Contents
Diversifikasi adalah sarana di mana perusahaan berusaha untuk memperluas bisnisnya, dengan memperluas cakupan dari yang saat ini ada. Ini dapat dilakukan secara organik, artinya, perusahaan berusaha mengembangkan bisnis/produk baru secara internal; atau anorganik, dimana melibatkan pengambilalihan atau kerjasama strategis dengan pihak lain.
Secara umum, ada tiga kategori diversifikasi, yakni:
- Diversifikasi konsentris
- Diversifikasi horizontal
- Diversifikasi konglomerat
Diversifikasi konsentrik
Diversifikasi konsentrik menghasilkan lini produk baru yang memiliki sinergi dengan lini produk yang ada, baik itu dalam hal teknologi, pemasaran atau fungsi bisnis lainnya. Produk mungkin ditargetkan bagi pelanggan baru, daripada pelanggan yang ada saat ini.
Di sini, perusahaan berusaha mengeksploitasi kompetensi saat ini untuk digunakan di produk baru demi mendapatkan beberapa keuntungan Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memproduksi plester industri mungkin memutuskan untuk melakukan diversifikasi dengan memproduksi plester untuk rumah tangga. Tujuannya adalah membantu perusahaan untuk memanfaatkan bagian pasar yang masih belum tersentuh dan yang memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Diversifikasi horizontal
Dalam hal ini, perusahaan mencari produk baru yang dapat menarik pelanggan saat ini meskipun produk baru secara teknologi tidak terkait dengan lini produknya saat ini. Ini seringkali dilakukan melalui akuisisi, terutama ketika perusahaan ingin menargetkan pertumbuhan yang cepat. Misalnya, perusahaan yang membuat laptop sebelumnya juga dapat memasuki pasar produk ponsel.
Strategi ini tepat jika pelanggan saat ini loyal terhadap produk saat ini dan produk baru memiliki kualitas yang baik, dengan promosi yang kuat dan harga yang masuk akal.
Diversifikasi konglomerat
Diversifikasi ini melibatkan pencarian bisnis baru yang tidak memiliki hubungan dengan teknologi, produk, atau pasar saat ini. Misalnya, jika sebuah perusahaan komputer memutuskan untuk memproduksi makanan, maka perusahaan tersebut sedang mengejar strategi diversifikasi konglomerat.
Dibandingkan dengan dua strategi diversifikasi sebelumnya, strategi konglomerat adalah strategi paling berisiko. Ini karena mungkin mereka tidak mengetahui pasar yang dituju sama sekali, sehingga biasanya biaya penelitian dan pengembangan dan biaya iklan akan lebih tinggi. Selain itu, probabilitas kegagalan jauh lebih besar.