• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
  • Ekonomi
  • Keuangan
Home › Keuangan › Investasi

Materialitas Dalam Akuntansi

September 4, 2019 · Ahmad Nasrudin

Materialitas Dalam Akuntansi

Contents

  • Mengapa konsep materialitas itu penting
  • Mengklasifikasikan item sebagai material atakauah tidak

Materialitas (materiality) adalah prinsip dalam akuntansi bahwa item yang relatif penting dalam pengambilan keputusan harus dimasukkan dalam laporan keuangan. Prinsip ini adalah untuk memastikan keputusan ekonomi yang andal oleh pengguna laporan keuangan. Ini tidak hanya melindungi kepentingan pemegang saham dan investor tetapi juga memfasilitasi akuntan ketika menyiapkan laporan keuangan.

Kelalaian atau salah saji item adalah material jika mereka dapat, secara individu atau kolektif, mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat pengguna laporan keuangan. Misalnya, jika sebuah perusahaan hendak melaporkan pendapatannya, atau membuat tawaran pengambilalihan untuk perusahaan lain, itu akan dianggap sebagai informasi material. 

Materialitas bukanlah konsep yang mutlak tetapi tergantung pada ukuran dan sifat suatu barang dan keadaan tertentu di mana ia muncul. Setiap kelompok akun serupa yang material disajikan secara terpisah, begitu juga item yang tidak serupa disajikan secara terpisah, kecuali mereka tidak material.

Konsep materialitas bervariasi, tergantung pada ukuran entitas. Perusahaan besar dapat menganggap transaksi senilai Rp1 juta sebagai tidak material dalam proporsi terhadap total aktivitasnya, tetapi nilai tersebut sangat material bagi perusahaan lainnya yang memiliki ukuran bisnis yang relatif kecil.

Mengapa konsep materialitas itu penting

Konsep materialitas adalah fundamental. Itu mempengaruhi perusahaan untuk melaporkan apakah suatu transaksi sebagai item yang terpisah atau tidak. Memang, menghilangkan beberapa transaksi dapat secara signifikan mengurangi waktu proses pelaporan keuangan.

Materialitas bukanlah konsep absolut. Itu tergantung pada ukuran dan sifat suatu item dan keadaan khusus di mana ia muncul. Perusahaan harus secara terpisah melaporkan beberapa akun serupa, tetapi masing-masing materi. Tetapi, jika mereka tidak penting, perusahaan dapat menggabungkannya menjadi satu akun. 

Salah saji material terjadi ketika informasi dalam laporan keuangan salah. Oleh karena itu mempengaruhi keputusan ekonomi mereka yang bergantung pada laporan. Sebagai contoh, salah saji akun utang menyesatkan kreditor dalam menilai tingkat leverage perusahaan. Itu membuat mereka salah memutuskan apakah akan memperpanjang atau menarik kredit ke perusahaan.

Mengklasifikasikan item sebagai material atakauah tidak

Materialitas bersifat subyektif dan bervariasi tergantung pada ukuran entitas. Angka yang sama dapat dianggap material untuk perusahaan kecil, tetapi tidak material untuk perusahaan besar karena ukuran asetnya.

Misalnya, perusahaan besar dengan aset Rp100 triliun menganggap transaksi Rp1 juta tidak penting. Meski demikian, angka tersebut merupakan bahan untuk usaha kecil dengan total aset Rp100 juta.

Karena sifatnya subyektif, setiap perusahaan harus dapat menentukan item mana yang material relatif terhadap operasinya. Auditor menilai materialitas berdasarkan keadaan sekitar. Untuk menentukan tingkat materialitas, auditor mengandalkan aturan praktis dan penilaian profesional. Itu tergantung pada persepsi auditor tentang kebutuhan informasi keuangan pengguna dan ukuran atau sifat salah saji.

No related posts.

TRENDING

  • Values, Attitudes and Lifestyles (VALS): Kategori dan Mengapa Penting
  • Struktur Matriks: Cara Kerja, Keunggulan, Kelemahan 
  • Merealisasikan Ide Bisnis Menjadi Rencana Bisnis: Tujuan, Komponen
  • Porter’s Five Forces: Konsep dan Penjelasan
  • Kepemimpinan Otokratis: Karakteristik, Contoh, Pro, Kontra
  • Utilisasi Kapasitas: Hubungannya Dengan Profitabilitas, Permintaan Agregat dan Ekonomi
  • Penelusuran Biaya

TERBARU

  • Memahami Nilai Pelanggan Seumur Hidup: Pentingnya dan Faktor yang Mempengaruhinya
  • Strategi untuk Meningkatkan Nilai Pelanggan Seumur Hidup
  • Proposisi Nilai Pelanggan: Mengapa Itu Penting + Sebuah Contoh
  • Menyusun dan Memastikan Proposisi Nilai Pelanggan yang Efektif
  • Menciptakan Nilai bagi Karyawan: Kunci Membangun Tenaga Kerja yang Produktif [Dengan Contoh]
  • Bagaimana Bisnis Menciptakan Nilai bagi Pelanggan [Dengan Contoh]
  • Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham dan Investor [Dengan Contoh]

CARI LEBIH BANYAK

KATEGORI

Analisa keuangan Bisnis Ekonomi Investasi Keuangan Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

Primary Sidebar

TRENDING

  • Values, Attitudes and Lifestyles (VALS): Kategori dan Mengapa Penting
  • Struktur Matriks: Cara Kerja, Keunggulan, Kelemahan 
  • Merealisasikan Ide Bisnis Menjadi Rencana Bisnis: Tujuan, Komponen

TERBARU

  • Memahami Nilai Pelanggan Seumur Hidup: Pentingnya dan Faktor yang Mempengaruhinya
  • Strategi untuk Meningkatkan Nilai Pelanggan Seumur Hidup
  • Proposisi Nilai Pelanggan: Mengapa Itu Penting + Sebuah Contoh

Copyright © 2025 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami