Contents
Apa itu: Mazhab ekonomi Austria (Austrian school of economics) adalah mazhab ekonomi yang menekankan pada individualisme, subjektivisme, biaya peluang dan preferensi waktu dalam konsumsi dan investasi.
Ekonom Austria menggunakan penalaran logis dan deduktif. Mereka memandang nilai subyektif agen ekonomi sebagai penyebab akhir dari semua hasil ekonomi. Mereka berbagi pandangan dengan sekolah neoklasik tetapi lebih berfokus pada uang dan pemerintah.
Dikenal juga dengan istilah Mazhab Ekonomi Austria atau Sekolah Austria.
Ekonom Austria percaya ilmu ekonomi adalah disiplin apriori. Fenomena ekonomi dapat dijelaskan melalui penalaran atau pengetahuan yang dihasilkan dari deduksi teoritis alih-alih dari pengamatan atau pengalaman.
Pengetahuan dan keyakinan menentukan penilaian dan pilihan individu. Konsekuensi dari setiap pilihan mempengaruhi berbagai fenomena ekonomi. Oleh karena itu, untuk menjelaskan fenomena tersebut, ekonom seharusnya menggali lebih dalam tentang penilaian dan pilihan semacam itu, bukannya menggunakan pengamatan, hipotesis dan model.
Pemikiran-pemikiran mazhab ekonomi Austria
Dalam artikel ini, saya akan membahas beberapa kontribusi penting mazhab ekonomi Austria seperti:
- Harga dan utilitas
- Metodologi
- Biaya peluang
- Suku bunga dan harga barang modal
- Inflasi
Harga dan utilitas marginal
Ekonom Austria memandang nilai ekonomi barang dan jasa bersifat subjektif. Itu tidak hanya untuk barang dan jasa anda konsumsi, tetapi juga untuk input bagi proses produksi seperti barang modal dan bahan baku.
Sebuah barang berharga bagi anda, tetapi tidak untuk kolega anda. Penilaian subjektif semacam itu menentukan permintaan dan harga dari barang dan jasa. Ketika konsumen menganggap barang bernilai rendah, mereka membeli lebih sedikit dan karena itu, harganya seharusnya rendah.
Pandangan tersebut kontras dengan ekonom klasik yang memandang harga adalah fungsi dari biaya produksi. Begitu juga, ekonom neoklasik memandang harga tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Kedua kekuatan berinteraksi dan menentukan harga ekuilibrium.
Kemudian, Mazhab Austria memandang ketika jumlah barang meningkat, nilai subyektifitas setiap barang tambahan menurun. Konsep inilah yang menjadi landasan utilitas marjinal yang semakin berkurang.
Ludwig von Mises kemudian menggunakannya untuk menjelaskan fenomena moneter. Ketika jumlah uang meningkat, nilainya semakin menurun.
Biaya peluang
Biaya peluang mewakili alternatif berikutnya yang anda korbankan ketika mengambil sebuah pilihan dan keputusan. Individu menggunakan penilaian subyektifitas untuk setiap pilihan aktivitas ekonomi, baik dalam konsumsi maupun produksi. Ketika memilih salah satu, penilaian subjektif tersebut menuntun mereka untuk mengambil pilihan yang terbaik, diukur dalam kaitannya dengan nilai alternatif terbaik berikutnya.
Suku bunga dan harga modal
Eugen Böhm von Bawerk mengembbangkan gagasan ekonomi Austrian tentang suku bunga. Menurutnya, preferensi waktu adalah faktor penentu suku bunga. Keputusan subjektif menuntun individu kapan mereka harus membelanjakan uang, apakah saat ini atau di masa depan.
Jika individu lebih suka membelanjakan uang di masa depan, mereka akan menabungnya. Itu mengarah pada peningkatan tingkat tabungan dan penurunan suku bunga di dalam perekonomian. Sebagai hasilnya, perekonomian menyediakan lebih banyak kekayaan untuk proyek bisnis baru.
