Contents
Kurva backward-bending adalah grafik yang menggambarkan tesis bahwa ketika upah meningkat, orang akan menggantikan waktu luang untuk bekerja. Upah akhirnya bisa begitu tinggi sehingga jika upah naik lagi, lebih sedikit tenaga kerja yang akan ditawarkan.
Kurva ini mengasumsikan bahwa pekerja hanya memiliki dua opsi untuk waktu mereka: bekerja liburan waktu luang untuk kesenangan pribadi. Selain itu, penawaran tenaga kerja disini diukur dari jumlah jam kerja, bukan jumlah pekerja (angkatan kerja). Juga, upah disini merujuk pada upah riil, bukan upah nominal.
Alasan di balik kurva backward-bending
Dalam teori permintaan-penawaran tenaga kerja, ketika upah riil naik, semakin banyak tenaga kerja yang bersedia menawarkan jasanya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Hasilnya, jumlah pasokan tenaga kerja meningkat. Oleh karena itu, mirip seperti kurva penawaran barang, slope kurva penawaran tenaga kerja juga positif.
Tetapi dalam kasus lain, kemiringan mungkin tidak positif sepanjang kisaran upah riil. Pada tingkat upah yang rendah, upah yang lebih tinggi mendorong orang untuk bekerja lebih banyak. Orang memandang penghasilan yang harus dikorbankan hanya untuk menambah waktu luang terlalu besar. Dengan tingkat upah saat ini, penghasilan mereka hanya relatif kecil untuk mendukung pengeluaran sehari-hari. Jadi, ketika tingkat upah riil meningkat, mereka ingin bekerja lebih banyak.
Tetapi, pada tingkat upah tertentu, peningkatan pendapatan yang diperoleh dengan bekerja lebih banyak sebagai tanggapan terhadap upah yang lebih tinggi kurang bernilai dibandingkan dengan waktu luang yang dikorbankan. Ketidakpuasan ini meningkat sejalan dengan kenaikan upah. Singkatnya, ketika orang menjadi lebih kaya, mereka mengambil lebih banyak waktu luang dan melakukan lebih sedikit pekerjaan. Akibatnya, kurva akan tertekuk karena ketika upah riil naik, jumlah pasokan justru menurun, sehingga slope kurva menjadi positif.
Realitas dalam ekonomi
Bentuk kurva semacam ini membantu kita untuk menjelaskan mengapa ketika pertumbuhan pendapatan per kapita di negara-negara barat justru disertai dengan penurunan substansial dalam jam kerja per minggu. Misalnya tenaga kerja wanita di Kanada, sebuah penelitian menunjukkan bahwa iupah memiliki efek positif yang signifikan pada jam kerja sampai titik balik $10,9 per jam tercapai. Di luar nilai ini, upah memiliki dampak negatif pada jam kerja.