• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan
Laporan keuangan

Bagaimana cara melaporkan empat jenis akrual dalam laporan keuangan?

Oleh Ahmad Nasrudin · Diupdate pada April 13, 2022

Bagaimana cara melaporkan empat jenis akrual dalam laporan keuangan
Advertisement

Maksud saya, empat jenis akrual dalam laporan keuangan adalah:

  • Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue)
  • Pendapatan yang masih harus dibayar (accrued revenue)
  • Biaya dibayar dimuka (prepaid expenses)
  • Biaya masih harus dibayar (accrued expenses)

Apa itu akrual? Mengapa itu penting?

Dua metode dalam pelaporan pendapatan dan beban adalah metode akrual dan berbasis kas. Dalam metode akrual, pengakuan pendapatan dan beban tidak tergantung pada pergerakan kas. Perusahaan akan melaporkan pendapatan ketika telah menyediakan barang atau jasa, meskipun uang belum berpindah tangan. Di sisi pengeluaran, perusahaan akan melaporkannya ketika telah menerima produk dan jasa dari pemasok, apakah sudah membayar atau belum.

Sebaliknya, dalam metode kas, perusahaan mengakui pendapatan ketika telah menerima uang dari pelanggan. Dan, mereka melaporkan pengeluaran ketika mereka telah membayar tunai ke pemasok.

Bagaimana kita  melaporkan empat jenis akrual?

Sebelum membahas masing-masing, mari kita tinjau kembali konsep double-entry. Akuntansi double-entry mengharuskan Anda untuk mencatat transaksi pada dua akun agar persamaan akuntansi tetap seimbang. Persamaan akuntansi menyatakan bahwa:

Advertisement

Aset = Liabilitas + Ekuitas Pemegang Saham

Anda harus menjaga persamaan tetap seimbang. Jadi, ketika aset meningkat, kewajiban atau ekuitas pemegang saham harus meningkat dengan nominal yang sama. Atau, bagian lain dari aset berkurang dengan nominal yang sama.

Selanjutnya, Anda juga perlu memahami hubungan antara ekuitas pemegang saham dan laba bersih. Akun utama yang menghubungkan keduanya adalah laba ditahan. Sementara itu, secara umum keterkaitan antara ekuitas pemegang saham dan laporan laba rugi disajikan dalam persamaan berikut:

Ekuitas Pemegang Saham = Modal yang dikontribusikan + Laba ditahan awal + Pendapatan – Beban – Dividen yang dibayarkan

Untuk pembahasan lebih lanjut, kita akan mengasumsikan modal yang disumbangkan, laba ditahan awal, dan dividen adalah konstan. Dengan demikian, perubahan pendapatan dan beban secara langsung akan mengubah ekuitas pemegang saham.

Pendapatan diterima dimuka

Advertisement

Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) atau pendapatan yang ditangguhkan (deferred revenue) muncul ketika perusahaan telah menerima pembayaran tunai sebelum mengirimkan barang atau jasa kepada konsumen. Perusahaan tetap berkewajiban menyediakan produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan mencatatnya sebagai kewajiban.

Kasus pendapatan diterima di muka

Perusahaan menerima pembayaran sebesar Rp100 pada tanggal 15 Desember untuk pengiriman barang dan jasa pada tanggal 31 Januari tahun berikutnya.

Untuk laporan keuangan 31 Desember, perusahaan mencatat kas (pada bagian aset) meningkat sebesar Rp100 dan mencatat nominal yang setara pada akun pendapatan diterima dimuka pada liabilitas.

Selanjutnya pada laporan 31 Januari, akun pendapatan diterima dimuka mengalami penurunan sebesar Rp100 (liabilitas) karena perusahaan telah menyediakan barang dan jasa. Pada saat yang sama, perusahaan juga mengakui pendapatan sebesar Rp100 (ekuitas pemegang saham).

Pendapatan yang masih harus dibayar

Pendapatan yang masih harus dibayar (accrued revenue) atau pendapatan yang belum ditagih (unbilled revenue) muncul ketika perusahaan telah menyediakan barang atau jasa tetapi belum menerima pembayaran tunai. Dengan kata lain, pelanggan berutang pembayaran tunai kepada perusahaan. Contoh akun ini adalah piutang, yang muncul ketika perusahaan menjual produk atau layanan secara kredit.

Advertisement

Dari penjualan tersebut, perusahaan mencatat pendapatan yang masih harus dibayar di bagian aset lancar (aset). Perusahaan juga melaporkan peningkatan pendapatan (ekuitas pemegang saham).

Selanjutnya, ketika perusahaan menerima pembayaran tunai, akun ini berkurang, dan kas perusahaan meningkat.

