• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan
Investasi

Cara menghitung Nilai Buku Per Saham

Oleh Ahmad Nasrudin · Diupdate pada April 14, 2022

Cara menghitung Nilai Buku Per Saham
Advertisement

Apa itu: Nilai buku per saham (book value per share) adalah rasio ekuitas pemegang saham dengan rata-rata outstanding saham biasa. Itu adalah jumlah yang akan diterima pemegang saham biasa ketika perusahaan dilikuidasi.

Misalnya, anda memiliki 1000 lembar saham perusahaan dan nilai buku per saham adalah Rp5. Maka setelah membayar semua liabilitasnya, anda akan mendapatkan bagian Rp5.0000.

Anda mungkin menggunakan metrik ini untuk membandingkan harga pasar dari saham perusahaan saat ini, apakah overvalued atau undervalued. Tapi ingat, metrik ini hanya berdasarkan penilaian akuntansi, bukan berdasarkan perhitungan nilai pasar.

Bagaimana menghitung nilai buku per saham

Untuk menghitung nilai buku per saham, ada perlu membagi nilai buku ekuitas pemegang saham dengan rata-rata outstanding saham biasa yang beredar. Anda dapat menemukan angkanya pada bagian laporan ekuitas di neraca keuangan. Berikut adalah formulanya:

  • Nilai buku per saham = (Ekuitas pemegang saham biasa – Saham preferen) / Rata-rata outstanding saham biasa
Advertisement

Dari formula di atas, metrik ini hanya mengukur nilai saham biasa. Jadi, anda harus mengurangi nilai ekuitas pemegang saham dengan saham preferen. Hasilnya, anda bagi dengan rata-rata saham beredar.

Mengapa menggunakan rata-rata saham beredar.

Jumlah akhir dari outstanding saham beredar dapat berubah akibat pembelian kembali saham atau penerbitan saham baru. Itu dapat membelokkan hasil yang anda peroleh.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan melaporkan ekuitas pemegang saham sebesar Rp100.000 di tahun 2019, di mana sekitar Rp10.000 adalah saham preferen. Sementara itu, rata-rata saham selama 2019 adalah 50.000 lembar saham.

Dari informasi tersebut, kita dapat menghitung nilai buku per saham sebagai berikut:

Advertisement

Nilai saham per buku = (Rp100.000 – Rp10.000)/50.000 = Rp1,8 per saham

Mengapa nilai buku per saham penting

Investor mungkin menggunakannya sebagai informasi tambahan dalam menganalisis harga saham perusahaan. Metrik ini adalah penilaian relatif untuk membandingkan harga pasar per saham perusahaan. Jika nilainya lebih rendah dari harga pasar per saham, maka saham overvalued. Sebaliknya, jika nilainya lebih tinggi daripada harga pasar saham perusahaan, maka saham undervalued.

Katakanlah, di bursa efek, harga saham perusahaan dalam contoh di atas adalah Rp3 per saham. Karena nilai buku per saham adalah Rp1,8, maka saham overvalued dan kemungkinan harga saham akan turun ke depan.

Bagaimana meningkatkan nilai buku per saham

Dua cara untuk meningkatkan nilai buku per saham:

  • Meningkatkan nilai ekuitas saham biasa – nilai pembilang lebih tinggi
  • Mengurangi jumlah saham beredar – nilai penyebut lebih rendah

Peningkatan laba ditahan meningkatkan ekuitas pemegang saham. Laba ditahan naik jika laba bersih perusahaan meningkat atau pembayaran dividen berkurang.

Advertisement

Perusahaan juga dapat menggunakan laba untuk mengurangi liabilitas atau untuk membeli lebih banyak aset. Itu akan meningkatkan ekuitas pemegang saham.’

Dari persamaan akuntansi: Aset = Liabilitas + Ekuitas pemegang saham, kita dapat memperoleh rumus turunannya dengan menjabarkan komponen dari ekuitas pemegang saham:

  • Aset = Liabilitas + Ekuitas pemegang saham = Liabilitas + Paid-in capital + Laba ditahan awal + Laba bersih – Dividen

Selanjutnya, pembelian kembali saham biasa juga akan meningkatkan nilai buku per saham. Pembelian kembali mengurangi outstanding saham, menyebabkan nilai penyebut lebih rendah dan menghasilkan nilai buku per saham yang lebih tinggi.

Misalnya, jika perusahaan membeli 10.000 saham, maka outstanding saham beredar berkurang menjadi 40.000. Itu akan menghasilkan nilai buku per saham: (Rp100.000 – Rp10.000)/40.000 = Rp2,25 per saham.

Mengapa nilai buku per saham tidak memberikan gambaran akurat terhadap harga saham perusahaan ke depan

Kelemahan metrik ini adalah bahwa nilainya berdasarkan perhitungan akuntansi. Itu memberikan pandangan ke depan sehingga tidak akurat untuk memprediksi harga saham perusahaan ke depan.

Advertisement

Nilai buku tidak mencerminkan faktor seperti ekuitas merek atau persepsi pasar. Padahal, faktor semacam itu dapat mempengaruhi harga pasar untuk saham perusahaan. Nilai buku juga tidak memberikan informasi yang lengkap tentang arus kas bebas perusahaan, sebuah indikator utama dalam valuasi menggunakan metode discounted cash flow.

Bagikan

Related

  • Rasio Valuasi: Formula Dan Interpretasinya
  • Rasio Valuasi Formula Dan Interpretasinya
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC) Formula, Cara Menghitungnya
  • Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Common Equity (ROCE) Perhitungan dan Interpretasi
  • Saham: Jenis, Risiko Dan Keuntungannya
  • Saham Jenis, Risiko Dan Keuntungannya
  • Altman Z-Score: Konsep, Model, Rumus, Kritik
  • Altman Z-Score Konsep, Model, Rumus, Kritik
  • Penciptaan Nilai: Definisi, Nilai Pemegang Saham, Nilai Pelanggan
  • Penciptaan Nilai Definisi, Nilai Pemegang Saham, Nilai Pelanggan

Topics: Nilai Buku, Saham

Advertisement
Pengeluaran Lancar Pemerintah Contoh, Perhitungan dalam PDB

Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB

Apa itu: Pengeluaran lancar pemerintah (government current expenditures) mewakili pengeluaran pemerintah untuk kegiatan operasional sehari-hari, termasuk

Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Advertisement
Pengeluaran Lancar Pemerintah Contoh, Perhitungan dalam PDB

Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB

Apa itu: Pengeluaran lancar pemerintah (government current expenditures) mewakili pengeluaran pemerintah untuk kegiatan operasional sehari-hari, termasuk

Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Advertisement

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Serikat Pabean: Definisi, Fitur, Keuntungan, Dan Kerugian
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Strategi generik
  • Altman Z-Score: Konsep, Model, Rumus, Kritik

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami