• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan
Blog

Mengapa pemerintah tidak dapat menyelesaikan masalah ekonomi hanya dengan mencetak lebih banyak uang dan membagikannya kepada penduduk?

Oleh Ahmad Nasrudin · Diupdate pada December 15, 2019

Mengapa pemerintah tidak dapat menyelesaikan masalah ekonomi hanya dengan mencetak lebih banyak uang dan membagikannya kepada penduduk
Advertisement

Tingkat keparahan masalah ekonomi berasal dari kesenjangan antara keinginan total dan keinginan yang sebenarnya dapat dipenuhi dari sumber daya yang tersedia. Jika sumber daya ekonomi sudah digunakan semuanya, uang tambahan tidak dapat menghasilkan lebih banyak barang. Hanya ada kemungkinan kenaikan harga.

Seringkali, pemerintah mencetak uang ketika tidak dapat membiayai pinjaman. Dan, inilah sumber malapetaka. Pencetakan uang hanya akan menyebabkan inflasi dan bahkan hiperinflasi. Situasi ini pernah terjadi pada zaman Orde Lama di mana inflasi saat itu mencapai 600%.

Lebih lanjut, ketika pemerintah mencetak uang lebih cepat dari pertumbuhan output riil, ini mengurangi nilai uang dan menyebabkan inflasi. Dalam ekonomi, hubungan antara inflasi, output riil dan jumlah uang beredar dijelaskan dalam teori kuantitas uang (quantitative theory of money).

Penjelasan lebih sederhana

Asumsikan, satu-satunya barang dalam perekonomian adalah beras. Harga beras adalah sekitar Rp4.500 per kilogram. Semua orang memiliki penghasilan per bulan sekitar Rp45 ribu. 

Advertisement

Setiap bulan, dengan penghasilkan yang dimiliki, kita membeli beras sebanyak 10 kilogram dan menukar uang Rp4.500 dengan 1 kilogram beras. Jadi, dalam hal ini, nilai riil dari Rp4.500 adalah 1 kilogram beras.

Anggaplah pemerintah ingin membuat kita semua kaya dengan mencetak lebih banyak uang rupiah dan memberikannya kepada kita, masing-masing mendapat Rp45 ribu. Sehingga, sekarang, uang yang kita miliki per bulan adalah Rp90 ribu.

Jika kita ingin makan lebih dari 10 kilogram sebulan, sekarang kita dapat melakukannya karena uang kita bertambah. Tetapi, karena orang lain seperti kita juga ingin melakukan hal yang sama, permintaan beras dalam perekonomian akan naik dan sangat mungkin harganya juga akan naik.

Katakanlah harga beras melonjak hingga menjadi Rp9.000 untuk setiap kilogram beras. Ini, secara kasar, adalah inflasi, dan ini mengikis nilai riil rupiah. Jika sebelumnya, dengan uang Rp4.500 kita mendapat 1 kilogram beras, maka sekarang, dengan uang tersebut kita hanya mendapat 0,5 kilogram beras karena harga telah naik menjadi Rp9.000 per kilogram.

Bagikan

Related

  • Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?
  • Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya
  • Tingkat Inflasi: Cara Menghitung, Jenis, Efek Kebijakan Ekonomi
  • Tingkat Inflasi Cara Menghitung, Jenis, Efek Kebijakan Ekonomi
  • Netralitas Uang: Definisi, Penjelasan Singkat, Kritik
  • Netralitas Uang Definisi, Penjelasan Singkat, Kritik
  • Daya Beli Uang: Konsep, Faktor yang Mempengaruhi, Dampak
  • Daya Beli Uang Konsep, Faktor yang Mempengaruhi, Dampak
  • Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
  • Anggaran Pemerintah Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
  • Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek
  • Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek
Advertisement
Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Pajak Yang Diinduksi Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Apa itu: Pajak yang diinduksi (induced tax) adalah tipe pajak di mana kenaikan dan penurunan tarifnya tergantung pada kemampuan wajib pajak. Sehingga,

Advertisement
Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Pajak Yang Diinduksi Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Apa itu: Pajak yang diinduksi (induced tax) adalah tipe pajak di mana kenaikan dan penurunan tarifnya tergantung pada kemampuan wajib pajak. Sehingga,

Advertisement

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Permintaan Agregat: Definisi, Alasan Miring, Determinan
  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Penilaian 360 Derajat: Kelebihan dan Kelemahan

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami