Contents
Managed floating exchange rate atau nilai tukar mengambang terkendali adalah sistem nilai tukar fleksibel di mana pemerintah masih melakukan intervensi, terutama untuk memoderasi pergerakan ketika ada perubahan besar nilai tukar. Dalam keadaan normal, nilai tukar dibiarkan untuk ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Tetapi ketika telah bergerak jauh dari band atau rentang tertentu, pemerintah (dalam hal ini bank sentral) akan melakukan intervensi.
Meskipun melakukan intervensi, bank sentral tidak berkomitmen untuk menargetkan nilai tukar pada tingkat tertentu atau zona target tertentu. Intervensi tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi ekspektasi publik terhadap nilai tukar dan bukannya mengurangi volatilitasnya.
Nilai tukar yang terlalu fluktuatif membahayakan perekonomian karena menyebabkan ketidakstabilan. Untuk alasan ini, setiap depresiasi atau apresiasi yang tajam mengharuskan bank sentral untuk menstabilkan pergerakan nilai tukar.
Sampai tahun 1980-an, sebagian besar mata uang dunia tunduk pada beberapa bentuk kontrol, tetapi dengan munculnya perdagangan bebas dan globalisasi pada tahun 1990-an, sebagian besar negara maju secara bertahap menghapus intervensi tersebut, membiarkan nilai tukar mata uang mereka berfluktuasi sesuai dengan pasokan dan permintaan.
Perbedaan antara nilai tukar mengambang bebas dan nilai tukar mengambang terkendali
Nilai tukar mengambang yang terkendali juga dikenal sebagai dirty float karena pemerintah berusaha melakukan intervensi sehingga volatilitas nilai tukar menjadi lebih moderat.
Kebijakan itu kontras dengan nilai tukar mengambang bebas (juga dikenal sebagai clean float), di mana nilai tukar hanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar dan tanpa intervensi pemerintah.
Tujuan intervensi
Pemerintah (biasanya bank sentral) melakukan intervensi dilakukan dengan membeli dan menjual mata uang yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk mengurangi fluktuasi mata uang dan mempertahankan nilai mata uang negara pada kisaran yang telah ditetapkan.
Dengan mengurangi variasi tajam dalam nilai tukar, pemerintah berusaha untuk menghindari gangguan besar dalam perdagangan luar negeri dan pembayaran lintas-batas negara.
Kelebihan dan kekuarangan
Beberapa bank sentral menerapkan kebijakan ini, termasuk di Indonesia. Nilai tukar mengambang yang terkendali memungkinkan independensi kebijakan moneter. Ini juga memungkinkan bank sentral untuk menggunakan kebijakan lain, seperti suku bunga, untuk menstabilkan pergerakan nilai tukar, tidak hanya menggunakan cadangan devisa.
Namun, seperti dalam nilai tukar mengambang bebas, sistem ini juga dapat memicu kegiatan spekulasi, terutama ketika cadangan devisa tidak mencukupi.