Contents
Apa itu: Deregulasi (deregulation) merujuk pada mengurangi atau menghilangkan aturan yang menghambat kegiatan ekonomi tertentu. Itu terutama untuk mempromosikan persaingan dan pasar bebas.
Tren deregulasi berkembang sebagai akibat dari tren baru dalam pemikiran ekonomi tentang ketidakefisienan regulasi pemerintah. Kritikus menganggap regulasi merugikan konsumen dan perekonomian secara lebih luas. Alokasi sumber daya ekonomi tidak efisien karena rendahnya persaingan. Sebagai alternatif, mereka memandang deregulasi sebagai salah satu jalan untuk mempromosikan persaingan dan memperbaiki efisiensi di dalam perekonomian.
Namun, disisi lain, pengkritik berargumen deregulasi berlebihan justru my memunculkan berbagai masalah alih-alih menyelesaikan masalah.
Contoh deregulasi
Deregulasi dapat mengambil banyak spektrum dan aspek di dalam perekonomian. Contoh deregulasi termasuk:
- Menghilangkan kontrol harga. Kebijakan kontrol harga menghasilkan kerugian bobot mati di dalam perekonomian.
- Mengeliminasi hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota. Itu membuka lebih banyak persaingan asing.
- Mengurangi hambatan aliran modal. Investasi langsung asing penting untuk mendorong persaingan, inovasi, transfer teknologi dan pengetahuan di dalam perekonomian.
- Beralih dari sistem nilai tukar tetap ke nilai tukar mengambang. Di bawah nilai tukar tetap, pemerintah mendevaluasi nilai tukar mata uang domestik untuk membuat produk ekspor lebih murah. Keunggulan semacam itu mendisinsentif produsen domestik untuk lebih efisien dan menurunkan biaya produksi.
- Pemotongan subsidi untuk perusahaan. Subsidi terkadang memberi keuntungan bagi beberapa perusahaan dan menempatkan perusahaan lain pada posisi yang tidak menguntungkan. Itu menghasilkan persaingan yang tidak adil.
- Mengurangi peraturan, persyaratan perizinan, dan hambatan lain untuk menjalankan bisnis. Kompleksitas peraturan dan birokrasi membuat pengusaha enggan untuk mendirikan perusahaan baru.
Alasan deregulasi
Empat alasan mendasar dari deregulasi adalah:
- Mempromosikan persaingan
- Mengurangi biaya menjalankan bisnis
- Memaksimalkan kesejahteraan ekonomi
- Alasan regulasi tidak lagi relevan
Mempromosikan persaingan
Pemerintah berusaha untuk menghilangkan hambatan persaingan dan menciptakan lingkungan persaingan yang adil bagi sektor swasta. Pasar yang kompetitif berkontribusi terhadap inovasi dan produktivitas di dalam perekonomian sehingga mendorong alokasi sumber daya ekonomi yang lebih efisien.
Mengurangi biaya menjalankan bisnis
Pemerintah menghilangkan peraturan yang mengganggu kemampuan pengusaha untuk mendirikan bisnis. Peraturan yang lebih sedikit dan lebih sederhana mengurangi biaya untuk menjalankan bisnis.
Reformasi peraturan dan birokrasi membuat para pebisnis semakin tertarik untuk masuk ke pasar, meningkatkan persaingan. Persaingan yang lebih ketat dan adil mendorong produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Sebagai hasilnya, produk lebih beragam dan harga lebih rendah.
Memaksimalkan kesejahteraan ekonomi
Regulasi seperti kontrol harga memunculkan kerugian bobot mati, yakni kesejahteraan ekonomi yang hilang akibat pasar tidak beroperasi secara kompetitif. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kesejahteraan, pemerintah seharusnya mengeliminasi intervensi semacam itu.
Alasan awal regulasi tidak lagi relevan
Pemerintah mengizinkan monopoli di beberapa industri untuk menghasilkan harga yang lebih rendah. Industri seperti listrik memiliki proporsi biaya tetap yang sangat signifikan. Oleh karena itu, untuk menurunkan biaya rata-rata, industri membutuhkan sedikit pemain dan bahkan hanya satu pemain. Dengan begitu, pemonopoli dapat meraih skala ekonomi yang lebih tinggi untuk menurunkan biaya dan harga jual. Pemerintah kemudian meregulasi beberapa industri untuk membatasi potensi penyalahgunaan pasar oleh pemonopoli.
Namun, transformasi pasar membuat regulasi tidak efektif. Misalnya, kemajuan teknologi dan teknis menurunkan biaya di beberapa industri di bawah monopoli alami seperti ketenagalistrikan dan telekomunikasi. Perusahaan dapat mencapai harga yang rendah meski dengan skala ekonomi yang lebih rendah daripada sebelumnya. Itu membuat alasan awal dari monopoli alami tidak lagi berlaku.
