Contents
Sesuai namanya, broad money atau uang dalam arti luas adalah salah satu ukuran jumlah uang beredar dalam perekonomian mencakup lebih banyak komponen di bandingkan dengan uang dalam arti sempit (narrow money).
Deskripsi tentang uang dalam arti luas
Bukan tugas mudah untuk menentukan berapa banyak uang yang saat ini ada dalam perekonomian. Ini karena berkembangnya instrumen keuangan yang memiliki fungsi sebagai uang. Ini berbeda dengan koin dan kertas, yang mana peredarannya dapat diamati.
Jumlah uang beredar diukur dengan berbagai cara. Ekonom menggunakan huruf kapital “M” diikuti dengan angka di belakangnya untuk merujuk pada perhitungan yang mereka gunakan dalam konteks tertentu. Dan, dari berbagai ukuran “M” tersebut, secara umum, uang dapat dikategorikan menjadi dua: uang dalam arti sempit dan uang dalam arti luas.
Masing-masing negara memiliki ukuran tersendiri, namun secara umum, uang dalam arti luas adalah ukuran selain M0 dan M1 karena mencakup segala sesuatu yang nilainya menyerupai uang tetapi kurang likuid seperti deposito berjangka, dana pasar uang, dan lain sebagainya. Jadi, uang dalam arti luas dapat berlaku untuk definisi M2, M3, dan M4.
Di Indonesia, uang dalam arti luas sering mencakup M1 plus uang kuasi (seperti tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing) dan dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun. M1 sendiri hanya mencakup uang kartal dan giro berdenominasi rupiah.
Implikasi
Penentuan ukuran jumlah uang beredar menjadi penting karena ada kaitan antara jumlah uang beredar, inflasi dan pertumbuhan output. Hubungan ketiganya digambarkan melalui teori kuantitas uang.
Bank-bank sentral, seperti Bank Indonesia, menggunakan suku bunga dan instrumen kebijakan moneter lainnya untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Jika, misalnya, Bank Indonesia menggunakan suku bunga yang lebih rendah untuk meningkatkan jumlah uang beredar ketika tujuannya adalah untuk merangsang ekonomi. Sebaliknya, dalam situasi inflasi, suku bunga dinaikkan dan jumlah uang beredar berkurang, yang memoderasi laju inflasi dan menghindari perekonomian yang terlalu panas.