Contents
Moral karyawan menjelaskan perasaan, antusiasme dan loyalitas staf terhadap tugas atau pekerjaan mereka. Itu juga terkait dengan akuntabilitas mereka.
Moral tinggi mengarah pada perasaan senang untuk melakukan pekerjaan. Itu juga berimplikasi pada komitmen dan loyalitas yang lebih besar. Selain itu, moral yang tinggi mengarah pada rasa tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugas mereka.
Sementara itu, kesejahteraan karyawan mengacu pada keadaan bahagia atau sukses. Itu bisa terkait dengan mental dan keamanan fisik (non-materi) maupun kompensasi yang diterima seperti gaji dan tunjangan (materi).
Moral penting karena mempengaruhi sikap dan kemauan karyawan untuk bekerja. Dengan demikian, itu mempengaruhi berapa banyak usaha yang akan dikerahkan oleh mereka untuk melakukan tugas dan pekerjaan.
Moral dan kesejahteraan karyawan berperan dalam produktivitas karyawan, yang mana pada akhirnya, mempengaruhi produktivitas perusahaan. Ketika moral karyawan tinggi, mereka merasa apa yang mereka lakukan bermanfaat. Mereka juga bersemangat tinggi dan memiliki komitmen dan loyalitas yang lebih besar terhadap pekerjaannya.
Ada banyak cara untuk meningkatkan moral karyawan. Misalnya, manajer menunjukkan perhatian dan penghargaan terhadap usaha karyawan. Karena merasa dihargai, karyawan akan lebih bersemangat terhadap pekerjaan mereka.
Cara lainnya termasuk:
- Memberikan kompensasi yang murah hati
- Memastikan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja
- Menyediakan program manajemen stres
- Menawarkan dukungan dan konseling personal
- Memperlakukan karyawan dengan adil
Keseimbangan kehidupan kerja
Keseimbangan kehidupan kerja mengacu pada seberapa tepat proporsi waktu dan upaya dikerahkan untuk bekerja dan untuk kehidupan pribadi. Itu bisa berbeda antar individu, baik dipengaruhi oleh latar belakang, posisi di dalam perusahaan, dan preferensi.
Keseimbangan kehidupan kerja penting karena mempengaruhi moral dan produktivitas karyawan. Karyawan harus memiliki cukup waktu untuk bersama orang yang mereka cintai dan mengurus kehidupan pribadi mereka. Sehingga, mereka bisa menyelesaikan masalah dan kepentingan personal tanpa harus membawanya ke dalam kantor.
Sebaliknya, ketika masalah pribadi tidak selesai, karyawan seringkali menyelesaikannya di kantor. Ini bisa menimbulkan masalah karena akan mengganggu ritme kerja dan produktivitas. Misalnya, ketika karyawan menghabiskan berjam-jam untuk menyelesaikan persoalan pribadi, pekerjaan tertunda dan beban kerja semakin menumpuk.
Kemudian, masalah yang lebih besar bisa muncul. Pekerjaan yang tertunda mempengaruhi proses di dalam organisasi. Hal ini karena masing-masing karyawan saling terkait untuk tugas-tugas mereka. Jadi, itu tidak hanya berdampak pada pencapaian secara pribadi. Tapi, itu juga mempengaruhi organisasi secara keseluruhan.
Manajemen harus membantu karyawan untuk mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Tujuannya adalah untuk membantu mereka memenuhi tujuan pribadi tanpa mengorbankan pekerjaan dan sebaliknya. Sehingga, dampak negatifnya terhadap perusahaan dapat diminimalkan.
Ada beberapa cara untuk mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, misalnya kerja yang fleksibel (flexible working) dan teleworking. Keduanya memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di tempat dan waktu di mana mereka merasa paling produktif.
Kebijakan kesetaraan
Kebijakan kesetaraan mengacu pada kesepakatan tertulis tentang perlakuan dengan cara yang sama kepada setiap orang tanpa diskriminasi. Itu melandasi praktik dan proses yang ditujukan untuk mencapai organisasi yang adil.
Kesetaraan memandang setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan dengan setara, hormat dan bermartabat. Semua karyawan harus memiliki kesempatan yang sama. Misalnya, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk promosi terlepas dari latar belakang agama atau ras mereka.
Mempromosikan kesetaraan penting untuk meningkatkan moral karyawan dan mendorong komitmen dan upaya yang lebih besar. Selain itu, itu meningkatkan reputasi perusahaan, memudahkan mereka untuk menarik tenaga terampil dan berpengalaman.
