Contents
Currency Board System (CBS) adalah sebuah sistem nilai tukar di mana ada komitmen secara eksplisit untuk menetapkan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing pada tingkat tetap. Ini juga dikombinasikan dengan pembatasan otoritas penerbit untuk memastikan pemenuhan kewajiban hukumnya. Atau dengan kata lain, mata uang domestik hanya akan dikeluarkan jika didukung dengan cadangan devisa (dalam bentuk mata uang asing yang dipatok).
Ciri utama
Ada tiga ciri yang membedakan sistem CBS dengan sistem nilai tukar lainnya. Berikut ini adalah rinciannya:
- Pemerintah secara eksplisit menyatakan komitmennya untuk menjaga nilai mata uangnya dengan mata uang negara lain dengan nilai tukar yang tetap.
- Setiap uang lokal yang diedarkan harus dijamin sepenuhnya dengan cadangan devisa. Dengan begitu, setiap perubahan cadangan devisa akan sama-sama mengubah jumlah uang beredar atau uang primer. Misalnya, jika cadangan rupiah meningkat 100 miliar, untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar pada 1 rupiah = 1 dolar, maka cadangan devisa juga harus meningkat 10 miliar. Dengan begitu, nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap.
- Tidak ada kebijakan pembatasan devisa.
Selain menggunakan mata uang lokal, terdapat juga negara yang menerapkan CBS menggunakan mata uang asing sebagai uang beredar di negaranya, misalnya, menggunakan dolar Amerika Serikat. Sistem ini sering disebut dengan dolarisasi.
Dalam CBS, setiap terjadinya perubahan di dalam cadangan devisa akan mendorong perubahan yang sama di dalam uang beredar atau uang primer. Aturan ini hampir sama dengan aturan yang berlaku dalam standar emas.
Peran bank sentral dalam Currency Board System
Bank sentral memegang cadangan mata uang asing untuk mencakup seluruh monetary base di negara tersebut. Ekspansi dan kontraksi monetary base terkait langsung dengan perdagangan dan aliran modal.
Monetary base adalah jumlah total yang beredar, baik yang berada di tangan masyarakat atau di deposito bank komersial yang disimpan di cadangan bank sentral. Ukuran jumlah uang beredar ini biasanya hanya mencakup mata uang paling likuid.
Nilai tukar pada dasarnya tetap, tetapi dibiarkan berfluktuasi dalam pita sempit. Bank sentral tidak hanya masih dapat bertindak sebagai lender of last resort, tetapi juga dapat memberikan likuiditas jangka pendek.
Kondisi ideal bagi sistem CBS
Sistem CBS bekerja paling baik ketika:
- Harga dan upah domestik sangat fleksibel
- Sektor ekonomi non-tradable domestik relatif kecil
- Pasokan global dari aset cadangan tumbuh pada tingkat yang lambat dan stabil, konsisten dengan pertumbuhan riil jangka panjang dengan harga yang stabil.
Negara yang mengadopsi
Argentina dan Hong Kong SAR merupakan dua contoh negara yang mengadopsi CBS. Selain keduanya, ada juga Brunei Darussalam, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Lithuania, Estonia, dan Djibouti.
Hong Kong mengadopsi CBS sejak 1983 dan dianggap berhasil dalam menerapkannya.
Sementara itu, pada awal penerapan, Argentina berhasil meredam laju inflasi yang tinggi. Namun, kemudian, tekanan eksternal menguat akibat kurang kompetitifnya produk ekspor. Dikombinasikan dengan ketidakdisiplinan fiskal, negara ini menghadapi resesi ekonomi.
Implikasi
Ekspansi dan kontraksi uang primer berhubungan langsung dengan perdagangan dan aliran modal. Arus perdagangan dan modal mempengaruhi cadangan devisa. Dan, setiap perubahan cadangan devisa akan mempengaruhi perubahan uang primer pada tingkat yang sama.
Peningkatan jumlah uang beredar tidak dapat digunakan untuk membiayai defisit anggaran pemerintah. Namun, itu tidak berarti pemerintah tidak dapat menjalankan defisit fiskal.
Pemerintah masih dapat menjalanjan defisit selama pembiayaannya melalui penerbitan obligasi pemerintah.
Bank sentral tidak dapat bertindak sebagai pemberi pinjaman usaha terakhir (lender of last resort). Itu berarti pemerintah atau bank sentral tidak dapat membantu lembaga keuangan ketika mereka mengalami kesulitan keuangan. Karena itu, fungsi bank sentral sebagai pengendali moneter tidak lagi dibutuhkan.
Kapan sistem ini bekerja dengan baik?
Tidak semua negara cocok untuk menerapkan sistem ini. Sistem ini membutuhkan beberapa kondisi untuk bekerja dengan baik. Pertama, harga domestik dan upah harus sangat fleksibel. Kedua, sektor ekonomi yang diperdagangkan harus menjadi komponen paling penting dari struktur ekonomi domestik. Ketiga, pasokan global aset cadangan tumbuh pada tingkat yang lambat dan stabil. Yang terakhir, keberhasilan implementasi sistem ini, juga membutuhkan dukungan disiplin fiskal yang ketat.
Pro Kontra Currency Board System
Sistem ini memmungkinkan inflasi yang rendah dan stabil. Nilai tukar tetap memungkinkan harga produk impor stabil untuk konsumen domestik.
Tetapi, hanya beberapa negara yang menerapkan sistem papan mata uang. Alasannya, sistem ini menuntut kredibilitas tinggi dan disiplin kebijakan fiskal dari pemerintah. Setiap kebijakan fiskal yang tidak disiplin dapat mengakibatkan resesi atau penurunan ekonomi, seperti yang terjadi di Argentina.
Selain itu, sistem ini juga rentan terhadap tekanan eksternal. Ketika barang-barang domestik menjadi kurang kompetitif di pasar internasional, itu mengurangi cadangan devisa karena ekspor jatuh. Akibatnya, uang primer (basis moneter atau M0) juga menurun, yang mengarah pada penurunan ekonomi atau resesi.