Contents
Upah minimum adalah tingkat upah terendah yang perusahaan harus bayar kepada pekerjanya. Pemerintah menetapkannya dan direvisi secara berkala berdasarkan kondisi biaya hidup. Tingkat upah minimum berbeda dari satu negara ke negara lain dalam hal jumlah dan perhitungan. Di beberapa negara, ada upah minimum nasional, negara bagian, provinsi, kabupaten atau khusus untuk industri tertentu.
Kriteria penetapan upah minimum
Pemerintah mempertimbangkan beberapa indikator untuk menetapkan upah minimum. Variabel meliputi indikator ekonomi makro seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Ini juga mempertimbangkan kondisi permintaan-penawaran tenaga kerja, pertumbuhan produktivitas, dan biaya operasi bisnis.
Indikator internasional juga merupakan pertimbangan penting. Jika upah domestik terlalu tinggi dari negara-negara yang bersaing, itu bisa mengurangi daya saing.
Sebagai bentuk price floor
Upah minimum adalah contoh kontrol harga price floor. Dalam hal ini, upah adalah harga tenaga kerja, dan karyawan adalah pemasok tenaga kerja dan perusahaan adalah konsumen tenaga kerja.
Ketika upah minimum ditetapkan di atas harga pasar untuk tenaga kerja tidak terampil atau berketerampilan rendah, pengusaha mempekerjakan lebih sedikit pekerja. Pengusaha dapat memangkas penggunaan tenaga kerja mereka dengan beralih ke subtitusinya, misalnya membeli mesin, komputer atau robot untuk melakukan sebagian atau seluruh pekerjaan karyawan (seperti kasir otomatis di bank dan kartu toll).
Akibatnya, pengangguran tercipta karena ada lebih banyak orang mencari pekerjaan daripada pekerjaan yang tersedia. Pada saat yang sama, upah minimum di atas upah ekuilibrium akan membujuk lebih banyak orang untuk memasuki pasar tenaga kerja karena gaji yang lebih tinggi. Hasilnya adalah surplus dalam jumlah tenaga kerja yang tersedia.
Pro kontra
Pendukung mengatakan upah minimum membatasi eksploitasi pekerja oleh majikan. Ini meningkatkan etika dan moral bisnis. Ini juga memastikan standar hidup pekerja, mengurangi kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan, dan meningkatkan moral.
Beberapa kritikus prihatin dengan meningkatnya biaya melakukan bisnis. Upah minimum tinggi mendorong bisnis membayar upah lebih tinggi. Ini mengancam keuntungan mereka. Penjualan bisa turun jika mereka meneruskan tambahan biaya ke harga jual produk.
Lawan juga mengatakan itu bisa meningkatkan tingkat pengangguran, terutama di kalangan tidak terampil. Sejak ditetapkan di atas keseimbangan upah, upah yang lebih tinggi akan menarik lebih banyak orang untuk bekerja, sehingga permintaan meningkat.
Sebaliknya, tarifnya lebih mahal untuk bisnis. Ini mendesak mereka untuk lebih selektif ketika merekrut staf baru.
Bagi pemerintah, tingkat pengangguran yang lebih tinggi berarti lebih banyak pengeluaran untuk tunjangan kesejahteraan. Pada akhirnya, pemerintah dapat menaikkan pajak atas bisnis untuk menggantinya. Dengan demikian, itu merugikan bisnis dua kali, dari upah yang lebih tinggi dan kenaikan pajak.