• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Cerdasco.

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
    • Bisnis dan strategi
    • Pemasaran
    • Sumber daya manusia
    • Operasi
  • Keuangan
    • Analisa Keuangan
    • Investasi
  • Ekonomi
    • Pengantar Ilmu Ekonomi
    • Mikroekonomi
    • Makroekonomi
  • Belajar Online
    • Coursera
    • Udacity
    • Udemy
    • Skillshare
    • Magoosh
You are here: Home / Makroekonomi / Pengangguran Putus Asa

Pengangguran Putus Asa

Diupdate pada July 15, 2023 oleh Ahmad Nasrudin

Pengangguran Putus Asa

Discouraged workers atau pekerja yang putus asa adalah orang-orang usia kerja yang berhenti mencari pekerjaan. Mereka biasanya berhenti mencari karena putus asa setelah lama belum berhasil menemukan pekerjaan. Karena mereka tidak aktif mencari pekerjaan, orang-orang ini dikecualikan dari angkatan kerja dan karenanya, tidak dihitung dalam tingkat pengangguran resmi.

Istilah ini kadangkala disebut sebagai pengangguran patah semangat.

Biasanya, kehadiran discouraged workers membuat tingkat pengangguran keseluruhan tetap tinggi. Ketika ekonomi pulih dan kemudian berekspansi dan lebih banyak pekerjaan tersedia, mereka umumnya mencoba untuk balik lagi ke angkatan kerja. Begitu mereka masih aktif mencari pekerjaan lagi, sampai mereka menemukan posisi, mereka termasuk ke dalam menganggur.

Penyebab pengangguran putus asa

Seorang pekerja yang patah semangat telah keluar dari perhitungan  tingkat pengangguran. Itu karena mereka tidak bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan.

Mereka patah semangat karena beberapa alasan. Di Amerika Serikat, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, lima alasan utama untuk patah semangat adalah sebagai berikut:

  • Pekerja percaya bahwa tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Perubahan struktural dalam ekonomi, misalnya bersamaan dengan revolusi teknologi, dapat menghilangkan jenis pekerjaan tertentu.
  • Pekerja tidak dapat menemukan pekerjaan karena permintaan tenaga kerja yang rendah. Situasi ini biasanya terjadi selama resesi atau depresi. 
  • Kurangnya keterampilan, pelatihan, atau pengalaman sehingga keterampilan mereka tidak sesuai dengan permintaan dari pemberi kerja.
  • Pengusaha melihat pekerja terlalu muda atau terlalu tua
  • Berbagai jenis diskriminasi berdasarkan usia, ras, jenis kelamin, agama, orientasi seksual, dan kecacatan

Dampak pengangguran putus asa

Pekerja yang putus asa membuat tingkat pengangguran resmi tidak akurat karena hanya menghitung angkatan kerja. Karena mereka tidak lagi mencari sebuah pekerjaan, mereka tidak dihitung sebagai angkatan kerja aktif. Ini berarti bahwa perhitungan tingkat pengangguran resmi mengecualikan mereka karena hanya memperhitungkan jumlah angkatan kerja aktif.

Tingkat pengangguran seharusnya meningkat selama resesi yang parah karena banyak orang berkecil hati dan berhenti mencari pekerjaan. Tetapi, karena mereka dikecualikan dari angkatan kerja aktif, tingkat pengangguran masih terlihat rendah walau selama resesi. 

Mari kita uraikan kembali rumus tingkat pengangguran. 

Tingkat pengangguran = Jumlah tenaga kerja menganggur/Total angkatan kerja

Ketika banyak pekerja bekerja dan patah semangat, mereka tidak dikategorikan lagi sebagai pengangguran dan juga angkatan kerja. Karena itu, angka pembilang dan penyebut sama-sama berkurang. Hasilnya, angka tingkat pengangguran saat ini cenderung tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan sebelumnya, meskipun lapangan pekerjaan telah berubah karena resesi.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melihat data tingkat pengangguran dalam kaitannya dengan data tingkat partisipasi angkatan kerja. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah penurunan tingkat pengangguran sebenarnya disebabkan oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi atau karena peningkatan jumlah pekerja yang patah semangat.