Kasus pendapatan yang masih harus dibayar

Perusahaan memberikan layanan Rp100 kepada pelanggannya pada Maret lalu. Atas jasa tersebut, perusahaan akan menerima pembayaran tunai pada bulan berikutnya.

Pada tanggal 31 Maret, perusahaan mengakui piutang usaha (aset) sebesar Rp100. Dalam laporan laba rugi, perusahaan juga mengakui pendapatan (ekuitas pemegang saham) sebesar Rp100.

Selanjutnya pada tanggal 30 April, perusahaan mengakui penurunan piutang usaha (aset) sebesar Rp100. Dan karena menerima pembayaran, kas perusahaan (harta) meningkat sebesar Rp100. Secara total, total aset perusahaan tidak berubah.

Biaya dibayar di muka

Advertisement

Biaya dibayar di muka (prepaid expenses) timbul ketika perusahaan telah melakukan pembayaran tunai tetapi belum menerima barang atau jasa dari pemasok. Perusahaan mengakui biaya dibayar di muka di bagian aset. Dan, karena telah membayar tunai, kas perusahaan juga berkurang hingga nominal yang setara.

Ketika telah menerima barang atau jasa, perusahaan mengakui bahwa biaya dan beban dibayar di muka akan berkurang pada nominal yang setara.

Kasus biaya dibayar di muka

Per 31 Maret, perusahaan membayar Rp100 kepada pemasoknya untuk barang yang akan dikirim bulan berikutnya (April).

Pada tanggal 31 Maret, perusahaan mencatat penurunan kas (aset) sebesar Rp100. Di sisi lain dari aset, perusahaan juga mengakui biaya dibayar di muka (aset) sebesar Rp100. Sehingga, bersih, total aset perusahaan tidak berubah.

Selanjutnya, pada tanggal 30 April perusahaan mengeliminasi biaya dibayar dimuka (aset) sebesar Rp100. Dan pada saat yang sama, perusahaan melaporkan beban (ekuitas pemegang saham) sebesar Rp100.

Biaya masih harus dibayar

Advertisement

Biaya yang masih harus dibayar (accrued expenses) timbul ketika perusahaan telah menerima barang atau jasa tetapi belum melakukan pembayaran tunai. Dengan kata lain, perusahaan masih berutang kepada pemasoknya. Perusahaan mengakui biaya yang masih harus dibayar atas kewajiban tersebut. Dalam laporan laba rugi, perusahaan juga mengakui beban.

Selanjutnya, setelah membayar tunai, perusahaan menghilangkan biaya yang masih harus dibayar pada bagian kewajiban. Perusahaan juga melaporkan penurunan kas pada nominal yang setara.

Kasus biaya masih harus dibayar

Perusahaan menerima Rp100 dalam bentuk jasa dari pemasoknya pada Maret. Untuk layanan ini, perusahaan akan membayar tunai pada bulan berikutnya.

Pada tanggal 31 Maret, perusahaan mengakui beban akrual (kewajiban) sebesar Rp100. Dalam laporan laba rugi, perusahaan juga mengakui beban (ekuitas pemegang saham) sebesar Rp100.

Pada tanggal 30 April, perusahaan mengeliminasi akun beban yang masih harus dibayar (kewajiban) Rp100. Dan, karena telah membayar, kas perusahaan (harta) pada nominal yang setara.

Bagikan

Related

  • Basis Akrual
  • Basis Akrual
  • Akuntansi Akrual
  • Akuntansi Akrual
  • Arus Kas Dari Aktivitas Operasi: Komponen, Kepentingan, Perhitungan
  • Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Komponen, Kepentingan, Perhitungan
  • Beban
  • Beban
  • Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBITDA Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Liabilitas Lancar: Arti, Item, Cara Menganalisis
  • Liabilitas Lancar Arti, Item, Cara Menganalisis

Topics: Akrual

Advertisement
Pengeluaran Lancar Pemerintah Contoh, Perhitungan dalam PDB

Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB

Apa itu: Pengeluaran lancar pemerintah (government current expenditures) mewakili pengeluaran pemerintah untuk kegiatan operasional sehari-hari, termasuk

Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Advertisement
Pengeluaran Lancar Pemerintah Contoh, Perhitungan dalam PDB

Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB

Apa itu: Pengeluaran lancar pemerintah (government current expenditures) mewakili pengeluaran pemerintah untuk kegiatan operasional sehari-hari, termasuk

Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Advertisement

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Serikat Pabean: Definisi, Fitur, Keuntungan, Dan Kerugian
  • Strategi generik
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Altman Z-Score: Konsep, Model, Rumus, Kritik

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami