Contents
Apa itu: Kegagalan bisnis (business failure) adalah ketika bisnis tidak dapat beroperasi secara menguntungkan, yang mana bisa mengarah pada gagal bayar kebangkrutan, atau penutupan bisnis. Mereka tidak dapat menghasilkan uang karena pendapatannya tidak dapat menutupi biaya. Itu bisa karena pengelolaan operasi yang buruk, modal yang tidak mencukupi, tidak memiliki proposisi jual yang unik, dan daya saing lemah.
Tingkat kegagalan bisnis kecil
Tingkat kegagalan bisnis kecil bervariasi antar negara. Itu juga dapat bervariasi antar waktu karena lingkungan tumbuh berubah, seperti terkait dengan lingkungan ekonomi atau politik.
Di Amerika Serikat, misalnya, sekitar 75%-80% bisnis baru bertahan di tahun pertama pembukaannya. Atau dengan kata lain, sekitar 20%-25% bisnis baru gagal selama dua tahun pertama pembukaan mereka. Tingkat kegagalan bisnis meningkat untuk tahun-tahun berikutnya dan berkisar 45% selama lima tahun pertama dan 65% selama 10 tahun pertama.
Industri dimana bisnis beroperasi juga faktor penting untuk menjelaskan tingkat kegagalan bisnis. Itu mempengaruhi aspek seperti tingkat persaingan, model bisnis dan risiko yang melekat. Sebagai hasilnya, tingkat kegagalan bisnis bervariasi antar industri. Misalnya, bisnis di industri informasi memiliki tingkat kegagalan tertinggi dan hanya sekitar 37%masih beroperasi setelah empat tahun.
Mengapa bisnis kecil gagal
Sebuah bisnis gagal karena tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi pengeluarannya. Itu juga dapat terjadi karena faktor eksternal seperti resesi, pajak tinggi, suku bunga tinggi, peraturan yang berlebihan, dan persaingan. Alasan lainnya termasuk pengalaman dan keterampilan manajemen yang miskin, lokasi buruk, manajemen persediaan buruk, modal tidak mencukupi, investasi berlebihan dalam aset tetap, dan kebijakan kredit buruk.
Persaingan yang ketat. Bisnis kecil memiliki sumber daya dan pengetahuan pasar yang lebih terbatas daripada perusahaan yang lebih mapan. Akibatnya, daya saing mereka rendah dan sulit untuk bertahan di pasar ketika perusahaan yang telah mapan menjalankan strategi bersaing yang agresif.
Pengelolaan operasi yang buruk. Misalnya, bisnis anda kesulitan untuk memperkirakan tingkat permintaan secara akurat. Itu mungkin karena pengalaman dan keterampilan yang kurang. Akibatnya, bisnis anda mungkin mengalami kelebihan produksi atau kekurangan produksi, mengarah pada kenaikan biaya atau penjualan yang tidak optimal.
Akses pendanaan terbatas. Bisnis baru anda mungkin kesulitan untuk mengumpulkan dana yang cukup karena rekam jejak yang kurang. Bisnis baru anda juga dipandang memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, membuat penyandang dana seperti bank atau investor lainnya enggan mengambil lebih banyak risiko untuk meminjamkan uang. Akibatnya, bisnis anda sulit tumbuh dan membangun daya saing yang lebih baik.
Lokasi yang kurang strategis. Itu mempengaruhi aspek seperti biaya, akses ke pasar, dan akses ke sumber daya. Misalnya, memilih lokasi di pusat kota membuat bisnis anda menanggung biaya sewa yang mahal, mengharuskan bisnis anda untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk menutupinya.
Permasalahan arus kas. Bisnis kecil seringkali mengalami masalah dalam modal kerja. Mereka tidak dapat membayar pemasok atau pinjaman jangka pendek tepat waktu. Mereka juga menghadapi kesulitan dalam mengelola uang masuk dan uang keluar dalam jangka pendek, yang mana bisa mengarah pada kegagalan bisnis. Kualitas manajemen, kebijakan kredit, keterampilan negosiasi, dan keterampilan keuangan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi.
Pengetahuan pasar dan pemasaran rendah. Misalnya, bisnis anda menargetkan pasar yang telah matang. Itu membuat kesempatan anda untuk meningkatkan ukuran bisnis rendah karena pertumbuhan pasar yang rendah. Atau, anda mungkin kurang memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebagai akibatnya, proposisi jual unik yang anda tawarkan tidak laku di pasar.
Gagal membangun basis pelanggan. Bisnis baru anda harus meningkatkan basis pelanggan untuk menjual lebih banyak barang dan memperbaiki keuntungan melalui, misalnya, skala ekonomi. Kegagalan melakukannya membuat bisnis anda tidak dapat mencapai pendapatan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
Sumber daya manusia yang miskin. Keterampilan manajemen yang buruk mengarah pada pengelolaan operasi yang buruk. Misalnya, bisnis baru kesulitan merekrut talenta dengan keterampilan yang tepat, menyebabkan inovasi rendah, operasi yang tidak efisien, dan layanan pelanggan yang buruk. Di sisi lain, orang lebih suka bekerja di bisnis yang mapan daripada bisnis baru.
Masalah legalitas. Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan hukum dapat mengarah ke penuntutan dan pencabutan izin usaha.
Perubahan dalam lingkungan bisnis. Berbagai faktor eksternal mempengaruhi kesuksesan bisnis baru. Itu mungkin terkait dengan faktor persaingan, ekonomi atau politik. Misalnya, ketika resesi menghantam, bisnis baru kesulitan untuk menjual produk karena permintaan rumah tangga jatuh.