Kebijakan keragaman
Keragaman atau diversitas mengacu pada variasi atau campuran. Perusahaan berisi orang-orang dengan berbagai latar belakang, termasuk dalam aspek:
- Jenis kelamin
- Agama
- Ras
- Etnis
- Sosial ekonomi
- Gaya hidup
- Pengalaman
- Minat
Sementara itu, kebijakan keragaman memberikan panduan untuk arah atau prinsip tindakan untuk menciptakan tenaga kerja campuran dan menempatkan nilai positif pada keragaman di tempat kerja.
Keanekaragaman mempromosikan inklusivitas. Itu penting untuk memunculkan lebih banyak kreativitas melalui kolaborasi tim dengan berbagai latar belakang. Hal ini karena personel yang beragam membawa keterampilan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Selain itu, peningkatan tingkat produktivitas akan tercapai ketika ketika tim yang beragam bekerja sama dengan berfokus pada kekuatan mereka.
Keuntungan diversitas
Memiliki tim yang beragam menawarkan banyak keuntungan, termasuk:
- Peningkatan kreativitas dan inovasi. Ketika perusahaan memiliki orang-orang dari latar belakang, pengalaman, dan perspektif yang berbeda, mereka lebih mungkin memunculkan ide-ide baru dan inovatif.
- Pemecahan masalah yang lebih baik. Tim yang beragam dapat mendekati masalah dari sudut yang berbeda, yang dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif.
- Pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan beragam sudut pandang, tim dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan seimbang.
- Peningkatan layanan pelanggan. Perusahaan dapat lebih memahami dan melayani basis pelanggan yang beragam.
- Peningkatan kepuasan dan retensi karyawan. Tempat kerja yang beragam dapat menghasilkan karyawan yang lebih bahagia dan lebih terlibat.
- Perbaikan reputasi perusahaan. Merangkul keragaman dapat meningkatkan citra dan reputasi perusahaan dan menarik lebih banyak pelanggan dan karyawan.
Kelemahan diversitas
Memiliki tim yang beragam memang menawarkan banyak manfaat. Tapi, itu juga memunculkan beberapa tantangan potensial seperti:
- Hambatan komunikasi. Kesalahpahaman dan kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif muncul ketika anggota tim berasal dari budaya yang berbeda atau berbicara bahasa yang berbeda.
- Konflik dan ketegangan. Perbedaan nilai, keyakinan, dan opini terkadang dapat menimbulkan konflik dan ketegangan dalam tim.
- Klik dan pengucilan. Dalam beberapa kasus, tim yang beragam mungkin berjuang untuk membangun rasa persatuan dan dapat membentuk klik atau mengecualikan anggota tertentu.
- Pengambilan keputusan yang lambat. Sementara tim yang beragam dapat membuat keputusan yang lebih baik, mereka mungkin juga membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai konsensus karena perlu lebih banyak diskusi dan pertimbangan.
- Resistensi terhadap perubahan. Beberapa anggota tim mungkin menolak ide atau cara baru dalam melakukan sesuatu, terutama jika mereka merasa bahwa budaya atau perspektif mereka diremehkan.
Undang-undang ketenagakerjaan
Pemerintah mengeluarkan undang-undang untuk mengontrol kondisi kerja dan hubungan antara majikan dan karyawan. Itu mengatur berbagai area seperti:
- Jam kerja
- Remunerasi
- Usia kerja yang sah
- Kontrak kerja
- Masalah diskriminasi
- Kesehatan dan keselamatan
Pengaturan melalui undang-undang tersebut berkonsekuensi biaya pada perusahaan. Misalnya, perusahaan harus menyediakan peralatan pertolongan pertama dan menyediakan pelatihan untuk mendukung keamanan dan keselamatan kerja.
Konsekuensi lainnya ketika perusahaan tidak mematuhi undang-undang ketenagakerjaan adalah:
- Menanggung biaya hukum ketika menghadapi tuntutan pengadilan ketenagakerjaan
- Membayar denda dan kompensasi jika mereka melanggar undang-undang ketenagakerjaan
- Publisitas yang buruk dan reputasi bisnis yang rusak dan
- Penolakan pemangku kepentingan untuk terlibat dengan perusahaan karena praktik tenaga kerja yang buruk
Sementara itu, konsekuensi ketika perusahaan memenuhi undang-undang ketenagakerjaan adalah:
- Kepuasan kerja yang lebih tinggi, mengarah pada peningkatan produktivitas
- Peningkatan loyalitas, yang mana mengurangi biaya rekrutmen
- Mendapatkan reputasi yang baik, memudahkan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja baru
- Kepercayaan oleh pemangku kepentingan seperti pemasok
Jumlah jam kerja
Undang-undang mengatur jam kerja normal. Itu penting untuk untuk alasan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan.
Di Amerika Serikat, misalnya, rata-rata karyawan AS penuh waktu bekerja 5 hari seminggu selama 8 jam sehari. Sehingga, total 40 jam seminggu.
Sementara itu, pekerja tidak di Inggris diharapkan melebihi 48 jam per minggu. Jika memerlukan jam tambahan, itu membutuhkan pengaturan khusus antara pekerja dan pemberi kerja dan dapat dilakukan selama pekerja berusia di atas 18 tahun.
Remunerasi
Undang-undang menentukan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh bisnis dalam hal membayar pekerja mereka. Pembayaran kepada karyawan adalah imbalan atas jasa mereka.
Misalnya, undang-undang menetapkan upah minimum, upah terendah sebagai imbalan atas penyediaan tenaga dan keahlian mereka. Sehingga, semua bisnis harus membayar setidaknya upah minimum kepada staf mereka.
Upah minimum adalah kompensasi standar untuk bertahan hidup. Sehingga, itu penting untuk mendukung peningkatan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah. Tarifnya biasanya ditetapkan setiap tahun oleh pemerintah dan disesuaikan dengan biaya hidup.
Selain itu, undang-undang juga melarang perusahaan melakukan diskriminasi dalam pembayaran. Jadi, jika staf melakukan pekerjaan yang sama, mereka harus mendapatkan pembayaran yang setara. Misalnya, membayar staf laki-laki lebih dari staf perempuan jika mereka menduduki posisi yang sama adalah pelanggaran.
Usia kerja yang sah
Undang-undang melarang perusahaan untuk mempekerjakan seseorang di bawah usia tertentu. Berapa usia minimum untuk bekerja bisa bervariasi antar negara, misalnya, 18 tahun. Undang-undang melarang anak di bawah usia tersebut untuk bekerja.
Mempekerjakan usia minimum biasanya membutuhkan persyaratan khusus. Sebuah negara mungkin memperbolehkan usia tertentu untuk bekerja. Tapi, itu hanya khusus untuk pekerjaan ringan. Persyaratan lainnya termasuk izin orang tua dan jam kerja yang dibatasi.
Misalnya, usia kerja yang sah di Swiss adalah 13 tahun untuk pekerjaan yang ringan dan memerlukan izin orang tua. Sementara itu, jam kerja maksimal adalah 4 jam per hari dan 9 jam per minggu selama minggu sekolah.
Kontrak kerja
Undang-undang mensyaratkan setiap pekerjaan untuk memiliki kontrak kerja. Itu juga menentukan keadaan di mana kontrak dapat diakhiri.
Pengaturan tentang kontrak kerja penting untuk melindungi karyawan dari eksploitasi. Kontrak kerja mendiktekan persyaratan kerja dengan jelas. Oleh karena itu, pekerja dan pemberi kerja tahu persis apa yang menjadi komitmen mereka untuk dilakukan.
Diskriminasi
Pengaturan tentang diskriminasi biasanya termaktub dalam Undang-Undang Kesetaraan. Itu dirancang untuk mencegah diskriminasi karena perbedaan latar belakang. Misalnya, di Inggris, itu menjelaskan karakteristik yang dilindungi – dan karena itu, tidak boleh mendiskriminasi berdasarkan itu, yang mana mencakup:
- Usia
- Disabilitas
- Pergantian jenis kelamin (gender reassignment)
- Status pernikahan
- Kehamilan dan persalinan (pregnancy and maternity)
- Ras
- Agama atau kepercayaan
- Seks
- Orientasi seksual
Kesehatan dan keselamatan
Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja menguraikan kewajiban perusahaan dalam menjaga keamanan lingkungan kerja. Itu bertujuan untuk memperbaiki lingkungan kerja dan kondisi kerja.
Misalnya, undang-undang mensyaratkan perusahaan untuk menyediakan peralatan keselamatan dan pelatihan staf. Mereka juga harus memiliki peralatan pertolongan pertama.
Undang-undang tersebut penting untuk menjamin dan memelihara kemampuan kerja karyawan. Selain itu, itu untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menghilangkan bahaya lain dari pekerjaan terhadap kesehatan fisik dan mental.