Contents
Oligopoli adalah struktur pasar di mana beberapa pemasok besar menguasai sebagian besar pasokan pasar. Umumnya, ini adalah pasar di mana empat pemain terbesar menguasai lebih dari 40% pasar. Dua contoh pasar oligopolik di Indonesia adalah pasar sepeda motor dan mie instan.
Jenis oligopoli
Ada dua jenis oligopoli:
- Oligopoli murni
- Oligopoli terdiferensiasi
Dalam pasar oligopolik murni, pasar terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi barang homogen. Barang-barang tersebut relatif tidak dapat dibedakan satu sama lain.
Sementara itu, oligopoli terdiferensiasi terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi produk yang terdiferensiasi secara parsial. Diferensiasi dilakukan dalam hal atribut produk seperti kualitas, keandalan, ukuran, warna, berat, volume, bau, rasa, sentuhan, atau komposisi bahan.
Ciri-ciri oligopoli
Selain terdiri dari beberapa perusahaan yang menguasai pasar secara substansial, ciri lainnya dari pasar oligopolistik adalah hambatan masuk tinggi. Hambatan masuk yang tinggi menghalangi pemain baru untuk masuk. Akibatnya, tekanan kompetitif yang bersumber dari penambahan pasokan akan relatif minimal.
Ancaman masuk yang rendah memungkinkan beberapa pemain untuk memiliki kekuatan harga yang lebih besar. Tingkat kekuatan harga dari masing-masing pemain tergantung, seperti dalam persaingan monopolistik, pada tingkat diferensiasi produk.
Ciri utama dari oligopoli lainnnya adalah ketergantungan strategi antar perusahaan. Dalam hal ini, tindakan satu pemain akan mempengaruhi perilaku pihak lain. Dalam meramu strategi, masing-masing pemain akan berusaha untuk mempertimbangkan tindakan strategis dari pesaing lain.
Lanskap persaingan
Setiap pemain mengakui bahwa harga dapat dikontrol hingga batas tertentu dan tindakan pesaing akan mempengaruhi laba mereka. Karena itu, masing-masing perlu mempertimbangkan reaksi individu dari pihak lain ketika akan mengubah harga atau output.
Keseimbangan bergantung pada bagaimana masing-masing oligopolis meramalkan reaksi pesaing. Karena interdependensi strategis mereka, perusahaan dalam oligopoli memiliki insentif untuk mengkoordinasikan tindakan strategis mereka untuk memaksimalkan kinerja bersama. Pada beberapa kasus, perusahaan di pasar dapat mencapai kesepakatan yang mengarah pada kolusi.
Dimensi persaingan
Perusahaan dalam oligopoli cenderung memiliki kekuatan harga jika mereka dapat membedakan penawarannya dengan penawaran pesaing. Kompetisi non-harga, oleh karena itu, adalah mode kompetisi yang disukai. Dalam hal ini, masing-masing pemain seharusnya lebih menawarkan fitur atau layanan produk yang unik daripada bersaing dalam harga .
Sebaliknya, ketika satu perusahaan memotong harga untuk mendapatkan pangsa pasar dari pesaingnya, kompetitor biasanya akan merespons dengan memotong harga juga. Proses ini akan memunculkan perang harga, yang dapat sangat merugikan kinerja perusahaan.