Contents
Kebijakan moneter ekspansioner (expansionary monetary policy) adalah kebijakan bank sentral dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu, kebijakan ini biasanya dilakukan ketika perekonomin sedang terkontraksi atau mengalami resesi.
Deskripsi tentang “Kebijakan Moneter Ekspansioner”
Bertambahnya jumlah uang beredar (money supply) meningkatkan likuiditas pasar. Karena pasokan melimpah, biaya uang (suku bunga) turun, yang mana merangsang pinjaman lebih banyak.
Bagi konsumen, pinjaman yang lebih rendah memberi insentif kepada mereka untuk meningkatkan pengeluaran pada barang dan jasa. Biaya pinjaman yang rendah berarti konsumen perlu lebih sedikit uang untuk membayar cicilan. Dengan demikian, mereka memiliki pendapatan disposabel yang lebih tinggi. Peningkatan belanja konsumen pada akhirnya mendorong permintaan agregat dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana caranya meningkatkan jumlah uang yang beredar?
Ada sejumlah alternatif bagi bank sentral untuk meningkatkan jumlah pasokan uang. Diantaranya adalah dengan menurunkan suku bunga kebijakan, operasi pasar terbuka dengan membeli obligasi pemerintah, atau dengan menurunkan rasio cadangan.
Kebalikan dari kebijakan ini adalah kebijakan moneter kontraksioner, dalam arti bank sentral menaikkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah yang dimiliki dan meningkatkan rasio cadangan. Ini biasanya dilakukan ketika pertumbuhan ekonomi disertai dengan tekanan inflasi yang tinggi.
Ketika suku bunga sudah tinggi, bank sentral dapat menurunkan suku bunga kebijakan (policy rate). Suku bunga ini mempengaruhi biaya pinjaman antar bank dan biaya pinjaman bank sentral ke bank-bank. Dengan suku bunga rendah, bank akan terdorong untuk meminjamkan uang mereka ke perusahaan dan konsumen secara lebih murah.
Sementara itu, ketika membeli obligasi pemerintah, bank menyerahkan uang ke pembeli (umumnya adalah bank komersial). Bank dapat menggunakan uang tersebut untuk memberikan pinjaman ke konsumen/perusahaan. Dengan demikian, uang mengalir dari bank sentral ke perekonomian.
Begitu juga, ketika rasio cadangan diturunkan, bank harus menyimpan persentase yang lebih sedikit dari dana pihak ketiga yang mereka kumpulkan. Karena itu, rasio cadangan yang rendah memungkinkan bank untuk memiliki lebih banyak uang untuk dipinjamkan.