• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan
Blog

Tiga Pendekatan Dalam Menghitung Produk Domestik Bruto (PDB)

Oleh Ahmad Nasrudin · Diupdate pada June 18, 2019

Tiga Pendekatan Dalam Menghitung Produk Domestik Bruto PDB
Advertisement

Ekonom menggunakan tiga pendekatan untuk menghitung produk domestik bruto (PDB), mencakup pendekatan produksi (output), pengeluaran dan pendapatan. Pendekatan-pendekatan ini haruslah menghasilkan angka yang sama. Meskipun, karena perbedaan statistik, angka akhir seringkali tidak sama.

Perlu dicatat:

  • PDB hanya mencakup barang dan jasa dan tidak termasuk pembayaran transfer dan pendapatan dari capital gain.
  • Barang dan jasa termasuk hanya mereka yang nilai pasarnya tersedia dan dijual di pasar terbuka. Dengan demikian, barang dari transaksi barter atau kegiatan ekonomi bawah tanah tidak termasuk.

Pendekatan produksi dalam Produk Domestik Bruto

Di bawah pendekatan produksi, PDB mewakili nilai semua barang dan jasa akhir dalam perekonomian selama periode tertentu. PDB mengecualikan nilai akhir barang perantara. Itu karena semua nilai tambah selama proses produksi terkandung dalam harga jual barang jadi.

Untuk menghitung PDB, kita dapat menambahkan nilai akhir dari semua barang dan jasa. Atau, kita menjumlahkan nilai tambah pada setiap tahap proses produksi dan distribusi. Nilai tambah sama dengan harga output dikurangi biaya input yang dikonsumsi dalam proses produksi.

Advertisement

Mari kita ambil contoh sederhana. Misalkan, PDB hanya terdiri dari produk pakaian. Katakanlah untuk memproduksi pakaian, kita membutuhkan kapas, benang, dan kain untuk inputnya. Berikut ini adalah nilai dari setiap item:

Item Nilai Akhir (USD) Nilai Tambah (USD)  
Kapas 40 40
Benang 50 10
Kain 60 10
Pakaian 80 20
Total 230 80

Untuk menghitung PDB, kita hanya memasukkan nilai pasar pakaian, bukan nilai akhir dari setiap input. Dalam hal ini, PDB sama dengan USD80. Atau, kita dapat menjumlahkan nilai tambah dari setiap proses produksi = 40 + 10 + 10 + 20.

Pendekatan Pengeluaran

Di bawah pendekatan ini, PDB adalah jumlah uang yang dihabiskan untuk barang dan jasa akhir. Pembeli berasal dari rumah tangga, bisnis, dan sektor pemerintah.

Harap dicatat, PDB mengukur total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu ekonomi. Oleh karena itu, untuk ekonomi terbuka, kita juga harus memasukkan ekspor dan impor.

Ekspor merupakan barang dan jasa domestik yang dikonsumsi oleh orang asing. Sementara itu, impor merupakan barang dan jasa asing yang dibeli oleh konsumen dalam negeri.

Advertisement

Mengapa ekspor harus dikurangi impor? Kita harus mengurangkan impor karena barang-barang yang dipasok bukan berasal dari perekonomian domestik.

Formula PDB dalam pendekatan pengeluaran adalah:

GDP = C + I + G + NX + Statistik diskrepansi

  • C = pengeluaran konsumsi akhir oleh rumah tangga. Ini terdiri dari pengeluaran untuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, dan jasa.
  • G = pengeluaran pemerintah. Pengeluaran tersebut mencakup konsumsi publik dan investasi publik. Itu tidak termasuk pembayaran transfer. Pembayaran transfer bukanlah pengeluaran untuk barang dan jasa, tetapi lebih pada pergerakan pendapatan.
  • I = pengeluaran investasi. Komponen-komponennya meliputi investasi kotor, investasi residensial, dan perubahan inventaris.
  • NX = ekspor bersih (ekspor dikurangi impor).

Pendekatan pendapatan

Di bawah pendekatan pendapatan, kita menghitung PDB dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan. Buruh menerima upah dan tunjangan. Pemilik modal mendapat bunga, pemilik tanah menerima sewa. Akhirnya, pengusaha memperoleh sebagian dari keuntungan.

Formula PDB dari pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:

Advertisement

PDB = Pendapatan nasional + Tunjangan konsumsi modal + Statistik diskrepansi

Pendapatan nasional sama dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh semua faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, mencakup:

  • Kompensasi karyawan, termasuk upah dan tunjangan seperti asuransi dan pensiun.
  • Laba sebelum pajak yang diterima oleh perusahaan.
  • Sewa
  • Pendapatan bunga
  • Penghasilan pemilik, yang merupakan jumlah yang diperoleh oleh pemilik dan operator pertanian yang menjalankan bisnis mereka sendiri.
  • Pajak bisnis tidak langsung dikurangi subsidi.

Penyisihan konsumsi modal (capital consumption allowances) merupakan investasi minimum oleh bisnis untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini. Itu sama dengan depresiasi stok modal selama proses produksi.

Perlu dicatat.

Kita juga memasukkan statistik diskrepansi dalam rumus. Ini untuk menyamakan angka akhir dalam tiga pendepatan tersebut. Adanya perbedaan sumber data yang tidak akurat dan metode perhitungan membuat tiga pendekatan belum tentu menghasilkan angka yang persis sama.

Bagikan

Related

  • Bagaimana Cara Menghindari Penghitungan Ganda Dalam Menghitung PDB?
  • Bagaimana Cara Menghindari Penghitungan Ganda Dalam Menghitung PDB
  • Pendapatan Nasional Bruto: Definisi, Formula, & Bedanya dengan PDB & PNB
  • Pendapatan Nasional Bruto Definisi, Formula, & Bedanya dengan PDB & PNB
  • Pendekatan Pendapatan: Komponen, Rumus, Menggunakannya Untuk Menghitung PDB
  • Pendekatan Pendapatan Komponen, Rumus, Menggunakannya Untuk Menghitung PDB
  • Pendapatan Faktor: Pentingnya dan Komponennya
  • Pendapatan Faktor Pentingnya dan Komponennya
  • Rumus Nilai Tambah dan Cara Menghitungnya
  • Rumus Nilai Tambah dan Cara Menghitungnya
  • Barang Setengah Jadi: Arti, Contoh, Perhitungan dalam PDB
  • Barang Setengah Jadi Arti, Contoh, Perhitungan dalam PDB
Advertisement
Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Pajak Yang Diinduksi Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Apa itu: Pajak yang diinduksi (induced tax) adalah tipe pajak di mana kenaikan dan penurunan tarifnya tergantung pada kemampuan wajib pajak. Sehingga,

Advertisement
Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Pajak Yang Diinduksi Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Apa itu: Pajak yang diinduksi (induced tax) adalah tipe pajak di mana kenaikan dan penurunan tarifnya tergantung pada kemampuan wajib pajak. Sehingga,

Advertisement

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Permintaan Agregat: Definisi, Alasan Miring, Determinan
  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Penilaian 360 Derajat: Kelebihan dan Kelemahan

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami