Contents
Apa itu: Derivatif (derivatives) adalah instrumen keuangan yang mana nilai-nya berasal dari satu atau lebih aset dasar. Dengan kata lain, harganya bergantung pada aset yang mendasari. Sehingga, fluktuasi harga dalam aset yang mendasari akhirnya mempengaruhi derivatif.
Aset yang mendasari bisa aset fisik seperti komoditas. Atau mereka adalah aset keuangan seperti saham dan obligasi. Mata uang dan indeks juga biasanya menjadi aset yang mendasari.
Investor membeli derivatif untuk tujuan spekulatif. Mereka mengambil untung dari fluktuasi harga tanpa harus membeli secara langsung aset yang mendasari. Beberapa juga membelinya untuk lindung nilai investasi ketika harga bergerak melawan ekspektasi mereka.
Apa saja contoh derivatif?
Kontrak future adalah contoh derivatif. Kontrak forward, swap dan future adalah contoh lainnya. Mereka kita sebut dengan forward commitment di mana kita mensettle transaksi di pasar spot di masa mendatang. Tapi, persyaratan untuk mensettle transaksi tersebut kita sepakati hari ini. Transaksi bisa berlangsung di bursa atau over-the-counter.
Kemudian, credit default swap (CDS), opsi dan asset‐backed security (ABS) adalah contoh lain. Mereka kita kenal dengan klaim kontinjensi (contingent claims). Pembayaran mereka di masa depan ditentukan oleh aset yang mendasarinya, bergantung beberapa peristiwa masa depan yang tidak pasti. Misalnya, pembayaran credit default swap (CDS) dipicu oleh peristiwa kredit, seperti default pada obligasi yang mendasarinya.
Forward
Kontrak forward adalah kontrak terkustomisasi di mana pihak yang terlibat menyepakati penyelesaian di masa depan untuk aset yang mana harganya disepakati saat kontrak ditandatangani. Satu pihak sebagai penjual dan wajib menjual aset dan pihak lawan sebagai pembeli dan wajib membeli aset. Spesifikasi kontrak tergantung kesepakatan mereka.
Future
Future mirip dengan kontrak forward. Tapi, kontrak future terstandarisasi dan diperdagangkan di bursa. Sementara itu, perdagangan kontrak forward berlangsung di pasar over-the-counter.
Karena alasan tersebut, kontrak future lebih diatur dan lebih transparan. Selain itu, kontrak future umumnya kebal terhadap risiko kredit counterparty, yakni risiko ketika pihak lawan tidak memenuhi kewajibannya.
Swap
Swap adalah kontrak derivatif di mana masing-masing pihak menukar instrumen keuangan atau arus kas selama periode tertentu. Contohnya adalah plain‐vanilla interest rate swap.
Ambil kasus yang disederhanakan. Perusahaan anda meminjam ke bank dan menanggung bunga mengambang. Anda menginginkan bunga tetap karena lebih terprediksi. Kemudian, anda mengambil kontrak swap dengan dealer.
Perusahaan anda melakukan pembayaran suku bunga tetap kepada dealer. Nilainya didasarkan pada pokok nasional swap. Sebagai kompensasi, dealer akan melakukan pembayaran bunga mengambang ke anda, yang mana anda gunakan untuk memenuhi kewajiban ke bank.
Option
Opsi memberi kita hak untuk membeli atau menjual underlying assets. Pada harga berapa kontrak opsi akan dieksekusi tergantung pada harga di masa depan, yang mana ditentukan pada saat kontrak disepakati. Karena mewakili hak, bukan kewajiban, itu mungkin dieksekusi dan mungkin tidak.
Credit default swap (CDS)
Credit default swap (CDS) bekerja mirip dengan asuransi. Misalnya, kita berinvestasi di obligasi. Kemudian, kita membeli CDS untuk melindungi investasi kita dari risiko gagal bayar dengan membayar premi asuransi secara berkala kepada penjual CDS.
Asset‐backed security (ABS)
Efek beragun aset (asset‐backed security atau ABS) adalah efek pendapatan tetap yang pembayarannya berasal dari aset yang disekuritisasi. Penjual ABS mengumpulkan (pool) aset-aset seperti mortgage, tagihan utilitas, piutang dan pinjaman otomotif. Mereka kemudian mengemasnya sebagai efek pendapatan tetap dan menjualnya ke investor. ABS membayar secara rutin dari aliran pendapatan aset-aset yang mendasarinya.
Aset apa saja yang mendasari kontrak derivatif?
Aset yang mendasari kontrak derivatif bervariasi. Mereka mungkin adalah aset fisik. Komoditas adalah contoh umumnya, seperti emas, perak, gas alam, minyak, gandum, dan kopi. Misalnya, kontrak komoditas pertanian dan energi menjadi yang terbesar diperdagangkan, mencakup sekitar 36% dan 31% dari total kontrak derivatif berbasis komoditas di tahun 2020.
