Trade liberalization atau liberalisasi perdagangan adalah praktik untuk mendorong perdagangan barang dan jasa secara bebas antar negara. Ini dilakukan melalui penghapusan atau pengurangan pembatasan atau hambatan pada perdagangan barang dan jasa.
Hambatan-hambatan perdagangan dapat mencakup:
- Tarif, seperti bea masuk dan biaya tambahan
- Hambatan nontarif, seperti aturan perizinan dan kuota.
Proteksionisme, kebalikan dari liberalisasi perdagangan, dicirikan oleh hambatan ketat dan regulasi pasar. Hasil liberalisasi perdagangan dan integrasi yang dihasilkan antar negara dikenal sebagai globalisasi.
Pro kontra liberalisasi perdagangan
Para ekonom sering memandang liberalisasi ini sebagai langkah untuk mempromosikan perdagangan bebas. Namun, ini adalah topik kontroversial dan ada saja pro-kontra nya.
Kelemahan
Para pengkritik menyatakan bahwa liberalisasi dapat merugikan dan menghilangkan pekerjaan di suatu negara. Alasannya, barang yang lebih murah akan membanjiri pasar domestik. Perusahaan dalam negeri tidak bisa bersaing dan mati. Akibatnya, industri tidak tumbuh, begitu juga dengan penciptaan lapangan kerja.
Secara umum, liberalisasi perdagangan sering mengarah pada perubahan keseimbangan ekonomi. Beberapa industri tumbuh, beberapa menurun. Oleh karena itu, mungkin sering ada pengangguran struktural dari penutupan industri tertentu.
Selanjutnya, pengkritik juga berargumen bahwa barang-barang impor dapat memiliki kualitas yang lebih rendah dan kurang aman dibandingkan dengan produk dalam negeri. Alasannya, barang-barang tersebut tidak menjalani pemeriksaan keamanan dan kualitas yang lebih ketat sebagaimana disyaratkan di dalam negeri.
Liberalisasi perdagangan dapat menimbulkan ancaman bagi negara atau ekonomi berkembang karena mereka dipaksa untuk bersaing di pasar yang sama dengan negara atau ekonomi yang lebih kuat. Tantangan ini dapat menghambat industri lokal yang mapan atau mengakibatkan kegagalan industri yang baru berkembang di sana (infant industry argument).
Negara-negara dengan sistem pendidikan maju cenderung beradaptasi dengan cepat ke ekonomi perdagangan bebas karena mereka memiliki pasar tenaga kerja yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. Mereka dapat dengan mudah beralih ke industri di mana barang-barang lebih banyak diminati.
Sebaliknya, negara-negara dengan standar pendidikan rendah mungkin berjuang untuk beradaptasi dengan lingkungan ekonomi yang berubah. Masalah mobilitasi tenaga kerja ini dapat memiliki konsekuensi besar terhadap pengangguran.
Kelebihan
Para pendukung mengklaim bahwa liberalisasi perdagangan pada akhirnya menurunkan biaya konsumen (menaikkan surplus konsumen). Ini juga meningkatkan efisiensi melalui persaingan yang lebih intens.
Liberalisasi perdagangan mempromosikan perdagangan bebas, yang memungkinkan negara-negara untuk berdagang barang tanpa hambatan peraturan atau biaya terkait. Regulasi yang berkurang ini mengurangi biaya. Pada akhirnya, penurunan biaya memungkinkan harga konsumen yang lebih murah karena impor dikenakan biaya yang lebih rendah dan persaingan yang cenderung meningkat.
Meningkatnya persaingan dari luar negeri sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan menciptakan insentif untuk efisiensi yang lebih besar dan produksi yang lebih murah oleh perusahaan-perusahaan domestik. Persaingan ini juga dapat memacu suatu negara untuk mengarahkan sumber daya ke industri yang mungkin memiliki keunggulan kompetitif.
Secara makro, liberalisasi perdagangan memungkinkan negara-negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa di mana mereka memiliki keunggulan komparatif (berproduksi dengan biaya peluang terendah). Hal ini memungkinkan keuntungan bersih dalam kesejahteraan ekonom dan manfaat besar dari skala ekonomi yang diraih.
Jika suatu negara meliberalisasi perdagangannya, itu akan membuat negara itu lebih menarik bagi investor asing. Ini tidak hanya mengarah ke aliran masuk modal tetapi juga membantu perekonomian melalui difusi lebih banyak teknologi, teknik manajemen, dan pengetahuan.