• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
  • Ekonomi
  • Keuangan
Home › Keuangan › Investasi

Anuitas: Definisi dan Cara Menghitung

April 10, 2022 · Ahmad Nasrudin

Anuitas Definisi dan Cara Menghitung

Contents

  • Mengapa anuitas penting
  • Cara kerja anuitas

Apa itu: Anuitas (annuity) adalah salah satu cara pembayaran atau penerimaan secara berkala selama jangka waktu tertentu. Berbagai produk keuangan menggunakan konsep ini, misalnya polis asuransi, manfaat dana pensiun, dan bunga pinjaman bank.

Misalnya, dalam asuransi, anda membayar premi kepada perusahaan asuransi secara sekaligus. Sebagai imbalannya, anda menerima pembayaran berkala untuk jangka waktu yang disepakati atau selama masa hidup anda.

Mengapa anuitas penting

Memiliki pemasukan reguler di masa pensiun adalah dambaan banyak orang. Dan, produk anuitas muncul untuk memenuhi keinginan tersebut.

Ketika anda beli dengan benar, anuitas memberikan penghasilan reguler di masa pensiun. Anda memberi uang kepada perusahaan asuransi di muka dan sebagai gantinya, anda mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan pada masa pensiun. Pembayaran tetap akan terus anda terima dan apapun yang terjadi di pasar (kecuali perusahaan bangkrut).

Cara kerja anuitas

Dalam sebuah anuitas, anda menerima atau melakukan pembayaran rutin. Itu bisa berupa mingguan, bulanan, triwulanan, atau tahunan. Anda dapat menerimanya atau memberikannya di awal periode atau akhir periode pembayaran, yang mana nilainya mungkin tetap atau variabel. Beberapa pembayaran anuitasjuga ditautkan ke indeks, misalnya indeks ekuitas S&P 500.

Jenis anuitas

Pada artikel ini, saya akan fokus pada jenis anuitas berdasarkan periode pembayaran. Secara umum, itu terbagi ke dalam dua kategori:

  1. Anuitas biasa (ordinary annuity): pembayaran atau penerimaan terjadi di akhir periode
  2. Annuity due: pembayaran atau penerimaan dilakukan pada awal periode.

Berikut adalah rumus anuitas:

Annuity formula (annuity due & ordinary annuity)
Annuity formula (annuity due & ordinary annuity)

Mari ambil contoh perhitungan angsuran pinjaman bank menggunakan metode anuitas. Misalnya, anda meminjam uang dari bank sebesar Rp1.000 selama satu tahun. Bank membebankan tingkat bunga tahunan sebesar 12% dan mensyaratkan angsuran bulanan. Asumsikan, pinjaman tersebut adalah anuitas biasa.

Mengaplikasikan rumus di atas, anda menghitung besaran angsuran per bulan sebagai berikut:

Angsuran per bulan= 1%*1.000/((1-(1+1%)^(-1*12))) = Rp88,5

Dalam perhitungan tersebut, anda harus mengkonversi tingkat bunga. Karena pembayaran angsuran adalah setiap bulan, maka anda anda harus menggunakan bunga per bulan dan mengkonversi tingkat bunga tahunan di atas menjadi 12%/12 = 1%.

Selanjutnya, anda juga dapat lebih mudah menghitung anuitas menggunakan excel. Microsoft Excel telah menyediakan beberapa fungsi untuk melakukannya.

Kali ini, saya akan membahas tiga fungsi utama di Excel. Anda dapat menggunakan fungsi PMT untuk menghitung angsuran, IPMT untuk menghitung pembayaran bunga, dan PPMT untuk angsuran pokok.

Berikut adalah contoh perhitungan annuitas menggunakan excelnya:

Annuity calculation in excel
Annuity calculation in excel

Untuk menghitung di excel, anda membutuhkan input beberapa variabel berikut:

  • Rate: bunga per periode. Dalam kasus di atas, tingkat bunga adalah 1%.
  • nper: jumlah periode pembayaran atau penerimaan. Karena anda mengajukan pinjaman tahunan dan mengangsur setiap bulan, maka jumlah periode pembayaran adalah 12 bulan = 1 tahun.
  • pv: jumlah pinjaman. Do contoh di atas, itu adalah Rp1.000.
  • [fv]: jumlah pokok di akhir periode pinjaman. Karena pinjaman telah lunas, maka nilainya adalah Rp0.
  • [type]: jenis anuitas. Nilai 0 adalah untuk anuitas biasa dan 1 untuk annuity due.
  • Per: periode angsuran. Untuk angsuran bulan pertama, anda memasukkan 1. Untuk angsuran kedua, itu berarti 2, dan seterusnya. Untuk memudahkan perhitungan di Excel, tulis periode angsuran dalam kolom terpisah, yakni kolom bulan seperti gambar diatas.

