Contents
Apa itu: Sistem nilai tukar (exchange rate system) adalah kerangka kebijakan yang diadopsi oleh suatu negara untuk mengelola nilai tukar mata uangnya. Dua jenis utama sistem nilai tukar adalah nilai tukar tetap dan nilai tukar bebas, masing-masing memiliki beberapa varian.
Istilah ini kadang juga disebut dengan rezim nilai tukar.
Karakteristik sistem nilai tukar yang ideal
Rezim mata uang harus memiliki beberapa karakteristik agar dianggap ideal. Pertama, nilai tukar antara dua mata uang mana pun harus ditetapkan secara kredibel. Ini untuk menghilangkan ketidakpastian terkait daya belinya terhadap harga barang dan jasa serta nilai aset riil dan finansial.
Kedua, sebuah mata uang harus dapat dikonversi dengan mudah ke mata uang lainnya. Konvertibilitas nilai tukar memungkinkan aliran modal bergerak bebas lintas negara.
Ketiga, mata uang harus memungkinkan otoritas moneter dapat melakukan kebijakan moneter yang sepenuhnya independen, misalnya, dalam mengejar tujuan domestik, seperti target pertumbuhan dan inflasi.
Jenis sistem nilai tukar
Secara umum, sistem nilai tukar terbagi ke dalam dua kategori:
- Sistem nilai tukar tetap, dimana mata uang dibiarkan tidak bergerak (terapresiasi maupun terdepresiasi).
- Sistem nilai tukar mengambang, dimana mata uang mengambang atau bergerak bebas, tergantung pada fundamental permintaan-penawaran di pasar valuta asing.
Dalam implementasinya, anda dapat menemukan banyak variasi dan turunan dari dua sistem tersebut. Itu tergantung pada kebijakan moneter di masing-masing negara.
Misalnya, beberapa negara menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkendali. Di bawah sistem ini, nilai tukar memang dibiarkan bergerak bebas, namun, ketika terlalu fluktuatif, pemerintah akan berusaha mengintervensi agar tidak bergerak liar.
Di masa lalu, nilai tukar tetap juga cenderung bersifat tetap tetapi dapat disesuaikan. Ini berarti bahwa pemerintah mematok mata uang mereka pada level tertentu, tetapi diizinkan untuk bergerak naik dan turun dalam pita yang cukup ketat, katakanlah, + 1%.
Baiklah, saya membahas beberapa variasi dari nilai tukar tetap dan nilai tukar memgambang. Berikut ini adalah contohnya
- Standar emas
- Adjustable peg
- Nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate)
- Nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
- Crawling peg
- Dolarisasi
- Currency Board System (CBS)
- Target zone
- Mengambang terkendali (managed floating)
- Mengambang bebas (independently floating rates)
Standar emas
Dahulu, standar emas adalah sebagai patokan untuk nilai tukar. Berdasarkan standar ini, mata uang setiap negara dapat dikonversi menjadi emas dengan harga tetap. Dalam hal ini, bank sentral mengoperasikan harga beli dan jual, yang mana selisih harga keduanya hanya berbeda tipis.
Nilai tukar antara dua mata uang pada standar emas tidak dapat bergerak jauh dari par. Alasannya, pergerakan jauh dari par akan membuatnya menguntungkan bagi spekulan untuk membeli emas dari satu bank sentral dan menjualnya ke yang lain demi memperoleh keuntungan arbitrase.
Sistem nilai tukar adjustable peg
Di bawah sistem Bretton Woods,negara-negara mematok nilai nominal untuk mata uang mereka ke dolar AS dan pada yang sama, nilai dolar AS dipatok ke emas. Jadi, secara tidak langsung, mata uang negara non AS mematok uangnya ke emas.
Masing-masing negara berusaha untuk mempertahankan nilai tukar pasar dalam selisih kecil dari angka-angka ini.
Perbedaan dari standar emas adalah bahwa negara-negara mempertahankan hak untuk mengubah tingkat par mereka ketika terjadi disequilibrium. Misalnya, ketika dolar AS melemah, mereka merevaluasi kembali patokan mereka.
Dalam sistem ini, komitmen pemerintah terhadap tingkat nominal yang ada tidak memiliki kredibilitas, sehingga spekulan sering memaksa negara-negara dengan mata uang lemah untuk mendevaluasi mata uang mereka.
Nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate)
Nilai tukar fleksibel mulai diadopsi sejak 1973, paska runtuhnya perjanjian Bretton Woods.
Di bawah sistem ini, nilai tukar tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar valas. Setiap pergerakan pasar dapat mempengaruhi dan merubah nilai tukar.
Bank sentral tidak mematok atau mengendalikan pergerakan tersebut. Oleh karena itu, nilai tukar fleksibel adalah bebas dari intervensi pemerintah.
Nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
Di bawah nilai tukar tetap, pemerintah atau bank sentral mengikat nilai tukar mata uang resmi negara tersebut dengan mata uang negara lain atau harga emas.
Tujuan dari nilai tukar tetap adalah untuk meminimalkan ketidakpastian akibat pergerakan nilai tukar.