Fluktuasi jangka pendek dalam rasio partisipasi dapat terjadi karena perubahan jumlah pekerja yang putus asa. Tingkat partisipasi cenderung meningkat ketika ekonomi berekspansi dan menurun selama resesi. Mereka yang berhenti mencari pekerjaan selama resesi termotivasi untuk mencari pekerjaan lagi setelah ekspansi berlangsung karena mereka percaya prospek ketersediaan pekerjaan membaik .

Untuk mengantisipasi misleading tersebut, di Amerika Serikat, Biro Statistik Tenaga Kerja juga merilis tingkat U-4. Statistik ini mengakomodasi pekerja yang menganggur plus pekerja yang patah semangat sebagai persen dari angkatan kerja ditambah pekerja patah semangat.

Implikasi dalam siklus bisnis

Kehadiran pengangguran patah semangat menjadikan tingkat pengangguran tertinggal di belakang dari siklus bisnis. 

Pada awal ekspansi ketika prospek perekrutan mulai meningkat, jumlah pekerja putus asa yang memasuki kembali tenaga kerja lebih besar daripada jumlah yang direkrut segera. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran tetap tinggi meski jumlah lapangan kerja bertambah.

Sebaliknya, ketika perekonomian menunjukkan tanda-tanda resesi, tingkat pengangguran masih tetap rendah walaupun ada banyak pengangguran yang patah semangat. 

Topik: Pengangguran, Pengangguran Putus Asa Kategori: Makroekonomi

AFFILIATE

For just $10/month - billed annually, gain access to the minds of Wall Street’s best, plus, 180+ expert instructors with MasterClass.

If you click on this link, thank you for contributing to us. We may earn a commission when you buy through our links. Learn more ›

5 ARTIKEL TERBARU

Mazhab Ekonomi Austria Pandangan, Kritik, dan Literatur

Mazhab Ekonomi Austria: Pandangan, Kritik, dan Literatur

Apa itu: Mazhab ekonomi Austria (Austrian school of economics) adalah mazhab ekonomi yang

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Apa itu: Pemberian lisensi (licensing) adalah pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak

Opsi Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Opsi: Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Apa itu: Opsi (option) adalah hak untuk membeli atau menjual sejumlah komoditas, mata uang, atau

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Apa itu: Kontrak adalah perjanjian yang dapat ditegakkan secara hukum antara dua pihak atau lebih.

Surat Berharga. Contohnya Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Surat Berharga di Pasar Keuangan: Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Apa itu: Efek atau surat berharga (securities) adalah sertifikat atau aset keuangan yang dapat

Primary Sidebar

TOP-3 ARTIKEL

  • Kurva Kemungkinan Produksi: Penjelasan, Asumsi, Faktor Yang Menggeser
  • Lingkungan Makro: Faktor dan Dampaknya Ke Bisnis
  • Surplus Konsumen: Definisi, Menghitung, Implikasi

Footer

TOP-5 ARTIKEL

  • Kurva Kemungkinan Produksi: Penjelasan, Asumsi, Faktor Yang Menggeser
  • Lingkungan Makro: Faktor dan Dampaknya Ke Bisnis
  • Surplus Konsumen: Definisi, Menghitung, Implikasi
  • Teori Kebutuhan McClelland: Jenis dan Cara Memuaskan
  • Faktor Sosial Budaya: Contoh dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Bisnis

TELUSURI LAGI

KATEGORI

Akuntansi dan Keuangan Analisa Keuangan Bisnis dan strategi Investasi Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

TOPIK

Anggaran Pemerintah Ekonomi Internasional Ekuilibrium Pasar Makroekonomi Manajemen Bisnis Motivasi PDB Pemasaran Perdagangan Internasional Permintaan Agregat Pertumbuhan Ekonomi Rasio Keuangan Struktur Organisasi

Copyright © 2023 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami