Contents
Antiglobalisasi adalah gerakan yang menentang globalisasi yang muncul pada akhir tahun 90-an. Mereka tidak memprotes globalisasi itu sendiri melainkan cara di mana globalisasi terjadi.
Tidak ada konsensus nyata tentang kapan tepatnya gerakan antiglobalisasi pertama kali muncul. Satu momen yang memunculkan gerakan semacam ini adalah pemberontakan penduduk asli Zapatista di wilayah Chiapas di Meksiko, yang terjadi pada tahun 1994 bertepatan dengan implementasi secara simbolis Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement atau NAFTA).
Belakangan ini, kita telah menyaksikan mobilisasi yang berkembang yang mengarah ke sejumlah demonstrasi besar di luar pertemuan para elit politik dan ekonomi dunia seperti yang terjadi di Seattle, Praha, Kota Quebec, dan Genoa. Protes-protes massa ini sebagian besar ditujukan untuk menyoroti aspek-aspek negatif dari tatanan global saat ini dan untuk menarik perhatian publik yang lebih luas tentang logika globalisasi yang eksploitatif, tidak setara dan memaksa.
Kritik
Para pendukung gerakan ini mengklaim bahwa globalisasi hanya melayani perusahaan multinasional dengan melibatkan peran negara dan organisasi internasional seperti WTO dan IMF. Konsekuensinya, itu mengakibatkan peningkatan ketidaksetaraan, penyeragaman budaya, tantangan terhadap layanan publik dan marginalisasi politik warga negara.
Proses globalisasi dikatakan sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan dan mengarah pada pertumbuhan ketidaksetaraan, baik lintas negara maupun dalam negara, dan erosi proses demokrasi.
Pemikiran gerakan antiglobalisasi
Sebagai gantinya, para pendukung anti globalisasi mengajukan serangkaian langkah untuk mengubah bagaimana globalisasi saat ini berlangsung. Misalnya, mereka mendukung gagasan yang mendukung regulasi pasar keuangan, seperti penerapan pajak atas transaksi keuangan.
Mereka juga mendukung pembatalan utang negara-negara miskin, baik karena mereka telah melunasi utangnya melalui suku bunga tinggi, atau berdasarkan argumen utang ekologis atau kolonial. Mereka berpendapat tata kelola global perlu direformasi secara substansial atau dihilangkan sama sekali dan diganti dengan lembaga yang lebih akuntabel, demokratis dan transparan.
Yang lain berpendapat untuk kembali ke ekonomi yang lebih lokal (baik itu lokal, regional atau nasional) yang, diyakini, akan meringankan banyak masalah yang terkait dengan globalisasi ekonomi.