Contents
Penganggaran berbasis nol (zero based budgeting atau ZBB) adalah metode penganggaran di mana besaran anggaran di mulai dari nol. Baru kemudian, setiap fungsi dalam organisasi dianalisis untuk kebutuhan dan biayanya. Anggaran kemudian dibangun berdasarkan apa yang dibutuhkan untuk periode mendatang, terlepas dari apakah setiap anggaran lebih tinggi atau lebih rendah dari yang sebelumnya.
ZBB memungkinkan tujuan strategis tingkat atas untuk diimplementasikan ke dalam proses penganggaran. Tujuan tersebut kemudian dibagi ke dalam area fungsional spesifik organisasi, di mana biaya dapat dikelompokkan dan kemudian diukur terhadap hasil sebelumnya dan harapan saat ini.
Karena sifatnya yang berorientasi pada detail, penganggaran berbasis nol mungkin merupakan proses bergulir yang dilakukan selama beberapa tahun, dengan beberapa bidang fungsional ditinjau sekaligus oleh para manajemen.
Penganggaran berbasis nol juga dapat membantu menurunkan biaya dengan menghindari kenaikan atau penurunan total pada anggaran periode sebelumnya. Namun, ini adalah proses yang memakan waktu lebih lama daripada penganggaran tradisional.
Apa bedanya dengan penganggaran tradisional
Penganggaran tradisional merancang anggaran berdasarkan anggaran sebelumnya. [[Manajemen]] mungkin akan menaikkan biaya sebesar persentase tertentu untuk merefleksikan variabel seperti [[inflasi]] atau [[upah minimum]]. Misalnya, manajemen dapat menetapkan peningkatan anggaran sebesar 2% karena inflasi diekspektasikan akan berada di kisaran 1,5%-1,7%.
Dengan demikian, tidak ada justifikasi kenaikan tersebut. Penganggaran tradisional tidak membedakan apakah aktivitas tersebut penting bagi tujuan strategis perusahaan ataukah tidak.
Berbeda dari penganggaran tradisional, ZBB mengharuskan ada pembenaran atas pengeluaran berulang di samping pengeluaran baru. Dengan demikian, ini dapat mendorong nilai bagi organisasi dengan mengoptimalkan biaya, tidak hanya nilai akibat [[pertumbuhan pendapatan]].
Misalkan sebuah perusahaan yang membuat mobil menerapkan proses penganggaran berbasis nol. Perusahaan memperhatikan bahwa biaya suku cadang tertentu yang dipasok dari produsen lain meningkat sebesar 7% setiap tahun.
Perusahaan melihat bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membuat suku cadang tersebut secara internal, menggunakan pekerjanya sendiri. Setelah menimbang positif dan negatif dari produksi secara internal, perusahaan melihat bahwa mereka dapat membuat bagian-bagian tersebut lebih murah dibandingkan pemasok luar.
Alih-alih meningkatkan anggaran secara membuta, yakni menaikkan anggaran sebelumnya dengan persentase tertentu, perusahaan dapat memasukkan biaya pembangunan suku cadang internal ke dalam anggaran. Hal ini tidak dapat terefleksi jika hanya mengandalkan penganggaran tradisional. Dengan demikian, penganggaran berbasis nol adalah proses yang lebih terperinci.
Keunggulan
- Anggaran yang dihasilkan dibenarkan dan selaras dengan [[strategi perusahaan]]
- Katalis kolaborasi yang lebih luas di seluruh organisasi
- Mendukung pengurangan [[biaya operasional]] dengan menghindari peningkatan anggaran otomatis, sehingga seringkali menghasilkan penghematan.
- Meningkatkan efisiensi operasional.
Kekurangan
- Mahal, rumit, dan memakan waktu karena anggaran dibangun kembali dari awal setiap tahun. Sebaliknya, penganggaran tradisional lebih sederhana dan lebih cepat serta hanya membutuhkan pembenaran untuk perubahan tambahan.
- Mungkin menjadi penghalang biaya bagi organisasi dengan pendanaan terbatas.
- Berisiko ketika potensi penghematan tidak pasti.
- Biasanya membutuhkan pelatihan atau personil khusus untuk menyelesaikan, dan, secara umum, membutuhkan lebih banyak sumber daya.
- Dapat mengganggu operasi organisasi karena anggaran mungkin belum selesai ketika itu dibutuhkan.