Contents
Apa itu: Leverage operasi (operating leverage) menunjukkan ke anda sejauh mana biaya operasi perusahaan tergantung pada biaya operasi tetap. Jika perusahaan memiliki leverage tinggi, itu menunjukkan perusahaan memiliki proporsi biaya tetap yang signifikan. Sedangkan, jika itu kecil, maka proporsi biaya tetap terhadap total biaya operasi relatif rendah.
Leverage mempengaruhi risiko perusahaan karena mempengaruhi sensitivitas pendapatan dan arus kas masa depan perusahaan. Jika perusahaan memiliki leverage yang tinggi, perubahan kecil dalam penjualan akan berdampak signifikan terhadap laba.
Mengapa leverage operasi penting
Ada beberapa alasan mengapa leverage operasi penting:
- Mengukur sensitivitas laba dan arus kas perusahaan
- Menghitung titik impas
- Mengukur risiko operasi bisnis
- Efek terhadap rivalitas perusahaan di industri
Mengukur sensitivitas laba dan arus kas perusahaan
Secara spesifik, leverage operasi yang tinggi mencerminkan laba yang terlalu sensitif. Perubahan kecil dalam penjualan dapat menghasilkan ketidakstabilan laba. Biaya tetap tidak berubah meski penjualan meningkat atau menurun. Oleh karena itu, ketika meramalkan penjualan dari perusahaan dengan leverage yang tinggi, anda harus hati-hati karena deviasi kecil saja akan menjadi kesalahan besar dalam proyeksi arus kas.
Sebaliknya, ketika leverage rendah, proporsi biaya variabel lebih tinggi. Perubahan penjualan akan menyebabkan perubahan total biaya pada persentase yang relatif mirip. Sehingga, laba perusahaan lebih stabil.
Menghitung titik impas
Analisis titik impas membantu perusahaan untuk menetapkan target harga jual atau target volume penjualan di mana pendapatan akan sama dengan total biaya. Lihat formula di bawah, perusahaan menghasilkan keuntungan ketika margin kontribusi (S-VC) lebih tinggi daripada total biaya tetap (FC). Semakin tinggi selisih keduanya, semakin besar keuntungan perusahaan.
Ketika perusahaan menghasilkan margin kontribusi yang signifikan, perusahaan dapat menggunakannya untuk membayar biaya tetap. Sisanya mewakili keuntungan perusahaan.
Mengukur risiko operasi bisnis
Risiko operasi bisnis menunjukkan ke anda ketidakpastian tentang laba operasi di masa depan. Itu tergantung pada stabilitas pendapatan dan struktur biaya operasi perusahaan.
Stabilitas pendapatan mewakili risiko penjualan, yakni ketidakpastian arus masuk dari penjualan akibat fluktuasi harga dan volume penjualan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, kita menganggap risiko penjualan relatif rendah. Itu kemungkinan menunjukkan strategi penetapan harga dan pemasaran perusahaan efektif untuk menghadapi dinamika permintaan dan persaingan pasar.
Selanjutnya, struktur biaya operasi menunjukkan ke anda seberapa tinggi perusahaan tergantung pada biaya tetap. Perusahaan harus membayar biaya tetap seperti biaya administrasi, fasilitas, peralatan, dan pajak, terlepas apakah perusahaan menghasilkan penjualan ataukah tidak.
Oleh karena itu, jika biaya tetap mencakup proporsi yang signifikan terhadap total biaya operasi perusahaan, kita menganggap perusahaan memiliki risiko operasi yang tinggi. Perusahaan harus menghasilkan penjualan yang signifikan untuk menutup biaya tetap dan untuk memperoleh keuntungan. Jika tidak dapat melakukannya, perusahaan menanggung kerugian yang signifikan.
Efek terhadap persaingan
Industri yang memiliki leverage tinggi biasanya memiliki hambatan masuk yang tinggi. Perusahaan baru harus menginvestasikan uang yang signifikan untuk membeli sejumlah peralatan mahal seperti mesin. Kemudian, mereka harus menghasilkan penjualan yang tinggi untuk menutup biaya investasi. Ketika gagal, mereka harus kehilangan uang yang signifikan.
Selanjutnya, leverage operasi biasanya juga berimplikasi pada intensitas persaingan diantara perusahaan. Melemahnya permintaan pasar berakibat intensitas persaingan yang tinggi. Masing-masing perusahaan harus menjaga volume untuk menutup tingginya biaya tetap.
Menghitung leverage operasi
Untuk menghitung derajat leverage operasi, anda dapat menggunakan beberapa pendekatan.
Pertama, anda dapat menghitungnya dengan membandingkan persentase perubahan laba operasi terhadap persentase perubahan penjualan. Laba operasi sama dengan pendapatan minus biaya operasi (biaya tetap plus biaya variabel). Dalam laporan laba rugi, item-item biaya operasi termasuk harga pokok penjualan, biaya penjualan, umum dan administrasi. Penulis lain mungkin menggantikan laba operasi dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
Kedua, anda dapat membandingkan antara total kontribusi dengan laba operasi. Total kontribusi (atau margin kontribusi) menunjukkan ke anda seberapa besar penjualan dapat menutupi biaya variabel. Untuk menghitungnya, anda mengurangi pendapatan dengan total biaya variabel. Perusahaan menggunakan jumlah sisanya untuk menutup biaya tetap dan sebagai keuntungan.
Ketiga, anda membandingkan total biaya tetap dengan total biaya operasi. Ukuran ini menunjukkan ke anda seberapa besar operasi perusahaan tergantung pada biaya tetap. Semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi pula leverage operasi perusahaan.
