Contents
Buying on margin adalah transaksi pasar saham berisiko yang dilaksanakan ketika seseorang mengantisipasi kenaikan di masa depan atau penurunan harga saham. Buying on margin melibatkan pembelian sekuritas tanpa membayarnya dengan segera, sementara short selling terdiri dari penjualan sekuritas yang belum dimiliki seseorang pada tanggal yang telah ditentukan dan untuk harga yang ditentukan.
Contoh buying on margin
Untuk kesederhanaan bagaimana buying margin berfungsi, kita akan mengasumsikan tidak ada biaya bunga yang terlibat.
Misalnya seorang investor yang membeli 200 saham ABC seharga Rp100 per saham. Dia mendanai setengah harga pembelian dengan uangnya sendiri dan setengahnya lagi dia beli dengan fasilitas margin dari broker (50%:50%). Total uang yang dikeluarkan untuk membeli saham tersebut adalah sebesar Rp10.000, sisanya uang dari broker.
Setelah satu tahun, harga saham berlipat ganda menjadi Rp200. Investor menjual sahamnya dan memperoleh uang sebanyak Rp40.000 (200 x Rp200). Dia membayar brokernya sebesar Rp10.000 untuk uang uang yang dipinjamkan sebelumnya.
Pada akhirnya, dia melipatgandakan uangnya, menghasilkan Rp30.000 untuk investasi Rp10.000. Jika dia membeli jumlah saham yang sama langsung menggunakan uangnya sendiri, dia hanya akan menggandakan uangnya, dari Rp20.000 menjadi Rp40.000.
Sekarang pertimbangkan bahwa alih-alih menggandakan uang setelah satu tahun, harga saham turun setengahnya, menjadi Rp50. Investor menjual rugi dan menerima Rp10.000 (200 x Rp50). Karena ini sama dengan jumlah utangnya kepada brokernya, ia kehilangan 100 persen investasinya pada transaksi itu (karena uang Rp10.000 harus dibayarkan ke broker). Seandainya dia tidak menggunakan margin untuk melakukan investasi awalnya (membeli hanya dengan Rp10.000), dia masih akan kehilangan uang, tetapi dia hanya akan kehilangan 50% dari investasinya -Rp5.000 bukannya Rp10.000.
Buying on margin dan short selling
Buying on margin dapat menguntungkan jika harga saham yang dibeli meningkat, karena seseorang kemudian dapat menjual saham ini dengan untung tanpa pernah benar-benar membayarnya. Short selling dapat menghasilkan keuntungan ketika harga saham turun, sehingga memungkinkan untuk membeli saham yang dijual pada tanggal tertentu dengan harga lebih rendah daripada harga jual yang disepakati.
Jika harga berfluktuasi dengan cara selain dari yang diharapkan, buying on margin dan short selling keduanya adalah praktik yang bisa terbukti sangat mahal.