Selanjutnya, Böhm-Bawerk menyatakan nilai produktivitas dari barang modal masa depan menentukan harga mereka. Oleh karena itu, untuk menghitung harga mereka saat ini, kita mendiskontokannya dengan tingkat bunga. Nilai produktif masa depan tersebut mengikuti pertimbangan subjektif preferensi waktu, yang mana menentukan penawaran dan permintaan barang modal.
Inflasi
Ekonom Austria menjelaskan fenomena inflasi melalui konsep utilitas marginal yang semakin berkurang. Ketika pasokan uang bertambah, nilainya semakin menurun.
Pada awalnya, tambahan pasokan dapat memenuhi beberapa tujuan penting. Namun, peningkatan berikutnya hanya memenuhi tujuan yang kurang penting. Situasi tersebut berlangsung untuk setiap tambahan pasokan uang. Sehingga, jika pasokan uang terus tumbuh, nilai uang akan semakin menurun.
Keyakinan Mazhab Austria tentang siklus bisnis
Ekonom Austria percaya bahwa intervensi pemerintah yang salah arah menyebabkan siklus bisnis. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah memangkas suku bunga ke tingkat yang lebih rendah secara artifisial. Suku bunga yang terlalu rendah menyebabkan perusahaan mengakumulasi terlalu banyak peralatan. Itu menggeser permintaan agregat ke kanan dan menciptakan kesenjangan inflasi dalam perekonomian.
Begitu perusahaan menyadari bahwa mereka telah menghabiskan uang terlalu banyak, mereka tiba-tiba akan berhenti berinvestasi. Penurunan mendadak dalam pengeluaran investasi menekan permintaan agregat. Itu secara dramatis menggeser kurva permintaan agregat ke kiri. Situasi ini kemudian menyebabkan kontraksi di seluruh ekonomi.
Sebagai kesimpulan, intervensi pemerintah menyebabkan boom dan bust dalam perekonomian. Untuk mengembalikan ekonomi ke keseimbangan baru, ekonom Austria berpendapat bahwa semua harga, termasuk upah, harus turun. Untuk menghindari siklus boom-and-bust, para ekonom Austria, karenanya, melihat tidak perlu intervensi pemerintah.
Perbedaan pandangan sekolah Ekonomi Austria dan Mazhab Neoklasik
Mazhab ekonomi Austria dan mazhab ekonomi Chicago (neoklasik) berbagi kesamaan tentang intervensi pemerintah. Keduanya menekankan pasar bebas dan melihat intervensi pemerintah hanya akan menghasilkan keadaan yang tidak lebih baik. Tapi, dalam beberapa aspek lain, kedua aliran pemikiran tersebut sama sekali berbeda.
Dalam pandangan pemikiran Neoklasik, uang tidak perlu. Karena, untuk mencapai ekuilibrium umum, pertukaran barang dan jasa dapat berlangsung melalui barter. Juga, peran pemerintah tidak ada karena ekonomi dapat menuju ekuilibrium yang baru dengan sendirinya.
Ekonom neoklasik tidak memiliki teori yang terkait dengan siklus bisnis. Mereka hanya mengutip teori penghancuran kreatif (creative destruction) Schumpeter sebagai sumber siklus.
Sebaliknya, ekonom Austria memandang intervensi pemerintah yang salah arah sebagai penentu siklus bisnis. Selama pelemahan ekonomi, pemerintah dapat mempengaruhi ekonomi melalui adopsi kebijakan moneter ekspansif.
Intervensi dapat menyebabkan tabungan dan investasi tidak seimbang, yang mana mengakibatkan proyek-proyek investasi salah arah dan pada akhirnya terbukti tidak berkelanjutan. Jadi, ekonom Austria memandang intervensi pemerintah tidak diperlukan.
