Contents
Apa itu: Penetapan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing atau ABC) adalah sebuah pendekatan penetapan biaya di mana perusahaan pertama kali akan mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan dan kemudian menentukan sumber daya yang dikonsumsi masing-masing aktivitas. Di bawah metode ini, biaya untuk produk adalah berdasarkan sumber daya yang sebenarnya dikonsumsi dan upaya yang benar-benar dilakukan.
Perbedaan antara penetapan biaya berbasis aktivitas dan penetapan biaya tradisional
Metode activity-based costing menghitung biaya produk secara lebih akurat daripada metode tradisional. Perusahaan memperhitungkan semua biaya tidak langsung dan mengkategorikannya berdasarkan aktivitas yang dilakukan.
Profesor Johnson dan Kaplan mengusulkan pendekatan ini dalam buku mereka berjudul: “Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting” di tahun 1987. Keduanya mempertanyakan teknik akuntansi berdasarkan biaya penyerapan.
Mereka kemudian mengusulkan sebuah metode yang mengakui semua biaya untuk setiap aktivitas di dalam perusahaan. Mereka berpandangan bahwa produk harus menanggung biaya sesuai dengan aktivitas yang dikonsumsi.
Bagi para pendukung, metode ini menyediakan alasan yang lebih masuk akal. Perusahaan akan tahu alasan mengapa biaya tertentu muncul. Singkat cerita, pendekatan ini menekankan pada hubungan sebab-akibat dari setiap biaya.
Pendekatan semacam itu tidak akan anda temukan dalam sistem penetapan biaya tradisional. Di bawah pendekatan tradisional, anda menambahkan tarif overhead rata-rata ke biaya langsung produk. Pendekatan tradisional lebih lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek, sedangkan activity based costing fokus pada biaya, mutu, dan faktor waktu.
Pendekatan tradisional lebih cocok ketika kontribusi biaya overhead terhadap biaya produksi relatif kecil. Dan, itu memberikan angka yang cukup akurat ketika melibatkan volume produksi yang besar.
Manfaat penetapan biaya berbasis aktivitas
Penetapan biaya berbasis aktivitas menetapkan biaya untuk produk sesuai dengan sumber daya yang benar-benar dikonsumsi. Metode ini mengidentifikasi pendorong biaya seperti pengaturan mesin, penjadwalan pekerjaan, dan penanganan material. Perusahaan kemudian mengalokasikan biaya-biaya ini sesuai dengan tingkat aktivitas yang sebenarnya terjadi.
Semua biaya overhead ditelusuri ke masing-masing produk. Oleh karena itu, penetapan biaya berbasis aktivitas membentuk komponen integral dalam proses perencanaan strategis. Itu menyediakan sumber informasi penting bagi asumsi biaya masa depan.
Berikut adalah keuntungan-keuntungan metode penetapan biaya berbasis aktivitas adalah:
- Menyediakan informasi yang lebih menyeluruh tentang aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk.
- Menyediakan manajemen sebuah alat untuk memahami bagaimana biaya muncul dan bagaimana mengelolanya. Itu kontras dengan analisis biaya historis yang seringkali gagal mencerminkan biaya aktual.
- Dirancang untuk mengendalikan biaya tidak langsung dan untuk mencerminkan biaya aktual. Dengan metode ini, manajemen dapat mengidentifikasi area penghematan dan pengurangan biaya. Mereka dapat melacak proses dan kegiatan yang potensial untuk disederhanakan, berdasarkan pertimbangan pendorong biaya.
Langkah-langkah dalam penetapan biaya berbasis aktivitas dan contohnya
Aspek kunci dari metode penetapan biaya berbasis aktivitas adalah mengidentifikasi dan mengukur pendorong biaya (cost driver). Perusahaan perlu mengurai aktivitas kompleks menjadi beberapa aktivitas spesifik.
Metode ini dapat diterapkan untuk semua jenis kegiatan, termasuk, misalnya, pengiriman produk ke pelanggan. Variabelnya mungkin mencakup waktu yang dihabiskan untuk memuat barang ke kendaraan, jarak antara titik-titik pengiriman, jumlah pemberhentian yang dilakukan dan lain sebagainya.
Semua kegiatan individu tersebut mewakili akumulasi biaya untuk keseluruhan proses. Setiap kegiatan kemudian dapat dinilai dari segi biaya.
Berikut ini adalah contoh tahapan dalam menerapkan metode penetapan biaya berbasis aktivitas:
Mengidentifikasi aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan produk
Definisi aktivitas adalah setiap proses atau prosedur yang menghabiskan sumber daya overhead. Pendefinisian penting untuk memahami semua kegiatan yang diperlukan untuk membuat produk.
Contoh aktivitas yang memiliki dampak besar terhadap overhead adalah:
- pembelian bahan
- penyiapan mesin
- pengoperasian mesin
- perakitan produk
- pemeriksaan produk jadi
Menetapkan biaya overhead untuk aktivitas teridentifikasi
Perusahaan menetapkan biaya overhead untuk setiap aktivitas dan kemudian mengelompokkannya. Misalnya, kelompok biaya untuk aktivitas pembelian bahan akan mencakup biaya seperti gaji personil pembelian, sewa untuk pembelian ruang kantor departemen, dan depresiasi pembelian peralatan kantor.
Asumsikan, total biaya overhead untuk pembelian bahan adalah sebesar Rp180 juta.
Mengidentifikasi pendorong biaya untuk setiap aktivitas
Pendorong biaya adalah aktivitas yang menimbulkan biaya. Untuk mengidentifikasinya, perusahaan mengumpulkan informasi dan mewawancarai personil kunci di berbagai bidang, seperti pembelian, produksi, kontrol kualitas, dan akuntansi.
Misalnya untuk pembelian bahan baku, pendorong biaya adalah permintaan pembelian. Katakanlah, dalam satu tahun, ada 90.000 permintaan pembelian bahan baku ke pemasok.
Sementara itu, untuk aktivitas pemeriksaan produk jadi, pendorong biayanya adalah jam inspeksi. Katakanlah, untuk produksi setahun, perlu ada sebanyak 30.000 jam pemeriksaan.
Menghitung tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap aktivitas
Perusahaan kemudian membagi taksiran biaya overhead dengan tingkat perkiraan aktivitas pendorong biaya.
Misalnya, untuk pembelian bahan, total biaya overhead pembelian adalah sebesar Rp180 juta untuk permintaan pembelian sebanyak 90.000. Dari data tersebut, perusahaan menghitung tarif overhead untuk aktivitas pembelian bahan adalah sebesar Rp2.000 per permintaan pembelian (Rp180 juta/90.000).
Mengalokasikan biaya overhead untuk produk
Perusahaan kemudian mengalokasikan biaya overhead ke produk. Perusahaan mengalikan tarif overhead dengan pendorong biaya yang digunakan oleh masing-masing produk.
Misalnya, untuk produk A, aktivitas pendorong biaya untuk pembelian bahan adalah sebanyak 50.000 permintaan pembelian. Sementara itu, untuk produk B, ada sebanyak 40.000 permintaan pembelian.
Dengan demikian, alokasi biaya overhead untuk aktivitas pembelian bahan produk A adalah sebesar 40.000 x Rp2.000 = Rp80.000.000. Sedangkan, untuk produk B, biaya overhead pembelian bahan adalah sebesar 50.000 x Rp2.000 = Rp100.000.000.