Contents
Industrialisasi membawa efek positif dan negatif. Selama industrialisasi, sektor manufaktur menikmati peningkatan pesat output. Itu juga menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan di dalam perekonomian seiring dengan upaya meningkatkan nilai tambah output sektor primer. Tapi, industrialisasi juga telah mengakibatkan lebih banyak populasi, urbanisasi, dan tekanan terhadap masalah sosial dan lingkungan.
Baiklah, mari kita dalami satu per satu efek positif dan negatif industrialisasi.
Efek positif industrialisasi
Barang yang tersedia secara melimpah dan beragam
Barang tersedia lebih melimpah dan lebih beragam. Industrialisasi memungkinkan kita memiliki lebih banyak barang yang dapat dibeli dengan harga terjangkau. Manufaktur meningkatkan produksinya secara signifikan. Mesin membantu pekerja lebih produktif, menghasilkan lebih banyak barang daripada sebelumnya.Sehingga, harga bisa turun karena output meningkat pada skala yang besar.
Di sisi lain, kita juga dapat menikmati barang yang lebih beragam. Berbagai bisnis manufaktur berkembang selama industrialisasi. Riset dan pengembangan memunculkan inovasi baru, tidak hanya terkait dengan proses produksi tapi juga produk.
Lebih banyak kesempatan kerja
Industrialisasi memacu berbagai bisnis untuk berkembang. Ketika permintaan input manufaktur meningkat signifikan, berbagai bisnis di sektor primer bermunculan. Jika sebelumnya mengandalkan bisnis skala kecil, perusahaan besar mulai menggarap sektor primer. Contohnya adalah perusahaan agribisnis, yang mana memiliki rantai pasokan dari hulu hingga hilir.
Di sisi lain, sektor tersier juga berkembang. Sektor manufaktur membutuhkan berbagai jasa dari bisnis di sektor ini. Misalnya, untuk meningkatkan keahlian pekerja, mereka membutuhkan jasa pelatihan. Contoh lainnya adalah bisnis transportasi, logistik, pergudangan, perdagangan besar dan ritel; yang mana mereka berperan penting untuk mengantarkan output perusahaan ke konsumen.
Produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi
Mesin membantu pekerja menghasilkan lebih banyak output dan lebih cepat daripada mengerjakannya secara manual. Itu semakin signifikan karena, pada saat yang sama, teknologi dan teknik produksi berkembang lebih maju.
Selanjutnya, spesialisasi dan pembagian kerja memungkinkan pekerja semakin ahli dalam mengerjakan tugas harian mereka. Mereka fokus pada tugas spesifik, memudahkan mereka untuk belajar dari pengalaman tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan lebih cepat.
Meningkatnya pendapatan nasional
Bisnis manufaktur menambahkan nilai ke output sektor primer dengan mengolah mereka menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Itu membuat kontribusi mereka terhadap produk domestik bruto meningkat.
Ekspansi pemanufaktur juga menciptakan lebih banyak pekerjaan. Mereka merekrut tenaga kerja lebih banyak. Selain itu, permintaan juga datang dari bisnis pendukung bagi sektor manufaktur, terutama di sektor jasa. Itu pada akhirnya membawa lebih banyak kesempatan pekerjaan dan pendapatan di dalam perekonomian.
Meningkatnya standar hidup
Masyarakat dapat mengakses ke barang yang murah dan bervariasi. Mereka mendapatkan barang yang dibutuhkan untuk membantu kehidupan mereka lebih mudah dan produktif. Selain itu, urbanisasi juga memungkinkan orang-orang untuk memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan pendidikan atau kesehatan.
Di sisi lain, ekspansi manufaktur menciptakan lebih banyak pendapatan bagi rumah tangga. Mereka mendapatkan upah yang lebih tinggi daripada yang didapatkan di sektor primer. Mereka dapat menggunakannya untuk membeli barang dan berinvestasi pada pendidikan dan pelatihan.
Perbaikan neraca perdagangan
Produk primer atau komoditas memiliki nilai tambah yang rendah sehingga dijual murah di pasar luar negeri. Mereka juga lebih volatil dan rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional.
Sebaliknya, produk manufaktur memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Sehingga, mereka dapat dijual pada harga yang lebih tinggi di pasar internasional, mengarah pada lebih banyak pendapatan ekspor bagi perekonomian.
Peningkatan output manufaktur juga menguntungkan bagi nilai tukar. Produksi dalam negeri dapat lebih memenuhi permintaan di pasar domestik, mengurangi ketergantungan terhadap impor. Impor yang lebih terbatas menghemat devisa. Itu akhirnya membantu meningkatkan neraca perdagangan.
Lebih banyak tenaga kerja berkualitas
Spesialisasi mendorong pekerja untuk menjadi profesional, tenaga kerja khusus atau ahli di area fungsional mereka. Mereka mencapainya misalnya dengan mengikuti pelatihan atau meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Itu membantu mereka meningkatkan posisi tawar ketika melamar pekerjaan baru, memungkinkan mereka memperoleh gaji yang lebih tinggi. Meskipun demikian, efek ini dapat bervariasi antar industri manufaktur dan pekerjaan.
Efek negatif industrialisasi
Meningkatnya permasalahan sosial di perkotaan
Populasi kota semakin pada seiring dengan urbanisasi. Misalnya, pada awal abad 18, penduduk kota di Inggris mencakup sekitar 20% total populasi. Persentase tersebut kemudian melonjak menjadi 50% di pertengahan abad ke 19 akibat revolusi industri.
Di kota, meski orang memiliki kesempatan ekonomi yang lebih baik, tapi semakin padatnya populasi juga memunculkan permasalahan lainnya seperti akses terhadap perumahan dan masalah sosial lainnya.
Beberapa orang datang ke kota tanpa keahlian yang memadai. Mereka menganggur dan membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Itu mungkin dapat mengarah pada meningkatnya kriminalitas di perkotaan.
Pencemaran lingkungan
Masalah lingkungan seperti sampah muncul di perkotaan. Dengan populasi yang padat, sampah menumpuk setiap hari dan tanpa membangun sistem pengolahan sampah yang memadai, itu memunculkan berbagai masalah terhadap lingkungan, seperti polusi air.
Selain itu, peningkatan emisi gas rumah kaca – baik datang dari sektor manufaktur maupun rumah tangga – juga menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Misalnya, karbon dioksida atmosfer global sudah mencapai 315 ppm pada tahun 1858, meningkat dari 280 ppm sebelum Revolusi Industri dimulai pada pertengahan 1700-an.
Penipisan sumber daya alam
Industrialisasi mengarah pada peningkatan permintaan terhadap sumber daya alam sebagai bahan baku. Dengan pertumbuhan manufaktur yang pesat, itu menyebabkan perilaku eksploitatif, membuat sumber daya alam semakin menipis dan merusak kelestarian lingkungan.
Itu kemudian memunculkan pendekatan hijau sebagai solusi. Itu menekankan pada upaya untuk melestarikan sumber daya alam sambil meningkatkan perekonomian secara berkelanjutan.
Kesenjangan kekayaan
Pemilik modal menikmati keuntungan dari meningkatnya aktivitas manufaktur dan jasa lainnya. Mereka menggunakan uang mereka untuk mendirikan bisnis atau menginvestasikan uang mereka di berbagai surat berharga perusahaan seperti saham pemanufaktur. Akhirnya, uang mereka menghasilkan lebih banyak uang.
Sebaliknya, pekerja lebih banyak berpikir tentang bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk setiap pendapatan yang mereka terima. Mereka lebih sulit untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk investasi sebagaimana pemilik modal. Akhirnya, uang mereka habis untuk pengeluaran sehari-hari tanpa bisa menghasilkan lebih banyak uang.
Meningkatnya pengangguran struktural di sektor pertanian
Urbanisasi mengakibatkan depopulasi daerah pedesaan. Itu memunculkan masalah di sektor pertanian karena sulit untuk merekrut pekerja yang cukup.
Industrialisasi juga membawa mekanisasi ke sektor pertanian menggantikan buruh tani. Beberapa buruh tani menganggur dan kesulitan untuk mengupgrade keahlian mereka sesuai permintaan pasar, membuat mereka menjadi pengangguran struktural.
Peningkatan impor untuk bahan baku, komponen, dan barang modal
Industrialisasi berkontribusi memperbaiki neraca perdagangan jika sumber daya tersedia melimpah di dalam perekonomian domestik. Jika tidak, itu meningkatkan permintaan terhadap impor bahan baku dan komponen.
Begitu juga, jika industrialisasi tidak diarahkan untuk membangun rantai pasokan yang terintegrasi di dalam perekonomian, itu juga menyebabkan peningkatan impor barang modal. Industri domestik tidak cukup untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Penyebabnya mungkin karena transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang terhambat.
Efek investasi asing yang negatif
Industrialisasi mungkin lebih banyak didorong oleh investasi asing langsung daripada investasi langsung domestik. Meski menciptakan pekerjaan dan pendapatan bagi pekerja lokal, perusahan multinasional mentransfer sebagian keuntungan ke pemilik di negara asal.
Selain itu, lebih banyak pemain asing seperti multinasional meningkatkan persaingan dan mengurangi kesempatan bisnis lokal untuk berkembang karena permodalan yang lebih terbatas.
Selanjutnya, jika kondisi perekonomian atau politik memburuk, investor asing dapat menarik investasinya. Jika perekonomian domestik lebih banyak tergantung pada investasi asing, aliran keluar tersebut meningkatkan peluang krisis nilai tukar.
Eksploitasi pekerja
Kondisi kerja yang menyedihkan dan perekrutan tenaga kerja di bawah umur dapat menjadi praktik yang umum selama industrialisasi. Permintaan tenaga kerja yang signifikan membuat pekerja tidak memiliki daya tawar. Apalagi, sistem peraturan dan organisasi ketenagakerjaan juga seringkali belum berkembang.
Memang pabrik dapat menghasilkan lebih banyak output dan menikmati skala ekonomi yang lebih besar. Tapi, itu mengharuskan pekerja untuk menghabiskan banyak waktu mereka di dalam pekerjaan dengan kondisi yang menyedihkan dan berbahaya. Mereka harus melakukan tugas rutin dan sama berkali-kali, mirip seperti robot yang ditugaskan untuk sebuah pekerjaan. Akhirnya, itu memunculkan stres dan antara pekerja di pabrik.
Lebih sedikit waktu untuk keluarga
Berkembangnya pabrik-pabrik membuat sebagian besar pekerja laki-laki pindah ke kota. Mereka mengharapkan kesempatan ekonomi yang lebih baik, meski realitanya mungkin tidak sesuai dengan harapan. Pekerjaan pabrik membuat mereka lelah dan dan stress, membuat mereka sulit untuk menikmati waktu untuk bersantai dan kehidupan keluarga setelah kembali dari pekerjaan.