Contents
Penjatahan modal keras (hard capital rationing) adalah penjatahan modal yang memaksa perusahaan untuk mengalokasikan modal dengan sempurna. Tidak ada ruang bagi perusahaan untuk menyesuaikan modal di kemudian hari. Ini biasanya terjadi ketika sumber daya perusahaan terbatas. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengalokasikan modal sedemikian rupa sehingga sedikit atau tidak ada ruang untuk kesalahan alokasi.
Penjatahan modal keras Vs. lunak
Penjatahan modal adalah strategi untuk mengambil proyek yang paling menguntungkan untuk menginvestasikan dana yang tersedia. Penjatahan modal keras dan penjatahan modal lunak (soft capital rationing) adalah dua jenis praktik yang dihadapi oleh perusahaan dalam proses penganggaran modalnya. Di pasar modal yang efisien, tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan berinvestasi di semua proyek yang menguntungkan. Namun, dalam kehidupan nyata, perusahaan mungkin menyadari bahwa dana internal dan eksternal yang tersedia untuk investasi baru mungkin terbatas.
Penjatahan modal keras terjadi ketika perusahaan menghadapi masalah dalam mengumpulkan dana di pasar ekuitas eksternal. Ini dapat menyebabkan kekurangan modal untuk membiayai proyek-proyek baru di perusahaan.
Di sisi lain, [[penjatahan modal lunak]] (soft capital rationing) disebabkan karena kebijakan internal perusahaan. Perusahaan dapat secara sukarela memiliki batasan tertentu yang membatasi jumlah dana yang tersedia untuk investasi dalam proyek. Namun, pembatasan ini dapat dimodifikasi di masa mendatang.
Alasan penjatahan modal keras
Ada berbagai alasan kenapa perusahaan melakukan penjatahan secara ketat. Berikut adalah diantaranya:
- Pembatasan dari pemberi pinjaman. Selain sumber internal, perusahaan mengandalkan investor institusi dan bank untuk pendanaan mereka. Pemberi pinjaman seringkali memberikan persyaratan-persyaratan tertentu untuk utang yang diberikan. Persyaratan ini pada akhirnya memengaruhi strategi pengumpulan dana perusahaan.
- Rekam jejak yang miskin. Dana eksternal juga dapat dipengaruhi oleh rekam jejak buruk perusahaan atau tim manajemen yang buruk. Pemberi pinjaman dapat mempertimbangkan perusahaan tersebut sebagai [[aset berisiko]] dan dapat menghindar dari investasi dalam proyek-proyek perusahaan ini.
- Perusahaan baru. Perusahaan start-up sulit untuk mengumpulkan dana dari pasar modal. Hal ini umum terjadi meskipun pengembalian yang diproyeksikan tinggi atau masa depan perusahaan yang menguntungkan.