Contents
Ketika ekonomi sedang lesu, pemerintah secara aktif berusaha untuk merangsang ekonomi melalui peningkatan pengeluaran. Jika ini dilakukan tanpa menaikkan pajak dan pendapatan, maka defisit fiskal akan semakin besar.
Semakin besar defisit fiskal, semakin besar pula kebutuhan utang. Utang tersebut adalah untuk menutup defisit.
Indikator utang pemerintah
Dua indikator penting untuk mengukur seberapa sehat utang pemerintah, yaitu:
- Rasio utang terhadap PDB
- Rasio pembayaran bunga terhadap PDB
Rasio utang terhadap PDB dihitung dengan membagi total utang pemerintah dengan produk domestik bruto (PDB). Jika rasio ini naik terlampau tinggi, maka solvabilitas negara dipertanyakan. Di Indonesia, rasio ini dibatasi hanya sekitar 30%. Ini berarti, jika rasio utang terhadap PDB lebih dari persentase tersebut, tingkat utang pemerintah dianggap tidak sehat lagi.
Indikator tambahan untuk potensi kebangkrutan adalah rasio pembayaran bunga terhadap PDB. Rasio ini dihitung dengan membagi pembayaran bunga dengan PDB dan mewakili jumlah uang yang pemerintah keluarkan untuk membayar bunga. Semakin tinggi rasio, semakin besar pula risiko gagal bayar pemerintah.
Peningkatan utang sebenarnya tidak masalah asalkan itu dikompensasi dengan peningkatan pendapatan, dalam hal ini diukur dari PDB. Namun, ketika peningkatan pengeluaran pemerintah jauh melebihi peningkatan pendapatan, ini menimbulkan kekhawatiran.
Jika suatu ekonomi tumbuh secara riil (PDB riil naik), demikian juga penerimaan pajak riil. Ketika peningkatan pajak lebih tinggi dari peningkatan utang, kemampuan untuk melunasi utang riil juga masih baik.
Namun, jika pertumbuhan riil dalam ekonomi lebih rendah dari tingkat bunga riil pada utang, maka rasio utang akan memburuk meskipun ekonomi tumbuh. Hal ini karena beban utang tumbuh lebih cepat daripada ekonomi.
Oleh karena itu, poin pentingnya adalah apakah pengeluaran tambahan mengarah pada pendapatan pajak yang cukup tinggi untuk membayar bunga dan utang yang digunakan untuk membiayai pengeluaran tambahan.
Sebagai catatan, selain menggunakan PDB, dua indikator diatas dapat kita modifikasi dengan menggunakan pendapatan pemerintah sebagai penyebut. Jadi, indikatornya adalah:
- Rasio utang terhadap pendapatan pemerintah
- Rasio pembayaran bunga terhadap pendapatan pemerintah
Beberapa lembaga lebih memilih dua indikator terakhir ini. Alasannya adalah karena pendapatan lebih mencerminkan jumlah uang yang pemerintah kumpulkan untuk membayar utang.