Seperti yang bisa anda lihat dalam rumus di atas, leverage operasi bisa positif atau negatif. Leverage yang positif menunjukkan perusahaan menghasilkan penjualan melebihi total biaya. Sebaliknya, leverage negatif menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya atau ketika kontribusi margin kurang dari total biaya tetap.
Ambil contoh sederhana. Sebuah perusahaan menjual 5.000 unit produk, masing-masing seharga Rp14 per unit. Untuk memproduksinya, perusahaan mencatatkan biaya tetap sebesar Rp4.000 dan biaya variabel sebesar Rp0,30 per unit.
Dengan menggunakan rumus di atas, anda dapat menghitung leverage operasi perusahaan sebagai berikut:
Leverage Operasi = [5.000 x (Rp14 – Rp0,30)] / [5.000 x (Rp14 – Rp0,30) – Rp4.000] = 1,06
Perbedaan leverage operasi dengan leverage keuangan
Leverage operasi mengukur proporsi biaya tetap dalam struktur biaya operasi. Sedangkan, leverage keuangan mengukur proporsi proporsi utang terhadap struktur modal perusahaan.
Mirip biaya tetap, perusahaan harus membayar utang, terlepas dari kondisi penjualan. Jika meminjam ke bank, perusahaan harus membayar cicilan secara reguler. Untuk surat utang, seperti obligasi korporasi, mereka harus membayar kupon secara rutin dan pokok di akhir jatuh tempo.
Jika memiliki proporsi utang yang tinggi, kita mengatakan perusahaan memiliki leverage keuangan yang tinggi. Perusahaan membutuhkan keuntungan dan pendapatan yang cukup tinggi untuk membayar kembali utang.
Leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan memiliki risiko keuangan dan risiko gagal bayar yang tinggi. Tekanan terhadap perusahaan semakin meningkat ketika lingkungan bisnis memburuk, menyebabkan perusahaan meraih sedikit penjualan. Meski pendapatan atau laba jatuh, mereka harus tetap membayar utang dan beban bunga.
Jika terlambat membayar, perusahaan mengalami gagal bayar. Itu dapat mengarah ke kebangkrutan dan proses hukum dapat memaksa perusahaan untuk melunasi hutang atau mendapatkan rencana pembayaran yang lebih terkelola.
Ada beberapa indikator untuk mengukur leverage keuangan. Berikut, saya sajikan beberapa rumusnya:
Bagaimana menggunakan leverage operasi dalam analisis
Leverage tinggi belum tentu buruk. Beberapa industri cenderung memiliki leverage yang tinggi karena sangat tergantung pada peralatan berat dan mahal. Oleh karena itu, dalam analisis, anda harus memahami sifat bisnis perusahaan. Selain itu, anda juga harus membandingkan rasionya dengan peers atau rata-rata perusahan di industri yang sama untuk mendapatkan wawasan yang objektif.
Leverage tinggi atau rendah
Perusahaan dengan leverage operasi yang tinggi lebih rentan terhadap risiko penjualan. Mereka harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap. Jika tidak dapat melakukannya, mereka harus menanggung kerugian yang signifikan akibat tingginya biaya tetap.
Risiko penjualan tergantung pada strategi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dan menghadapi lingkungan eksternal. Faktor seperti memburuknya ekonomi makro, menurunnya permintaan pasar, atau meningkatnya persaingan, semua dapat menekan penjualan perusahaan secara signifikan. Kondisi semacam itu mungkin memaksa perusahaan harus menawarkan diskon besar atau menurunkan harga untuk meraih target penjualan.
Sementara itu, leverage operasi yang rendah mengindikasikan bahwa sebagian besar biaya operasi adalah biaya variabel. Biaya variabel hanya akan muncul ketika ada penjualan. Ketika penjualan turun, itu juga akan turun. Begitu juga, ketika penjualan naik, itu juga akan naik.
Perusahaan tidak harus menghasilkan banyak volume penjualan untuk menutupi biaya tetap yang lebih rendah. Namun demikian, karena biaya variabel relatif signifikan, perusahaan biasanya menghasilkan margin keuntungan dan laba yang lebih rendah untuk setiap penjualan tambahan.
Leverage operasi tergantung pada sifat bisnis
Dalam analisis, anda seharusnya membandingkan leverage operasi dengan beberapa perusahaan peers atau rata-rata perusahaan di industri yang sama. Sehingga, anda dapat menilai tinggi atau rendahnya leverage perusahaan secara lebih objektif.
Leverage bervariasi antar perusahaan, tergantung sifat bisnis dan industri di mana mereka beroperasi. Beberapa industri memiliki proporsi biaya tetap yang lebih tinggi daripada yang lain. Misalnya, produsen alat memiliki leverage operasi yang tinggi. Demikian juga, perusahaan teknologi, utilitas, dan maskapai penerbangan biasanya memiliki komponen biaya tetap yang signifikan. Mereka mengandalkan peralatan berat atau teknologi mahal untuk menghasilkan output atau menyediakan jasa.
Sebaliknya, perusahaan konsultan, restoran dan beberapa perusahaan padat karya memiliki leverage operasi yang rendah. Mereka lebih sedikit tergantung pada aset tetap seperti mesin dan peralatan berat yang mahal. Ketika penjualan turun, mereka menanggung biaya yang rendah. Biaya variabel akan turun mengikuti penurunan penjualan. Di sisi lain, biaya tetap juga rendah dan oleh karena itu, total biaya relatif mengikuti variasi dari penjualan.