Contents
Tidak semua defisit anggaran itu buruk. Defisit mungkin diperlukan untuk mempercepat pemulihan dari resesi. Namun, dalam jangka panjang, besaran defisit anggaran yang terus berlangsung setiap tahun dapat membahayakan perekonomian.
Suku bunga tinggi karena defisit anggaran
Ada efek crowding out ketika pemerintah meminjam terlalu agresif. Dalam hal ini, pemerintah bersaing dengan sektor swasta untuk meminjam lebih banyak dan cenderung mempertahankan bunga tinggi untuk mempertahankan permintaan atas surat utang yang diterbitkan. Hasilnya, suku bunga di dalam perekonomian cenderung sulit turun.
Bagi sektor bisnis, suku bunga tinggi membuat biaya pendanaan untuk ekspansi menjadi mahal. Banyak perusahaan mungkin menunda investasinya. Di sisi lain, suku bunga tinggi meningkatkan biaya pinjaman rumah tangga, membuat mereka mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa. Hasil akhirnya, efek peningkatan belanja pemerintah tidak sebesar efek penurunan pengeluaran swasta (bisnis dan rumah tangga). Akibatnya, bukannya mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pengeluaran (dan utang) justru membebani pertumbuhan ekonomi.
Risiko pembalikan modal asing
Defisit juga meningkatkan utang kepada orang asing, yang mahal dan beresiko. Untuk surat utang yang diperdagangkan di pasar sekunder, asing memiliki sekitar 38.53% dari total surat utang yang beredar. Jika orang asing kehilangan kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia atau mulai khawatir bahwa Indonesia tidak mengelola urusan keuangannya secara bertanggung jawab, mereka dapat mengurangi investasi mereka. Ini dapat mendepresiasi nilai tukar rupiah dan menaikkan harga yang harus kita bayar untuk barang-barang impor. Jika depresiasi tersebut tajam, itu dapat menyebabkan kenaikan cepat dalam suku bunga, resesi, atau bahkan krisis keuangan yang serius.
Beban bunga terus meningkat
Semakin besar utang, berarti semakin banyak proporsi pendapatan pemerintah yang dicurahkan untuk membayar bunga atas utang nasional. Ini membebankan beban besar pada generasi masa depan (meski tidak secara langsung, dalam arti generasi depan disuruh mengeluarkan uang untuk membayar utang). Anak-anak dan keturunan mereka harus membayar lebih banyak karena generasi saat ini secara finansial tidak bertanggung jawab. Pada saat yang sama, defisit dan kenaikan biaya bunga cenderung menekan pengeluaran untuk pendidikan, nutrisi, dan perawatan kesehatan yang seharusnya dapat membuat anak-anak saat ini lebih produktif.