Misalnya, untuk bulan pertama dan kedua, angka yang seharusnya anda masukkan adalah seperti berikut:

 Bulan ke 1Bulan ke 2
Cicilan (installment)=PMT(1%,12,1000,0,0)=PMT(1%,12,1000,0,0)
Bunga (Interest)=IPMT(1%,1,12,1000,0,0)=IPMT(1%,2,12,1000,0,0)
Pokok (principal)=PPMT(1%,1,12,1000,0,0)=PPMT(1%,2,12,1000,0,0)
Saldo (balance)= 1.000-78,85= 1.000-78,85

Perbedaan anuitas dan kupon obligasi

Meskipun keduanya membayar secara berkala, konsep pembayaran kupon obligasi berbeda dengan anuitas. Anuitas terdiri dari dua komponen, yakni pokok dan bunga. Ambil contoh pinjaman bank seperti contoh sebelumnya. Ketika membayar angsuran, anda pada dasarnya membayar sebagian pokok dan sebagian bunga.

Proporsi bunga terhadap total angsuran relatif tinggi di awal angsuran. Itu kemudian menurun mendekati jatuh tempo. Lihat contoh di atas. Di bulan pertama, anda membayar bunga sebesar Rp10 atau sekitar 11,3% dari total angsuran. Sementara itu, sekitar 88,7% angsuran anda adalah untuk pembayaran pokok (Rp78,95). Persentase bunga menurun dan menjadi hanya 2.0% di bulan ke-11 (Rp1,75).

Karena alasan tersebut, banyak orang menyarankan kita tidak perlu membayar angsuran melebihi jumlah angsuran yang telah ditentukan. Ini karena sebenarnya kita hanya membayar bunga pinjaman, bukan pokok pinjaman. Sehingga, angsuran berikutnya masih akan tetap besar karena pokok hanya berkurang sedikit.

Sementara itu, dalam obligasi, penerbit obligasi membayar bunga (kupon) regular, biasanya tiap kuartal atau semester. Pembayaran tersebut tidak mencakup angsuran pokok. Di akhir jatuh tempo, penerbit melunasi semua pokok pinjaman.

Misalnya, perusahaan menerbitkan obligasi senilai Rp1.000 dengan kupon 2% per kuartal. Dalam kasus ini, perusahaan membayar kupon secara reguler sebesar Rp20 (2% x Rp1.000) per kuartal. Dan pada saat jatuh tempo, perusahaan juga akan melunasi pokok sebesar Rp1.000.

No related posts.

TRENDING

  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
  • Struktur Organisasi Horizontal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
  • Struktur Organisasi Vertikal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
  • Cost-plus Pricing: Konsep, Formula, Cara Menghitung, Pro dan Kontra
  • Model Cournot: Konsep, Asumsi, Solusi, dan Kritik
  • Surplus Konsumen: Definisi, Menghitung, Implikasi

TERBARU

  • Memahami Nilai Pelanggan Seumur Hidup: Pentingnya dan Faktor yang Mempengaruhinya
  • Strategi untuk Meningkatkan Nilai Pelanggan Seumur Hidup
  • Proposisi Nilai Pelanggan: Mengapa Itu Penting + Sebuah Contoh
  • Menyusun dan Memastikan Proposisi Nilai Pelanggan yang Efektif
  • Menciptakan Nilai bagi Karyawan: Kunci Membangun Tenaga Kerja yang Produktif [Dengan Contoh]
  • Bagaimana Bisnis Menciptakan Nilai bagi Pelanggan [Dengan Contoh]
  • Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham dan Investor [Dengan Contoh]

CARI LEBIH BANYAK

KATEGORI

Analisa keuangan Bisnis Ekonomi Investasi Keuangan Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

Primary Sidebar

TRENDING

  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
  • Struktur Organisasi Horizontal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan

TERBARU

  • Memahami Nilai Pelanggan Seumur Hidup: Pentingnya dan Faktor yang Mempengaruhinya
  • Strategi untuk Meningkatkan Nilai Pelanggan Seumur Hidup
  • Proposisi Nilai Pelanggan: Mengapa Itu Penting + Sebuah Contoh

Copyright © 2025 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami