Ethics atau etika adalah aturan moral atau prinsip perilaku yang harus memandu seseorang atau organisasi dan membuat mereka berurusan secara jujur dan adil. Ini adalah kode perilaku yang membahas apakah tindakan itu benar atau salah.
Etika memandu kehidupan moral sehari-hari dan membantu kita menilai apakah perilaku kita dapat dibenarkan. Etika mengacu pada pengertian masyarakat tentang cara yang benar dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Ini dilakukan dengan menetapkan aturan, prinsip, dan nilai-nilai yang menjadi dasar perilaku kita.
Tujuan etika adalah untuk mendefinisikan perilaku manusia yang dapat diterima dengan mengetahui jenis tindakan, konsekuensinya, dan batas-batas manusia dan tindakan, serta penerimaannya.
Etika dalam bisnis
Bisnis besar memiliki banyak kekuatan, yang dapat digunakan secara bertanggung jawab atau digunakan secara egois. Banyak perusahaan beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pemilik. Perusahaan etis juga mempertimbangkan dengan seksama implikasi dari apa yang mereka lakukan dan dampaknya terhadap komunitas dan lingkungan.
Etika adalah tentang melakukan hal yang benar. Perilaku etis mengharuskan perusahaan untuk bertindak dengan cara yang oleh para pemangku kepentingan dianggap adil dan jujur.
Untuk pengambilan keputusan etis, dua hal yang perlu dipertimbangkan: dampak dan keadilan. Siapa yang diuntungkan dan dirugikan atas keputusan yang diambil? Seberapa besar dampaknya? Apakah keputusan tersebut adil bagi mereka yang terkena dampaknya?
Etika dan keuntungan
Beberapa pemilik bisnis masih memandang bahwa bertindak secara etis memunculkan biaya dan mengurangi keuntungan. Misalnya, bisnis sebenarnya dapat memotong biaya dengan mempekerjakan pekerja anak dengan upah sangat rendah di negara-negara berkembang. Contoh lainnya, mengolah limbah produksi menimbulkan biaya dan akan lebih murah jika langsung dibuang ke sungai.
Namun, beberapa bisnis lain justru diuntungkan dengan bertindak secara etis. Dalam hal ini, perusahaan berusaha membangun citra merek etis. Mereka percaya bahwa itu akan memungkinkan pelanggan siap membayar lebih. Contohnya adalah produk-produk pertanian organik dihargai lebih mahal daripada produk pertanian biasanya karena perilaku etis mereka dengan tidak menggunakan kimia berbahaya bagi lingkungan. Akibatnya, penjualan yang lebih tinggi mengimbangi biaya yang lebih tinggi.