktural juga bisa terjadi karena hambatan dalam mobilitas geografis. Misalnya, sebuah kawasan industri hancur akibat banyak pemanufaktur bangkrut. Sebagai akibatnya, penganggur harus mencari kerja di tempat lain. Tentu saja, pindah ke wilayah lain untuk menemukan pekerjaan baru membutuhkan waktu. Beberapa pengangguran juga tidak mau berpindah ke wilayah lain karena alasan seperti ikatan keluarga dan sosial atau biaya sewa properti.
Pelatihan ulang adalah solusi untuk mengurangi pengangguran struktural. Selain itu, perbaikan infrastruktur juga mengurangi hambatan dalam mobilitas geografis. Memberikan tunjangan perumahan adalah cara lainnya.
Pengangguran musiman
Pengangguran musiman terjadi akibat fluktuasi dalam rekrutmen mengikuti pola musiman. Misalnya, banyak orang menganggur selama musim tertentu dan bekerja di musim yang lain. Sementara pola musiman berlangsung dalam satu tahun dengan periode yang sama, siklikal memiliki panjang periode yang berbeda antar setiap tahap dan bisa berlangsung lebih dari satu tahun atau, bahkan lebih pendek.
Contoh bagus adalah mereka yang bekerja di sektor pariwisata. Penciptaan pekerjaan meningkat di musim puncak dan menurun di musim biasa. Misalnya, resor ski melihat puncak permintaan dan mengalami waktu tersibuk selama musim dingin.
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal terjadi karena fluktuasi perekonomian di sekitar lapangan kerja penuh. Dengan kata lain, itu terkait erat dengan siklus bisnis yang sedang terjadi.
Misalnya, selama resesi, pengangguran siklikal meningkat. Perekonomian beroperasi di bawah lapangan kerja penuh. Sehingga, output agregat kurang dari output potensial dan beberapa sumber daya menganggur, termasuk tenaga kerja.
Sebaliknya, selama ekspansi, pengangguran siklikal menurun. Bisnis melihat permintaan yang kuat, mendorong mereka untuk merekrut tenaga kerja lebih banyak untuk menaikkan produksi. Sebagai hasilnya, tingkat pengangguran menurun.