Contents
Apa itu: Kegagalan pasar (market failure) mengacu pada kondisi di mana mekanisme pasar tidak bekerja sehingga menciptakan ketidakefisienan di pasar. Permintaan, penawaran dan harga tidak berada dalam kondisi ekuilibrium. Sebagai akibatnya, pasar gagal mengalokasikan sumber daya ekonomi dengan cara yang paling efisien.
Dalam mikroekonomi, pasar persaingan tidak sempurna (imperfect market) mengarah pada kegagalan pasar karena pemain memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga. Di persaingan monopolistik, produsen memiliki beberapa kekuatan harga melalui diferensiasi. Kekuatan harga semakin besar ketika pasar beroperasi di bawah oligopoli atau monopoli. Begitu juga, di pasar oligopsoni dan monopsoni, konsumen memiliki kekuatan atas harga, sehingga menghasilkan kegagalan pasar.
Singkat cerita, agar kegagalan pasar tidak ada, pasar harus beroperasi di bawah persaingan sempurna. Tidak ada produsen maupun konsumen yang dapat mempengaruhi harga. Selain itu, di bawah struktur pasar ini, informasi tersedia secara melimpah dan adil bagi semua pihak dalam mengambil keputusan (informasi sempurna).
Selanjutnya, dalam perekonomian sebuah negara, ekonomi pasar bebas, terutama Laizes Faire, beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip persaingan sempurna. Kekuatan penawaran dan permintaan menentukan harga barang dan jasa. Setiap perubahan dalam salah satu kekuatan (misalnya permintaan) menghasilkan perubahan harga. Namun, perubahan tersebut pada akhirnya akan menuju titik keseimbangan baru karena kekuatan yang lain (penawaran) juga ikut berubah.
Efek kegagalan pasar
Jika kegagalan pasar, harga pasar gagal mencerminkan semua biaya dan manfaat bagi produsen dan konsumen. Produsen gagal menangkap ekses biaya dari produksi. Begitu juga, konsumen tidak menerima manfaat terbesar dari konsumsi barang dan jasa. Secara keseluruhan, pasar tidak menghasilkan produk yang memberikan manfaat secara sosial optimal, baik bagi produsen maupun konsumen.
Kegagalan semacam itu adalah umum di dunia nyata. Pasar hampir tidak mungkin beroperasi secara sempurna. Anda dapat melihat beberapa perusahaan menghasilkan limbah membahayakan. Juga pemerintah seringkali menetapkan kontrol harga untuk barang tertentu. Demikian juga, di beberapa pasar, perusahaan memiliki kekuatan harga karena mendominasi pasokan di pasar. Itu semua berkontribusi terhadap kegagalan pasar.
Kegagalan pasar akhirnya memunculkan inefisiensi alokatif, di mana konsumsi barang berlebih atau kurang.
Penyebab kegagalan pasar
Sebagaimana saya sampaikan, kegagalan pasar terjadi ketika pasar berada pada kondisi disekuilibrium, yakni kuantitas permintaan tidak sama dengan kuantitas penawaran. Penyebabnya adalah karena ada distorsi pasar, seperti eksternalitas, kontrol pasar, dan kekuatan monopoli.
Imobilitas faktor produksi juga menjadi penyebab lain dari kegagalan pasar, misalnya karena faktor geografis. Dalam hal ini, pasar tidak dapat menggunakan faktor produksi dengan cara yang paling efisien.
Selanjutnya, intervensi pemerintah, seperti pajak, subsidi, kontrol harga, dan peraturan, juga adalah contoh faktor lain dari penyebab kegagalan pasar. Intervensi semacam itu menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien. Dalam kasus ini, kegagalan pasar kadang-kadang disebut juga dengan kegagalan pemerintah.
Kekuatan monopoli
Kekuatan monopoli muncul ketika perusahaan memiliki kekuatan atas harga. Dalam kasus ekstrim, pasar hanya terdiri dari satu produsen. Sebagai pemasok tunggal, pemonopoli menentukan kuantitas dan kualitas produk. Itu memberi mereka kekuatan harga yang absolut, kecuali pemerintah mengintervensi.
Selanjutnya, dalam kasus yang lebih umum, beberapa perusahaan menguasai pangsa pasar yang signifikan. Jika mereka mengubah output, kuantitas penawaran di pasar juga ikut berubah. Kekuatan semacam itu memungkinkan mereka untuk dapat menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga ekuilibrium.
Dalam persaingan monopolistik, perusahaan juga memiliki beberapa kekuatan atas harga. Meski pasar terdiri dari banyak pemain (seperti dalam persaingan sempurna), namun mereka bisa mendiferensiasi penawarannya. Mereka dapat menetapkan harga lebih tinggi daripada harga pasar dengan membedakan penawarannya dengan penawaran pesaing.
Kontrol harga juga tidak hanya muncul di sisi penawaran, tetapi juga di sisi permintaan. Jika pasar terdiri dari satu pembeli (monopsoni) atau beberapa pembeli (oligopsoni), mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga.
Sama seperti sisi penawaran, ketika hanya terdiri dari sedikit pembeli – relatif terhadap pasokan pasar -, pembeli memiliki daya tawar yang lebih kuat. Mereka dapat memaksa penjual untuk menetapkan harga di bawah ekuilibrium.
Eksternalitas
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang ditanggung oleh pihak ketiga yang tidak terkait langsung dengan suatu transaksi atau aktivitas ekonomi. Dua jenis eksternalitas adalah eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif memberikan manfaat kepada pihak ketiga. Misalnya, pendidikan tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga akan bermanfaat ke seluruh masyarakat dan perekonomian. Begitu juga, pembangunan infrastruktur tidak hanya bermanfaat bagi mobilitas orang dan barang, tetapi juga bagi pengembang real estat.
