Contents
Green economy atau ekonomi hijau dapat didefinisikan sebagai perekonomian berwawasan lingkungan. Secara lebih spesifik, ekonomi hijau adalah ekonomi di mana pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan bekerja bersama dengan cara yang saling memperkuat sambil mendukung kemajuan pembangunan sosial. Istilah ini semakin populer seiring dengan kekhawatiran atas dampak peningkatan aktivitas ekonomi terhadap lingkungan, yang mana seringkali memberikan dampak negatif. Dalam ekonomi hijau, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diselaraskan tanpa merusak lingkungan dan lebih mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Lebih dalam tentang “Green Economy”
Dalam ekonomi hijau, pembangunan ekonomi mengkompromikan tiga tujuan utama, yakni kesejahteraan ekonomi, ramah lingkungan dan berwawasan sosial. Ini berbeda dengan tujuan perekonomian konvensional, di mana pertumbuhan ekonomi difokuskan pada peningkatan PDB daripada dua tujuan lainnya. Walaupun sistem perekonomian konvensional telah meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan untuk ratusan juta orang, itu memiliki biaya sosial, lingkungan, dan ekonomi yang signifikan dan berpotensi tidak dapat dipulihkan.
Ruang lingkup
Konsep green economy mencakup enam bidang utama, yakni energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, bangunan hijau, pengelolaan air, penanganan limbah dan pengelolaan lahan. Di tahun 2012, International Chamber of Commerce (ICC), menerbitkan peta jalan ekonomi hijau sebagai upaya komprehensif dan multidisiplin untuk memperjelas dan membingkai konsep ekonomi hijau dan mempromosikan pemahaman yang lebih umum dari ekonomi hijau. ICC menetapkan 10 kondisi yang diperlukan untuk ekonomi hijau, yakni:
- Pasar terbuka dan kompetitif
- Metrik, akuntansi, dan pelaporan
- Keuangan dan investasi
- Kesadaran
- Pendekatan siklus hidup
- Efisiensi dan decoupling sumber daya
- Lapangan kerja
- Pendidikan dan keterampilan
- Pemerintahan dan kemitraan
- Kebijakan terpadu dan pengambilan keputusan
Mengapa penting
Model ekonomi konvensional (dimana pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama) telah mengarah pada degradasi sumber daya alam dan ekosistem, hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan pemanasan global. Hal ini muncul karena eksternalitas negatif yang sangat besar yang diciptakan oleh model pertumbuhan ini.
Sebaliknya, dalam model ekonomi hijau, pertumbuhan yang berwawasan lingkungan dapat mempromosikan kesehatan, kekayaan, dan kesejahteraan dalam jangka panjang. Ekonomi hijau bergantung pada pembangunan berkelanjutan – yang berarti menumbuhkan ekonomi dengan cara yang bermanfaat (bukan pengorbanan), berkeadilan sosial serta ramah lingkungan. Dalam model ini, pertumbuhan pendapatan dan pekerjaan harus didorong oleh investasi publik dan swasta yang mengurangi emisi karbon dan polusi, meningkatkan energi dan efisiensi sumber daya, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem.