Contents
Permintaan inelastis atau tidak elastis adalah kondisi di mana kuantitas yang diminta kurang responsif terhadap perubahan harga. Dengan kata lain, ketika harga berubah, permintaan juga berubah, namun dengan persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan harga. Dalam hal ini, nilai absolut elastisitas kurang dari
Rumus dan perhitungan permintaan inelastis
Elastisitas permintaan suatu barang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Misalnya, harga barang X naik 10% dari Rp66,5 menjadi Rp73,5. Harga yang lebih tinggi menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta, sebesar 5% dari 205 unit menjadi 195 unit. Dalam hal ini, elastisitas permintaan adalah 0,5 = 5%/10%.
Contoh
Situasi ini biasanya dapat kita lihat untuk produk sehari-hari rumah tangga, seperti sabun atau detergen. Meskipun harga naik, orang akan membeli barang atau jasa pada jumlah yang sama dengan yang mereka lakukan sebelum kenaikan. Hal ini karena kebutuhan mereka tetap sama.
Contoh lainnya adalah bensin. Orang-orang masih akan membeli bensin karena mereka tidak dapat segera mengubah kebiasaan mengemudi mereka.
Faktor yang menyebabkan permintaan tidak elastis
Dalam jangka pendek, permintaan cenderung lebih tidak elastis terhadap harga. Hal ini karena konsumen membutuhkan waktu untuk mencari alternatif. Selanjutnya, ada beberapa alasan kenapa beberapa barang cenderung tidak elastis, diantaranya adalah:
- Sedikit persaingan. Jika suatu perusahaan memiliki kekuatan monopoli maka ia dapat membebankan harga yang lebih tinggi. Misalnya, harga makanan di kereta api cenderung lebih tinggi, karena konsumen tidak dapat memilih tempat untuk membeli makanan, tanpa meninggalkan kereta api.
- Tidak ada pengganti. Dalam kasus bensin di atas, orang yang memiliki mobil tidak ada alternatif selain membeli bensin untuk mengisi bahan bakar.
- Produk jarang dibeli dan harganya relatif kecil dibandingkan dengan pendapatan konsumen.
Implikasi permintaan inelastis
Ketika dihadapkan pada situasi permintaan yang tidak elastis, perusahaan dapat memilih menaikkan harga untuk menghasilkan pendapatan total yang lebih tinggi.
Misalnya, dalam contoh diatas, ketika produsen menaikkan harga jual sebesar 10%, total pendapatan meningkat dari Rp13.633 (Rp66,5 x 205) menjadi Rp14.333 (Rp73,5 x 195).
Sebaliknya, harga ketika harga jual diturunkan, efek terhadap permintaan akan lebih rendah. Sehingga, secara keseluruhan, efek penurunan harga terhadap total pendapatan akan lebih besar dibandingkan dengan efek peningkatan permintaan.