Di sisi lain, eksternalitas negatif adalah biaya yang muncul dan ditanggung oleh pihak ketiga. Misalnya, merokok tidak hanya berbahaya bagi perokok, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan orang di sekitar perokok.
Contoh eksternalitas negatif lainnya adalah limbah pabrik. Itu membahayakan bagi masyarakat sekitar, yang mana mungkin bukan karyawan pabrik.
Barang publik
Barang publik adalah jenis barang yang memiliki sifat non-rival (non-rivalrous) sekaligus non-eksklusif (non-excludable). Anda tidak dapat mencegah orang lain dari menggunakannya, apakah mereka membayar atau tidak. Dan, ketika anda mengkonsumsi barang publik, itu tidak mengurangi ketersediaannya bagi orang lain.
Contoh barang publik adalah pertahanan nasional, sistem saluran pembuangan, penerangan jalan, jalan raya, dan taman umum.
Barang publik dapat menciptakan kegagalan pasar. Beberapa orang membayar untuk memperoleh manfaatnya, sementara yang lain tidak. Meski tidak membayar, mereka masih memperoleh manfaat yang sama dari barang publik.
Ambil contoh jalan raya. Itu adalah barang publik dan orang memperoleh manfaatnya, meski tidak membayar pajak.
Tentu saja, mereka yang tidak membayar pajak memperoleh manfaat yang lebih besar. Mereka tidak mengeluarkan uang tapi masih menikmati manfaat yang sama sebagaimana pembayar pajak lainnya.
Kontrol harga
Pemerintah dapat menetapkan kebijakan harga untuk beberapa barang dan jasa. Dua jenis kontrol harga oleh pemerintah adalah harga dasar (price floor) dan plafon harga (price ceiling). Keduanya berada di luar titik ekuilibrium, yang mana mengakibatkan pasar mengalami ekses pasokan atau ekses permintaan.
Price floor adalah harga minimum yang dapat dikenakan oleh pemasok. Agar efektif, pemerintah akan menetapkannya di atas harga ekuilibrium, menyebabkan ekses pasokan di pasar. Tujuan price floor adalah agar harga tidak terlalu rendah, sehingga itu melindungi pemasok.
Contohnya yang paling banyak dikutip adalah upah minimum. Kebijakan ini penting untuk mempertahankan standar hidup layak bagi pekerja.
Tapi, karena berada di atas upah ekuilibrium, pasar tenaga kerja mengalami ekses pasokan. Semakin banyak orang yang bersedia memasok jasa tenaga kerja mereka demi mendapat upah yang lebih tinggi. Sebaliknya, perusahan melihat upah lebih mahal, mengurangi permintaan mereka terhadap tenaga kerja.
Price ceiling adalah harga maksimum yang dapat dikenakan oleh pemasok. Pemerintah menetapkannya di bawah harga ekuilibrium. Tujuannya adalah untuk melindungi konsumen dari kondisi yang dapat membuat barang menjadi sangat mahal.
Tapi, karena harga di bawah ekuilibrium, maka pasar mengalami kelangkaan (ekses permintaan).
Ambil contoh harga apartemen. Harga yang lebih rendah daripada ekuilibrium membuat semakin banyak orang tertarik untuk membeli apartemen. Sebaliknya, bagi pengembang apartemen, harga terlalu rendah sehingga mereka hanya bersedia memasok sedikit apartemen.
Ketidaksempurnaan informasi
Informasi pasar penting untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran. Ketika masing-masing pihak memiliki informasi yang kurang, salah satu pihak dapat mempengaruhi keseimbangan pasar untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri.
Dari pihak pembeli, kurangnya informasi mungkin menyebabkan mereka harus membayar harga yang lebih tinggi daripada seharusnya. Mereka mungkin tidak tahu harga wajar (harga pasar) sehingga tidak dapat membuat keputusan yang tepat.
Sementara itu, bagi produsen, kurangnya informasi dapat membuat mereka menjual harga yang lebih rendah daripada harga pasar. Itu tentu saja mengurangi keuntungan yang seharusnya mereka peroleh.
Solusi untuk kegagalan pasar
Beberapa pakar menyarankan sejumlah langkah untuk mendorong alokasi sumber daya yang efisien dan menghindari kegagalan pasar. Salah satunya adalah melalui kebijakan pemerintah.
Misalnya, pemerintah dapat melarang mobil dengan usia tertentu beroperasi di pusat kota. Tujuannya adalah mengurangi eksternalitas negatif akibat polusi udara.
Demikian juga, pemerintah dapat menjatuhkan hukuman bagi bisnis yang menjual alkohol kepada anak-anak di bawah umur atau yang menghasilkan limbah berbahaya.
Contoh lain untuk meminimalkan kegagalan pasar adalah melalui peraturan anti monopoli. Peraturan semacam itu dapat mengurangi inefisiensi akibat penggunaan kekuatan pasar oleh perusahaan.
Selanjutnya, pemerintah juga dapat mengubah perilaku konsumen dan produsen melalui harga jual. Untuk produk yang membahayakan konsumen, pemerintah dapat mengurangi konsumsi dengan menaikkan pajak. Misalnya, pemerintah menaikkan pajak rokok dan alkohol untuk mencegah konsumsi yang berlebihan. Itu mengurangi dampak buruknya kepada pihak ketiga yang tidak terkait.