Kritik terhadap keyakinan siklus bisnis mazhab Austria
Pertama, siklus bisnis tidak hanya terjadi karena guncangan dari sisi permintaan tetapi juga penawaran. Kejutan pasokan agregat jangka pendek dapat menyebabkan ekonomi berfluktuasi di sekitar output potensialnya.
Stagflasi selama tahun 1970 adalah contoh guncangan sisi penawaran agregat. Kenaikan harga minyak meningkatkan biaya produksi berbagai industri. Karena digunakan oleh sebagian besar industri, mulai dari transportasi hingga plastic, kenaikan harga tersebut memicu stagnasi perekonomian dan inflasi yang melonjak di Amerika Serikat.
Kedua, Depresi Hebat selama tahun 1930-an juga membantah pemikiran ekonomi Austrian. Pandangan Keynes terbukti lebih manjur untuk keluar dari situasi tersebut. Keynes memandang Depresi memerlukan intervensi pemerintah karena perekonomian tidak akan kembali menuju ekuilibrium dengan sendirinya.
Dalam situasi tersebut, rumah tangga dan bisnis tidak bersedia untuk meningkatkan konsumsi dan investasi. Keputusan pengeluaran mereka tergantung pada kondisi keuntungan, pendapatan dan pekerjaan; yang mana semuanya itu berkorelasi dengan kondisi perekonomian. Oleh karena itu, alternative yang mungkin adalah melalui pengeluaran pemerintah.
Keynes memandang beberapa pengeluaran pemerintah adalah kebijakan diskresioner. Itu tidak tergantung pada kondisi perekonomian, melainkan pada kebijaksanaan pemerintah.
Ekonom terkenal mazhab ekonomi Austria
Sekolah ekonomi Austria mulai berkembang pada tahun 1871 melalui penerbitan buku Principles of Economics oleh Carl Menger. Eugen Böhm von Bawerk dan Friedrich von Wieser kemudian mengikuti kontribusi Menger. Ketiganya dikenal sebagai gelombang pertama mazhab Austria.
Eugen Böhm von Bawerk mengembangkan teori modal dengan menggunakan tanah dan tenaga kerja sebagai faktor asli produksi. Rekannya, Friedrich von Wieser, kemudian mengembangkan teori imputasi dan teori biaya peluang.
Generasi terkenal berikut adalah Ludwig von Mises dan Friedrich von Hayek. Mereka berbagi pandangan tentang sekolah neoklasik tetapi berfokus pada dua topik utama yaitu uang dan pemerintah.
Ludwig von Mises kemudian menerapkan konsep utilitas marginal pada uang melalui bukunya Theory of Money and Credit (1912). Dia berpandangan bahwa tambahan pasokan uang hanya akan menurunkan nilainya karena utilitas marginal dari uang menurun. Setiap ekstra tambahan uang dapat kita gunakan untuk tujuan tambahan, meski tidak terlalu mendesak daripada tujuan sebelumnya.
Berikut 10 buku penting dari ekonom Austrian, menurut Econlib.org:
- Carl Menger, Principles of Economics, 1871.
- F. A. Hayek, Individualism and Economic Order, 1948 and Ludwig von Mises, Human Action, 1949.
- Israel Kirzner, Competition and Entrepreneurship, 1973.
- Lawrence H. White, Free Banking in Britain, 1984. Published with Cambridge
- Gerald P. O’Driscoll and Mario Rizzo, The Economics of Time and Ignorance, 1985.
- Don Lavoie, Rivalry and Central Planning, 1985.
- Peter Lewin, Capital in Disequilibrium, 1999.
- Roger Garrison, Time and Money, 2001.
- Steven Horwitz, Microfoundations, and Macroeconomics: An Austrian Perspective, 2000.
Selain buku-buku tersebut, Anda juga dapat menemukan berbagai literatur tentang pandangan Ekonom Austria di Mises Institute. Dan salah satu tempat untuk studi Ekonomi Austria adalah Universitas George Mason.