Sistem nilai tukar crawling peg
Ketika suatu negara memutuskan untuk mengelola nilai tukarnya, bank sentral dapat menetapkan aturan tentang prosedur yang harus diikuti. Lalu, muncullah sistem crawling peg.
Di bawah sistem ini, pemerintah mencoba untuk mengurangi fluktuasi nilai tukar alih-alih memasang target tetap. Bank sentral menyesuaikan secara kecil dan berkala kursnya, biasanya sebagai respon terhadap perubahan indikator ekonomi terpilih atau target.
Sistem ini terbagi ke dalam dua kategori:
- Passive crawling peg, di mana nilai tukar sering disesuaikan sejalan dengan tingkat inflasi. Ini diadopsi di Brasil selama periode inflasi tinggi. Tujuannya di sini adalah untuk mencegah penurunan cadangan mata uang asing.
- Active crawling peg, di mana nilai tukar untuk minggu-minggu mendatang telah diumumkan sebelumnya. Bank sentral mungkin melakukan perubahan dalam langkah-langkah kecil. Sistem ini diadopsi di Uruguay, Argentina, dan Chili. Tujuannya di sini adalah untuk memanipulasi ekspektasi inflasi.
Dolarisasi
Dalam sistem ini, sebuah negara menggunakan mata uang negara lain (biasanya dolar AS) sebagai alat tukar dan satuan hitungnya. Dalam hal ini, negara tersebut mewarisi kredibilitas mata uang itu (misalnya dolar AS), tetapi tidak dengan kelayakan kredit negara tersebut.
Karena tingkat risiko kredit berbeda, suku bunga dolar AS di negara tersebut tidak akan sama dengan suku bunga di Amerika Serikat, meski sama-sama menggunakan dolar AS sebagai mata uangnya.
Currency Board System
Menurut definisi IMF, Currency Board System (CBS) merupakan suatu rezim moneter berdasarkan komitmen legislatif eksplisit untuk menukar mata uang domestik dengan mata uang asing tertentu dengan nilai tukar tetap.
Sistem ini biasanya dikombinasikan dengan pembatasan otoritas moneter dalam menerbitkan mata uang. Ini menyiratkan bahwa mata uang domestik hanya akan dikeluarkan terhadap valuta asing jika tetap didukung penuh oleh aset asing.
Paritas tetap (fixed Parity)
Dalam sistem ini, nilai tukar dipatok ke mata uang tunggal atau ke sekeranjang mata uang mitra dagang utama. Otoritas moneter siap untuk membeli atau menjual cadangan mata uang asing untuk mempertahankan nilai tukar berada dj dalam pita (band) sempit.
Meskipun independensi moneter terbatas, bank sentral dapat bertindak sebagai pemberi pinjaman usaha terakhir (lender of last resorts). Keberhasilan sistem ini tergantung pada kemauan serta kemampuan otoritas moneter untuk mempertahankan nilai tukar tetap.
Selanjutnya, tingkat cadangan devisa tertentu diperlukan untuk menjaga kredibilitas. Jika tidak, mata uang rentan terhadap serangan spekulatif dan devaluasi.
Variasi dari sistem ini adalah paritas tetap dengan crawling bands. Pada awalnya, negara yang mengadopsi akan menetapkan nilai tukar mata uangnya ke mata uang asing, tetapi secara bertahap bergerak menuju sistem yang lebih fleksibel dengan pra-pengumuman pelebaran pita di sekitar paritas pusat. Ini memungkinkan negara lebih fleksibel dalam menentukan kebijakan moneternya.
Target zone
Sistem ini mirip dengan sistem nilai tukar tetap. Adapun, satu-satunya perbedaan adalah bahwa otoritas moneter bertujuan untuk mempertahankan nilai tukar dalam kisaran yang sedikit lebih luas. Ini memberi bank sentral fleksibilitas yang lebih besar untuk melakukan kebijakan diskresioner.
Mengambang terkendali (managed float)
Dalam sistem ini, pemerintah tidak secara eksplisit menyatakan target nilai tukarnya. Meskipun demikian, pemerintah tetap melakukan intervensi di pasar valas untuk memenuhi tujuan kebijakannya.
Intervensi semacam itu biasanya juga menyebabkan mitra dagang negara untuk membalas dengan cara yang sama. Hasilnya, adopsi sistem ini dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar valas secara keseluruhan.
Nilai tukar mengambang bebas (independently floating rates)
Dalam sistem ini, nilai tukar dibiarkan mengambang bebas. Kurs bergerak bebas, tergantung pada kondisi permintaan dan penawaran di pasar. Bank sentral tidak melakukan intervensi dalam penentuan kursnya.
Sistem nilai tukar ini memungkinkan bank sentral untuk terlibat dalam kebijakan moneter independen yang bertujuan untuk mencapai stabilitas harga dan lapangan kerja penuh. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan bank sentral untuk bertindak sebagai pemberi pinjaman usaha terakhir (lender of last resort) ke institusi bermasalah.