Contents
Biaya marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya yang muncul ketika perusahaan memproduksi satu unit barang lagi. Misalnya, ketika menggunakan satu tenaga kerja lagi, perusahaan melaporkan total biaya yang meningkat dari Rp150 per unit menjadi Rp160 per unit, maka Rp10 (US Rp160 – Rp150) adalah biaya marjinal. Dalam produksi, biaya marjinal menurun ketika perusahaan mencapai skala ekonomi. Ketika terjadi skala disekonomis, ini menyebabkan biaya marjinal naik. Sebagai aturan laba-maksimum, laba akan maksimum ketika biaya marjinal sama dengan pendapatan marjinal.
Seorang produsen tidak akan mau memasok unit tambahan barang jika harga yang dia harapkan diterima dari penjualan lebih rendah dari biaya marjinal memproduksinya. Seorang produsen hanya akan bersedia untuk memasok unit produk tambahan ketika harga yang dia harapkan akan diterima untuk unit tersebut melebihi biaya marjinal karena kelebihan harga di atas biaya marjinal akan berfungsi untuk memenuhi biaya tetap dan berkontribusi pada keuntungan.
Rumus biaya marjinal
Kita dapat menghitung biaya marjinal dengan rumus sebagai berikut:
Biaya marjinal = Perubahan total biaya/Perubahan output
Sebagai contoh, ketika meningkatkan produksi dari 1.000 unit menjadi 2.000 unit, perusahaan mencatatkan kenaikan biaya produksi dari Rp125 juta menjadi Rp175 juta. Dengan demikian, biaya marjinal perusahaan adalah 50.000 = (175.000.000-125.000.000)/(2.000-1.000).
Skala ekonomis dan disekonomis
Menghitung biaya marjinal berguna untuk menentukan apakah laju produksi harus diubah ataukah tidak. Secara umum, ketika volume output meningkat, perusahaan akan mencapai skala ekonomi, yang mana biaya marjinal menurun.
Skala ekonomi dapat berasal dari spesialisasi tenaga kerja dan penggunaan mesin yang lebih efisien. Peningkatan volume output juga memungkinkan produsen untuk memperoleh diskon besar-besaran untuk pembelian bahan mentah.
Namun, akhirnya, di titik tertentu, skala disekonomis akan muncul, di mana biaya meningkat lebih besar dibandingkan dengan peningkatan output. Permasalahan ini biasanya muncul karena misalnya terjadi tumpang tindih pekerjaan, dalam arti, lebih banyak pekerja yang mengoperasikan mesin produksi. Meningkatnya jumlah pekerja juga membuat pekerjaan tidak dapat terkoordinasi dengan baik. Harga bahan baku juga dapat lebih mahal karena persediaan lokal telah habis.
Perusahaan beroperasi pada output optimal ketika biaya marjinal sama dengan total unit biaya rata-rata. Jika kita menggambarkan dalam sebuah grafik, maka bentuk kurva biaya marjinal akan menyerupai huruf U.