Aset keuangan seperti saham dan obligasi juga bisa menjadi aset yang mendasari. Contoh lainnya adalah indeks seperti S&P 500 Futures Index, yang mana diperdagangkan di Globex Chicago Mercantile Exchange. Kemudian, mata uang juga banyak dijadikan sebagai underlying asset untuk kontrak seperti future dan forwards.
Apa tujuan membeli derivatif?
Derivatif berkembang untuk memenuhi dua tujuan utama. Pertama, kita membeli itu untuk tujuan spekulasi. Misalnya, kita membeli kontrak future emas untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga emas tanpa harus membeli emas secara fisik.
Kedua, derivatif memfasilitasi lindung nilai. Misalnya, kita memitigasi risiko pada underlying dengan mengambil kontrak yang nilainya bergerak berlawanan dengan posisi underlying. Misalnya, kita memegang saham dan mengharapkan nilainya naik jangka panjang. Dan untuk melindungi investasi kita akibat fluktuasi harga yang merugikan, kita mengambil kontrak future dengan posisi short. Sehingga, ketika harga saham turun, posisi short memungkinkan kita mendapatkan untung, mengkompensasi kerugian dalam investasi saham yang kita pegang akibat penurunan harga.
Begitu juga, ketika kita berinvestasi di obligasi, kita melakukan lindung nilai dengan membeli credit default swap (CDS). Sehingga, ketika penerbit gagal bayar, kita bisa memulihkan investasi kita.
Siapa pemain utama di pasar derivatif?
Hedger, spekulan dan trader adalah pelaku utama di pasar derivatif. Hedger memegang derivatif untuk membatasi risiko akibat fluktuasi harga di masa depan. Mereka biasanya adalah yang memiliki underlying asset.
Sedangkan, spekulan dan trader bertujuan sama. Mereka membeli kontrak derivatif untuk mengambil untung dari fluktuasi harga tanpa harus membeli underlying asset. Mereka memprediksi ke arah mana harga akan bergerak di masa depan dan mengambil posisi yang sesuai. Misalnya, kita mengambil posisi short dalam kontrak future jika mengantisipasi harga turun di masa depan.
Arbitrageur adalah pemain lainnya di pasar derivatif. Mereka secara bersamaan melakukan transaksi di dua atau lebih pasar. Mereka membeli kontrak dengan harga lebih murah di satu pasar dan menjualnya di pasar lain pada harga yang lebih tinggi.
Di mana derivatif ditransaksikan?
Perdagangan derivatif bisa berlangsung di bursa dan pasar over-the-counter (OTC). Perdagangan di bursa melibatkan transaksi terpusat. Sedangkan, pasar OTC berlangsung secara informal, di mana pihak yang terlibat berkontak langsung untuk mencapai kesepakatan.
Pasar bursa
Apa saja kontrak yang diperdagangkan di bursa? Kontrak future adalah contohnya. The National Stock Exchange of India tercatat sebagai bursa derivatif terbesar di tahun 2021 berdasarkan jumlah kontrak yang diperdagangkan, diikuti oleh B3 S.A. – Brasil, Bolsa, Balcão sebelumnya BM&FBOVESPA. Kemudian, ada CME group dan Intercontinental Exchange.
Perdagangan di bursa memberikan beberapa keuntungan daripada over-the-counter. Pertama, kontrak adalah terstandarisasi. Kedua, pasar biasanya lebih likuid karena melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi. Ketiga, perdagangan didukung oleh lembaga kliring untuk penyelesaian transaksi. Mereka memberikan jaminan kredit kepada pelaku pasar. Keempat, transaksi lebih transparan karena transaksi diungkapkan kepada badan pengatur.
Pasar over-the-counter (OTC)
Pasar over-the-counter (OTC) melibatkan kesepakatan langsung antara pihak yang terlibat tanpa pasar terpusat. Mereka berdagang secara informal untuk mengatur transaksi. Kontrak forward, misalnya, ditransaksikan di pasar ini.
Pasar over-the-counter menawarkan beberapa manfaat. Pertama, privasi adalah keuntungan pertama. Transaksi tidak harus dilaporkan ke badan pengatur. Sehingga, pasar OTC menawarkan lebih banyak privasi. Kedua, pasar OTC juga menawarkan fleksibilitas. Pemain bisa mengkustomisasi kontrak sesuai kebutuhan mereka dan mencari pihak lawan. Ketiga, pasar OTC kurang diatur. Itu kontras dengan perdagangan di bursa, yang mana harus mematuhi peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh badan pengatur.
Meskipun demikian, pasar OTC mungkin kurang likuid daripada bursa – meski tidak selalu. Selain itu, sejak krisis 2008, pasar ini mulai diawasi lebih ketat untuk membuat pasar derivatif lebih aman dan lebih kuat.