Table of Contents
- Apa itu teori pemangku kepentingan?
- Mengapa pemangku kepentingan penting bagi bisnis?
- Apa saja contoh pemangku kepentingan?
- Apa saja klasifikasi pemangku kepentingan?
- Bagaimana konflik kepentingan muncul dan bagaimana mengatasinya?
Apa itu: Pemangku kepentingan (stakeholders) berarti semua pihak yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung terhadap sebuah perusahaan. Tindakan, keputusan atau kinerja perusahaan bisa mempengaruhi mereka. Sebaliknya, ketertarikan mereka terhadap perusahaan juga mempengaruhi strategi, keputusan dan operasinya.
Contoh pemangku kepentingan termasuk karyawan, manajemen, pemegang saham, pelanggan, pemasok, pemerintah, kreditur, komunitas lokal, dan kelompok kepentingan khusus. Mereka mungkin terdampak oleh aktivitas operasi perusahaan seperti masyarakat lokal. Mereka mungkin berkepentingan terhadap keuntungan perusahaan seperti karyawan, manajemen dan pemegang saham. Atau, mereka memiliki klaim atas aset dan pendapatan perusahaan seperti kreditur.
Kepentingan masing-masing pemangku kepentingan tidak selalu selaras, bahkan seringkali bertentangan. Itu kemudian memunculkan konflik kepentingan.
Apa itu teori pemangku kepentingan?
Dalam teori pemangku, perusahaan seharusnya tidak hanya berfokus pada tanggung jawab kepada pemegang saham. Mereka juga harus menghormati semua pemangku kepentingan dan kepentingan mereka terhadap bisnis.
Banyak pihak memiliki kepentingan dalam bisnis, bukan hanya pemegang saham. Masing-masing memberikan kontribusi spesifik dan strategis bagi kesuksesan perusahaan. Di sisi lain, mereka berharap kepentingan mereka dipenuhi oleh perusahaan.
Mengapa pemangku kepentingan penting bagi bisnis?
Pemangku dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Mereka juga memiliki minat terhadap dalam memberikan hasil yang diinginkan. Dengan kata lain, mereka tidak hanya dipengaruhi oleh tindakan perusahaan tetapi juga mempengaruhi kesuksesan perusahaan.
Setiap pemangku kepentingan memiliki pengaruh yang bervariasi. Siapa saja mereka dan seberapa besar pengaruh mereka, itu bisa tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi. Beberapa mempengaruhi perusahaan secara langsung dan yang lainnya secara tidak langsung.
Misalnya, pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda dari pemasok meski mereka mempengaruhi perusahaan secara langsung. Pelanggan berkepentingan pada harga dan kualitas produk. Sedangkan, pemasok berkepentingan terhadap pembayaran tepat waktu dan pembelian yang terus menerus.
Demikian juga, karyawan memiliki kepentingan yang berbeda dari pemegang saham. Karyawan berkepentingan terhadap keamanan kerja, gaji dan kondisi kerja. Sedangkan pemegang saham berkepentingan terhadap keuntungan, tata kelola yang baik, pembayaran dividen dan harga saham perusahaan.
Industri di mana perusahaan beroperasi juga berimplikasi pada seberapa kuat pengaruh pemangku kepentingan. Ambil contoh kepentingan pemerintah terhadap bank dan perusahaan pakaian. Pemerintah secara ketat mengatur industri perbankan karena berdampak signifikan terhadap perekonomian. Namun, itu relatif rendah untuk industri pakaian.
Semakin tinggi pengaruh para pemangku kepentingan, semakin besar ketergantungan perusahaan pada mereka. Misalnya, pemegang saham. Ketika mereka memiliki mayoritas saham, menjadi semakin sulit untuk membuat keputusan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pemegang saham.
Kontribusi pemangku terhadap perusahaan
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, masing-masing pemangku kepentingan memiliki pengaruh dan kontribusi. Misalnya, perusahaan menghasilkan uang dengan menjual produk ke pelanggan. Dengan uang ini, mereka dapat membeli bahan baku dan barang modal dari pemasok dan membayar upah kepada karyawan.
Selain itu, perusahaan menggunakan uang dari penjualan untuk membayar kreditor tepat waktu. Kemudian, uang terisa bisa didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan ditahan sebagai sebagai modal masa depan (laba ditahan).
Terkadang, uang dari penjualan tidak cukup untuk menopang pertumbuhan di masa depan. Kemudian, perusahaan mengumpulkan dana dari investor (baik investor saham maupun investor utang) dengan menerbitkan saham atau surat utang. Dengan dana tersebut, mereka dapat membeli barang modal, membangun pabrik baru, atau mengakuisisi perusahaan lain. Sebagai hasilnya, ukuran bisnis dan skala operasi perusahaan meningkat.
Untuk detail tentang kontribusi masing-masing pemangku kepentingan, saya akan menguraikannya di bagian bawah.
Apa saja contoh pemangku kepentingan?
Mari kita jabarkan bagaimana pemangku kepentingan strategis bagi perusahaan. Saya akan mencoba menguraikan apa saja kepentingan masing-masing terhadap perusahaan dan bagaimana perusahaan mempengaruhi mereka.
Pelanggan
Pelanggan membutuhkan produk untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka bisa jadi pelanggan individu, pelanggan bisnis, atau organisasi lainnya. Mereka membeli produk untuk konsumsi akhir atau untuk diproses lebih lanjut.
Pelanggan adalah pemangku kepentingan kunci selain karyawan, pemegang saham, pemerintah dan pemasok. Mereka membawa uang ke perusahaan dengan membeli produk, yang mana perusahaan kemudian dapat menggunakannya untuk membayar pemasok, karyawan dan kreditur. Jadi, tanpa mereka, perusahaan tidak dapat menghasilkan uang.
Di sisi lain, pelanggan menginginkan uang yang mereka serahkan sebanding dengan nilai yang mereka dapatkan dari mengkonsumsi produk. Mereka berkepentingan terhadap harga dan kualitas produk. Mereka juga suka jika mendapatkan layanan pelanggan yang baik. Aspek lainnya adalah produk etis karena mereka semakin sadar lingkungan dan sosial.
Pemasok
Pemasok menjual input kepada perusahaan. Itu bisa jadi bahan baku, barang modal, barang setengah jadi dan barang dan jasa untuk operasi sehari-hari. Mereka bisa mempengaruhi operasi perusahaan melalui harga, kualitas , dan jadwal pengiriman input.
Di sisi lain, mereka ingin perusahaan membayar tepat waktu, sesuai perjanjian. Mereka juga suka perusahaan memesan lebih sering dan dalam volume besar. Selain itu, mereka juga berusaha menjaga hubungan baik jangka panjang dengan perusahaan untuk mengamankan permintaaan.
Selanjutnya, daya tawar pemasok mempengaruhi keuntungan perusahaan. Jika mereka memiliki daya yang tawar yang kuat, mereka dapat menegosiasikan persyaratan yang menguntungkan bagi mereka, yang mana bisa merugikan bagi perusahaan. Misalnya, mereka bisa menjual input kurang berkualitas pada harga yang lebih mahal. Perusahaan mungkin terpaksa membelinya karena daya tawar yang lemah dan mungkin tidak memiliki alternatif pemasok lainnya.
Pemilik
Pemilik atau pemegang saham bisa merujuk pada pihak yang mendirikan perusahaan pertama kali. Dalam kasus lain, pemegang saham bisa jadi bukan merupakan pendiri. Mereka mungkin mengakuisisi perusahaan dari pendiri.
Ketika perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa efek, investor saham juga adalah pemegang saham, meskipun seringkali kepemilikan mereka relatif kecil dibandingkan dengan total saham beredar. Mereka bisa individu maupun institusi. Jadi, misalnya, ketika anda membeli saham sebuah perusahaan, anda adalah pemegang saham perusahan tersebut.
Pemegang saham memberikan modal risiko kepada perusahaan. Ketika membeli saham perusahaan di bursa efek, mereka menghadapi risiko kemungkinan harga saham perusahaan jatuh. Mereka tidak memperoleh untung, atau bahkan sulit untuk mencapai titik impas.
Kemudian, secara spesifik, pendiri mengambil risiko dengan meluncurkan bisnis, mengharapkan untuk memperoleh keuntungan sebagai kompensasi. Mereka mungkin juga harus mengeluarkan uang mereka sendiri sebagai modal awal bisnis.
Pemegang saham berharap perusahaan dapat memaksimalkan laba atas investasi mereka. Dua sumber pendapatan mereka: dividen dan capital gain. Yang terakhir hanya berlaku untuk perusahaan publik, di mana investor saham berpeluang menjual saham perusahaan lebih tinggi dari pada harga pembelian.
Mereka berkepentingan terhadap kinerja operasi dan keuangan perusahaan karena itu mempengaruhi dividen dan capital gain yang akan mereka peroleh. Karena alasan tersebut, mereka mungkin mengintervensi bisnis menggunakan kekuatan pengambilan keputusan. Misalnya, mereka bisa mengganti direksi berkinerja kurang baik dengan yang lain, yang mana dianggap lebih dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Kreditor
Kreditur merujuk pada pihak yang memberikan pinjaman ke perusahaan. Mereka bisa jadi adalah bank atau investor surat utang. Mereka bersedia meminjamkan uang jika perusahaan dapat membayar utang plus bunga tepat waktu. Jika perusahaan gagal membayar, mereka mungkin akan mengajukan kebangkrutan terhadap perusahaan ke pengadilan. Jadi, perusahaan harus memiliki arus kas yang cukup untuk membayar utang.
Di sisi lain, perusahaan membutuhkan pinjaman untuk mengoperasikan dan menumbuhkan bisnis. Beberapa pinjaman digunakan sebagai modal kerja dan untuk membiayai operasi sehari-hari. Lainnya sebagai modal untuk mendukung ekspansi bisnis.
Kreditur memperhatikan kondisi keuangan perusahaan, termasuk likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Mereka juga menggunakan peringkat kredit untuk mengetahui tingkat gagal bayar perusahaan. Di sisi lain, mereka juga suka perusahaan mengajukan kontrak baru untuk pinjaman asalkan mereka mampu membayar kembali.
Karyawan
Dalam pembahasan ini, saya merujuk karyawan pada staf atau mereka yang menempati posisi dalam jenjang manajemen. Secara umum, mereka memperhatikan aspek seperti tingkat gaji, tunjangan, keamanan kerja, rasa hormat, pengakuan, dan lingkungan kerja yang mendukung.
- Staf bekerja di bawah arahan manajer. Mereka tidak berada dalam posisi untuk mengambil keputusan.
- Manajemen memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan. Posisi ini bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahan. Dan, itu mencakup beberapa lapisan, termasuk direktur, manajer tingkat menengah, dan manajer tingkat bawah.
Karyawan menyediakan waktu, tenaga, dan keterampilan. Sebagai kompensasinya, mereka menginginkan gaji dan tunjangan yang sepadan. Selain itu, mereka juga menuntut kepuasan kerja, keamanan kerja, dan kondisi kerja yang baik. Promosi dan program pelatihan dan pengembangan adalah perhatian mereka lainnya.
Bagi perusahan, gaji tinggi menciptakan biaya operasi yang tinggi, mengurangi laba perusahaan. Pemegang saham juga tidak suka itu karena mengurangi uang yang potensial mereka terima dari dividen. Demikian juga, biaya tenaga kerja yang tinggi juga mengurangi kemampuan perusahan untuk membayar utang, sehingga, kreditur juga tidak menyukainya.
Selanjutnya, meski kepentingan mereka di perusahan relatif sama dengan staff, manajer memiliki pengaruh yang signifikan. Mereka menetapkan tujuan, merancang strategi dan taktik, membuat rencana tindakan, dan mengalokasikan sumber daya perusahaan. Sehingga, kinerja perusahaan tidak hanya tergantung pada kualitas pekerjaan mereka tapi juga keputusan yang mereka ambil.
Serikat buruh
Melalui serikat buruh, perusahaan dapat mengakses tenaga kerja berkualifikasi yang dibutuhkan lebih mudah. Mereka membantu menyediakan perusahaan dengan karyawan produktif.
Sebaliknya, serikat buruh menginginkan anggota mereka mendapat kompensasi sesuai dengan kontribusi mereka kepada perusahaan. Mereka memperkuat posisi tawar pekerja dalam bernegosiasi dengan misalnya terkait dengan gaji. Mereka melindungi kepentingan pekerja, memberikan keamanan kerja, melindungi pekerja dari pemecatan yang tidak adil, dan memberikan mereka dukungan dan layanan hukum.
Pesaing
Pesaing bertujuan untuk mengalahkan perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Mereka melayani kebutuhan dasar pelanggan yang sama dengan perusahaan. Mereka senang jika perusahaan gagal. Strategi mereka mempengaruhi kesuksesan perusahaan.
Perusahaan dan pesaing memberi perhatian pada persaingan secara adil dan sesuai dengan hukum. Mereka berusaha menghindari konsekuensi hukum sebagai akibat praktik anti persaingan. Dalam kasus lain, mereka mungkin juga bekerjasama – disebut dengan koopetisi – selama tidak melanggar hukum.
Masyarakat
Perusahaan tidak dapat beroperasi sepenuhnya melalui otomasi, mengandalkan robot dan komputer. Mereka membutuhkan manusia sebagai input. Seberapa besar mereka tergantung pada tenaga kerja, itu bervariasi antar bisnis. Bisnis padat karya mengandalkan banyak tenaga kerja manusia daripada bisnis padat modal.
Masyarakat dan komunitas lokal memasok tenaga kerja ke perusahaan. Ketika orang-orang memiliki pendidikan dan keterampilan yang tinggi, mereka memasok tenaga kerja berkualitas, yang mana mempengaruhi banyak aspek bisnis seperti produktivitas, efisiensi, dan inovasi.
Masyarakat dan komunitas lokal berkepentingan terhadap lapangan pekerjaan, perlindungan lingkungan, perlindungan privasi, produk yang aman, dan harga, kualitas dan variasi produk. Misalnya, mereka mengharapkan perusahaan menyediakan lapangan kerja dan tidak menghasilkan eksternalitas negatif. Mereka juga menginginkan perusahaan menetapkan harga secara wajar dan melindungi privasi mereka, misalnya tidak mengkomersialisasikan data pribadi.
Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan kinerja, keputusan dan operasi bisnis karena mempengaruhi pendapatan pajak, kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. Mereka menginginkan bisnis membayar pajak, mematuhi undang-undang dan peraturan, mengadopsi praktik ketenagakerjaan yang dibenarkan, pelaporan yang jujur, legalitas, tidak menghasilkan eksternalitas negatif, dan menjalankan praktik persaingan yang sehat. Mereka juga perhatian dengan kesejahteraan masyarakat, termasuk terkait pekerjaan dan pendapatan, yang mana dipengaruhi oleh aktivitas bisnis.
Pemerintah mempengaruhi perusahaan melalui peraturan dan kebijakan yang dibuat. Aturan ketenagakerjaan, keamanan produk, undang-undang antimonopoli, dan persyaratan lingkungan adalah contohnya. Kebijakan upah minimum, subsidi dan perpajakan juga mempengaruhi aktivitas bisnis. Selain itu, birokrasi pemerintah juga berdampak pada kemudahan berbisnis dan biaya regulasi.
Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan kebijakan pemerintah bisa berdampak buruk pada perusahan, seperti denda dan konsekuensi hukum lainnya, bahkan pencabutan izin beroperasi.
Selanjutnya, perusahaan juga membutuhkan beberapa layanan dari pemerintah, misalnya, melalui infrastruktur dan pendidikan. Misalnya, perusahaan menggunakan jalan raya untuk kelancaran pengiriman barang dan bahan baku. Logistik yang lebih lancar memungkinkan biaya transportasi yang lebih rendah. Memang, perusahaan mungkin dapat membangun jalan, tetapi itu terlalu mahal. Singkat cerita, pengembangan infrastruktur oleh pemerintah berkontribusi terhadap operasi perusahaan.
Selanjutnya, melalui sistem pendidikan yang baik, perusahaan dapat merekrut tenaga kerja yang berkualitas. Pemerintah juga menyediakan pusat keterampilan dan menghasilkan orang-orang yang siap bekerja. Dan, pada akhirnya, sumber daya manusia yang berkualitas berkontribusi penting terhadap inovasi dan keunggulan kompetitif perusahaan.
Kelompok penekan
Kelompok penekan mencoba mempengaruhi kebijakan dan praktik perusahaan untuk tujuan tertentu. Mereka menginginkan perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Mereka mungkin melobi pemerintah untuk mengubah kebijakan atau praktik di sebuah perusahaan, misalnya dengan mengeluarkan petisi atau melobi anggota parlemen.
Apa saja klasifikasi pemangku kepentingan?
Di sini, saya akan membahas tentang bagaimana pemangku kepentingan di atas dikategorikan. Secara umum, kita bisa mengklasifikasikan pemangku kepentingan menjadi beberapa jenis:
- Pemangku kepentingan internal vs. eksternal – apakah mereka berada di dalam atau diluar organisasi perusahan.
- Pemangku kepentingan primer vs. sekunder – bagaimana mereka mempengaruhi perusahaan, apakah secara langsung atau tidak langsung.
- Pemangku kepentingan pasar produk vs. pasar modal vs. organisasi – di aspek bisnis mana mereka mempengaruhi perusahaan.
Pemangku kepentingan internal vs. eksternal
Pemangku kepentingan internal berada di dalam sebuah perusahan. Minat mereka dalam perusahaan datang melalui hubungan langsung, seperti kepemilikan dan pekerjaan. Penghasilan atau pekerjaan mereka tergantung pada kinerja perusahaan. Jadi, keberhasilan perusahaan membawa lebih banyak kemakmuran dan keamanan kerja kepada mereka. Di sisi lain, mereka mempengaruhi kinerja perusahaan karena mereka bekerja dan mempengaruhi keputusan perusahaan. Mereka termasuk:
- Staff
- Supervisor
- Manajer tingkat bawah
- Manajer tingkat menengah
- Eksekutif perusahaan
- Pemegang saham
Sementara itu, pemangku kepentingan eksternal berada di luar organisasi. Mereka yang tidak secara langsung bekerja di atau memiliki saham di perusahaan. Namun, mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tindakan dan kinerja perusahaan.
Contoh pemangku kepentingan eksternal adalah:
- Pemasok
- Pelanggan
- Pemerintah
- Bank
- Pemegang obligasi
- Serikat pekerja
- Komunitas lokal
- Masyarakat umum
- Kelompok penekan
- Regulator non pemerintah
- Self-Regulatory Organization seperti bursa efek
- Pesaing
- Media
- Perusahaan asuransi
- Pusat penelitian
- Asosiasi bisnis
Hubungan pemangku kepentingan eksternal dengan perusahaan sedikit lebih sulit untuk diidentifikasi dan lebih kompleks. Itu karena melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda. Ambil contoh pemerintah. Itu tidak hanya mengacu pada pemerintah nasional, tapi juga pemerintah daerah, bank sentral, dan banyak lembaga di bawah pemerintah.
Pemangku kepentingan primer vs. sekunder
Pemangku kepentingan primer mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan secara langsung dan terlibat dalam transaksi ekonomi dengan perusahaan. Dalam berurusan dan membangun hubungan jangka panjang, perusahaan menempatkan mereka pada prioritas tertinggi.
Pemangku kepentingan primer yang tipikal adalah:
- Pelanggan
- Pemasok
- Karyawan
- Pemegang saham
- Kreditur
- Mitra bisnis lain seperti asuransi
Pemangku kepentingan sekunder tidak memiliki hubungan pertukaran ekonomi dengan perusahaan tetapi memiliki pengaruh dan dipengaruhi oleh perusahaan. Perusahaan menempatkan mereka pada prioritas lebih rendah untuk dipertimbangkan daripada pemangku kepentingan primer.
Contoh pemangku kepentingan sekunder adalah:
- Pesaing
- Media
- Kelompok penekan
- Masyarakat umum
- Pemerintah
- Regulator
- Kelompok politik
Selanjutnya, mengklasifikasikan pemangku kepentingan sebagai primer dan sekunder bisa sangat berbeda antar industri. Ambil contoh perbankan. Regulator dan pemerintah bisa jadi masukkan kategori primer karena industri ini sangat diatur. Ketidakpatuhan mereka terhadap aturan bisa menimbulkan konsekuensi yang serius.
Pemangku kepentingan pasar produk vs. organisasi vs. pasar modal
Pemangku kepentingan pasar produk (product market stakeholders) mempengaruhi atau dipengaruhi oleh penawaran perusahaan. Mereka termasuk:
- Pemasok
- Pelanggan
- Komunitas lokal
- Pemerintah
Pemangku kepentingan organisasi (organizational stakeholders) memiliki minat terhadap kinerja perusahaan dan dipengaruhi langsung oleh praktik perusahaan. Contohnya adalah:
- Staff
- Direktur
- Manajer
Stakeholder pasar modal (capital-market stakeholders) menyediakan dana atau akses ke pasar modal. Mereka termasuk:
- Investor saham
- Investor obligasi
- Bursa efek
Bagaimana konflik kepentingan muncul dan bagaimana mengatasinya?
Konflik pemangku kepentingan terjadi karena ketidaksepahaman kepentingan antar pemangku kepentingan. Masing-masing memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda, yang mana seringkali bertolak belakang. Itu sering menimbulkan masalah dalam pengambilan keputusan.
Berikut adalah beberapa contoh konflik kepentingan di antara stakeholder:
- Gaji. Karyawan dan manajemen suka jika mereka memperoleh gaji yang tinggi. Sebaliknya, pemegang saham tidak menyukainya karena mengurangi bagian laba (dividen) yang dibagikan oleh perusahaan kepada mereka.
- Lokasi produksi. Keputusan bisnis untuk memindahkan produksi ke luar negeri disukai pemegang saham karena membuat operasi lebih efisien. Tapi, karena mengurangi penciptaan lapangan kerja, pemerintah kurang menyukainya. Begitu juga, staf juga tidak suka karena mungkin harus kehilangan pekerjaan mereka.
- Produk. Manajemen dan pemegang saham tertarik untuk mengurangi kualitas dan menaikkan harga karena itu meningkatkan keuntungan perusahaan. Sebaliknya, pelanggan menginginkan produk yang lebih murah dan lebih berkualitas.
Konflik semacam itu mengharuskan perusahaan untuk membuat prioritas. Mereka harus mengelola konflik dan berurusan secara adil dengan kepentingan dan harapan pemangku kepentingan. Sebelum menetapkan prioritas, mereka juga harus menganalisis siapa saja pemangku kepentingan perusahaan, dan seberapa strategis pengaruh mereka.
Analisis pemangku kepentingan
Analisis pemangku kepentingan berguna untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pemangku kepentingan perusahaan. Itu membantu untuk memetakan seberapa strategis masing-masing pemangku kepentingan bagi perusahaan. Itu penting untuk membantu manajemen dalam memprioritaskan kebijakan dan strategi untuk menangani mereka.
Matriks prioritas pemangku kepentingan (stakeholder priority matrix) atau kadang disebut sebagai peta pemangku kepentingan adalah alat untuk mengevaluasi. Itu mengkategorikan pemangku kepentingan berdasarkan seberapa strategis mereka bagi perusahaan. Itu diukur dari kepentingan mereka di perusahaan dan kekuatan mereka untuk mempengaruhi perusahaan. Perusahaan seharusnya menempatkan prioritas tertinggi ke mereka yang strategis bagi kesuksesan perusahaan dan signifikan mempengaruhi perusahaan.

Mengelola pemangku kepentingan
Melalui manajemen pemangku kepentingan, perusahaan berusaha untuk berurusan secara adil dengan pemangku kepentingan dan mengakomodasi kepentingan mereka secara optimal demi menjaga hubungan jangka panjang yang baik. Itu membutuhkan analisis pemangku kepentingan di atas. Perusahaan mengidentifikasi siapa saja pemangku kepentingan mereka, mengidentifikasi kepentingan mereka, menentukan signifikansi mereka, membuat prioritas, dan mengelola hubungan dengan mereka.
Beberapa solusi berguna untuk mengatasi berbagai konflik pemangku kepentingan, termasuk:
Arbitrasi (arbitration). Itu adalah solusi untuk menyelesaikan perselisihan industrial antara karyawan (melalui serikat pekerja) dan manajemen dengan menghadirkan pihak ketiga independen. Arbitrator tidak memiliki kepentingan dengan pihak yang berkonflik dan tidak memihak dalam membuat keputusan yang mengikat dalam menyelesaikan perselisihan.
Partisipasi karyawan (employee participation). Memperbaiki komunikasi, peran pengambilan keputusan dan motivasi adalah cara lain untuk mengurangi potensi konflik antara karyawan dan manajemen.
Skema bagi hasil (profit-sharing scheme). Perusahaan berbagi keuntungan tidak hanya kepada pemegang saham tapi juga karyawan dan manajemen. Itu mengurangi kecemburuan di antara karyawan dan manajemen karena mereka mendapatkan lebih sedikit bagian untuk seluruh upaya mereka dalam memaksimalkan keuntungan.
Skema kepemilikan saham (share-ownership scheme). Perusahaan menawarkan kepada karyawan dan manajemen untuk menjadi pemegang saham perusahaan. Itu memotivasi mereka untuk bekerja lebih harder, yang mana mengarah pada peningkatan nilai pemegang saham yang ada.