Keuntungan deregulasi
Deregulasi penting untuk mempromosikan persaingan dan mengalokasikan sumber daya ekonomi secara lebih efisien. Adapun, keuntungan lainnya dari deregulasi adalah:
- Mengurangi biaya menjalankan bisnis
- Mengurangi perilaku koruptif pejabat
- Menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen
- Meningkatkan kesejahteraan ekonomi jangka panjang
Alokasi sumber daya lebih efisien
Eliminasi intervensi pemerintah mempromosikan persaingan yang lebih sehat dan adil bagi perusahaan. Secara umum, persaingan adalah pendorong efisiensi, inovasi produk dan harga yang lebih rendah.
Hambatan masuk menurun, memungkinkan perusahaan baru memasuki pasar dan mengurangi kekuatan monopoli. Persaingan baru menurunkan harga kepada konsumen dengan memaksa perusahaan yang tidak efisien keluar dari pasar.
Beberapa ekonom percaya deregulasi merangsang pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan mendorong efisiensi alokasi sumber daya ekonomi. Mekanisme pasar akan menuntun mereka untuk menghasilkan produk yang paling menguntungkan dan memuaskan konsumen.
Bisnis akan berusaha memproduksi barang dan jasa untuk mencapai keunggulan kompetitif. Mereka akan berproduksi seefisien mungkin sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan menawarkan harga rendah.
Disisi lain, mereka juga dapat mendorong inovasi untuk menciptakan produk yang unik. Mereka dapat membebankan harga premium dan menjualnya ke konsumen yang lebih sadar kualitas.
Di sisi lain, kekuatan permintaan akan menyeleksi bisnis. Perusahaan yang tidak efisien dan tidak dapat memuaskan konsumen berada pada posisi ketidakunggulan. Jika tidak dapat mentransformasi strategi mereka, pasar akan memaksa mereka keluar.
Mengurangi biaya menjalankan bisnis
Deregulasi memudahkan pengusaha untuk menjalankan bisnis. Mereka secara lebih independen dapat menentukan proses operasional dan kepentingan strategis mereka. Mereka dapat meluncurkan produk baru, menetapkan harga, memperluas pasar, mengakuisisi aset modal tanpa harus terlibat dalam perizinan yang rumit.
Peraturan pemerintah seringkali menciptakan biaya birokrasi yang berlebihan. Perusahaan seringkali mengeluarkan banyak biaya untuk mematuhi aturan yang dianggap tidak perlu. Misalnya, di Amerika Serikat, biaya untuk mematuhi peraturan mencapai lebih dari $1,9 triliun setahun di 2018. Itu setara setara dengan 10% dari produk domestik bruto negara tersebut.
Oleh karena itu, deregulasi menjadi jalan untuk mengurangi biaya semacam itu. Perusahaan dapat menggunakan uang untuk investasi modal alih-alih mengeluarkan biaya untuk peraturan yang tidak penting.
Ketika investasi meningkat, tidak hanya kapasitas produksi yang menjadi lebih besar, perusahaan juga menciptakan lebih banyak pekerjaan. Itu kemudian menghasilkan efek riak di seluruh perekonomian.
Ketika tingkat pengangguran turun, rumah tangga memiliki lebih banyak uang. Mereka kemudian membelanjakanna ke produk dan jasa. Peningkatan permintaan mendorong bisnis meningkatkan produksi lebih lanjut. Dan, itu berarti lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat.
Mengurangi perilaku koruptif pejabat
Regulasi seringkali memunculkan perilaku koruptif di kalangan para pejabat. Distorsi kebijakan memiliki korelasi yang kuat dengan korupsi. Bisnis yang memiliki kekuatan monopoli berusaha untuk mengamankan posisi mereka. Mereka kemudian menyuap pejabat untuk meluncurkan kebijakan yang mendukung posisi mereka.
Selain itu, pejabat seringkali juga memanfaatkan regulasi untuk kepentingan diri mereka sendiri. Misalnya, kepala negara dapat memanfaatkan regulasi untuk mendukung kepopuleran mereka menjelang pemilihan umum. Mereka dapat mengambil kebijakan populis seperti tidak menaikkan harga jual listrik atau menetapkan kenaikan tinggi upah minimum.
Menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, deregulasi mempromosikan lebih banyak persaingan di pasar. Bisnis mengembangkan keunggulan kompetitif untuk memuaskan konsumen. Untuk melakukannya, mereka dapat menawarkan harga yang lebih rendah dengan kualitas standar. Alternatifnya, mereka dapat mengembangkan produk yang unik, memungkinkan mereka mengenakan harga lebih tinggi dan memuaskan konsumen.
Persaingan semacam itu pada akhirnya akan mengarah pada pasokan produk yang lebih berkualitas, bervariasi dan lebih murah. Konsumen akhirnya memiliki lebih banyak pilihan. Mereka yang sadar anggaran dapat memilih produk yang murah. Sedangkan, mereka yang sadar kualitas dapat memilih produk yang terdiferensiasi.
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi jangka panjang
Selain meningkatkan pilihan konsumen, deregulasi juga mengembalikan kesejahteraan ekonomi yang hilang akibat peraturan pemerintah. Ambil contoh kontrol harga.
Peraturan semacam itu mengurangi surplus konsumen dan produsen. Namun, surplus yang hilang tidak ditangkap oleh salah satu pelaku ekonomi, baik individu, bisnis maupun pemerintah. Akibatnya, kesejahteraan ekonomi hilang (dalam ilmu ekonomi, kita menyebutnya sebagai kerugian bobot mati).
Kelemahan deregulasi
Para pengkritik berpendapat bahwa deregulasi yang berlebihan menghasilkan efek negatif seperti:
- Penguasaan ekonomi oleh segelintir orang
- Penurunan kualitas produk
- Meningkatkan risiko sistemik sistem keuangan
- Meningkatkan biaya eksternalitas negatif
- Layanan esensial menjadi eksklusif
Penguasaan sumber daya ekonomi oleh lebih sedikit orang
Pemilik modal menguasai perekonomian. Peta persaingan seperti alam rimba, di mana yang kuat secara ekonomi memangsa yang lemah. Pemilik modal menguasai pasar, memiliki kekuatan pasar, dan mengontrol perekonomian.
Ketika telah menguasai perekonomian, mereka bertindak untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, ketika menguasai pasar, mereka berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk.
Penurunan kualitas produk
Pemerintah mengeluarkan sejumlah peraturan untuk melindungi konsumen, termasuk melalui standar kesehatan, keamanan produk, dan proteksi privasi konsumen.
Deregulasi juga dapat menghasilkan standar layanan yang lebih rendah. Karena peraturan dilonggarkan, bisnis berusaha untuk memotong biaya dan menghapus fitur esensial untuk memaksimalkan keuntungan. Itu tentu saja merugikan pada konsumen.
Meningkatkan risiko sistemik sistem keuangan
Beberapa institusi mungkin akan cenderung tidak peduli dengan risiko, selagi mereka masih untung. Mereka mengambil risiko yang berlebihan dengan menciptakan instrumen dan praktik keuangan yang inovatif.
Mereka meningkatkan eksposur terhadap instrumen keuangan lain yang tidak diatur. Misalnya, bank-bank mengemas ulang pinjaman dan hipotik sebagai sekuritas atau derivatif. Kurangnya regulasi yang efektif dan spekulasi pada akhirnya menghasilkan krisis keuangan, seperti yang terjadi selama depresi hebat 2007-2008.
Meningkatkan biaya eksternalitas negatif
Regulasi penting untuk membatasi eksternalitas negatif. Bisnis saling berlomba untuk meraih keuntungan. Karena regulasi lemah, mereka tidak terlalu peduli terhadap eksternalitas negatif yang mereka hasilkan seperti polusi dan limbah. Perilaku eksploitatif terhadap sumber daya alam juga muncul ketika tidak ada regulasi.
Di sistem keuangan, dampak sistemik lembaga keuangan juga menghasilkan bailout yang signifikan. Misalnya, krisis 2008 memaksa pemerintah Amerika Serikat meluncurkan Troubled Asset Relief Program (TARP) senilai $700 miliar untuk membeli aset beracun dari bank. Dana talangan semacam itu berasal dari uang pembayar pajak, yang mana mungkin tidak menikmati layanan bank-bank tersebut.
Layanan esensial menjadi eksklusif
Beberapa layanan esensial seperti kesehatan dan utilitas menjadi mahal. Meski pemerintah membuka persaingan di sektor tersebut, namun, mungkin hanya beberapa perusahaan baru yang bersedia masuk. Selain investasi modal yang besar, sektor semacam itu juga memiliki risiko tinggi. Hasilnya, hanya beberapa perusahaan yang bersedia beroperasi.
Karena sedikit perusahaan, pasar mengarah pada oligopoli alih-alih persaingan monopolistik atau persaingan sempurna. Para pemain menguasai pasar. Karena motif utama mereka adalah keuntungan, mereka memanfaatkan kekuatan monopoli untuk menetapkan harga tinggi untuk layanan mereka. Pada akhirnya, hanya mereka yang mampu membayar yang dapat menggunakan layanan.