Apa itu: Pengambilan sampel (sampling) adalah proses pemilihan subset elemen dari kelompok objek yang lebih besar yang digunakan untuk riset. Objek dapat berupa barang atau orang. Dalam riset pasar, peneliti harus menetapkan kriteria dan kemudian memilih jumlah responden yang diperlukan untuk studi.
Disebut juga dengan istilah pengambilan contoh.
Mensurvei setiap orang di pasar atau populasi tidak praktis. Karena itu, muncullah pengambilan sampel. Jika dilakukan dengan benar, kesimpulan yang diambil dari sampel dapat diterapkan ke kelompok yang lebih besar dengan error yang terukur. Menggunakan sampel tentu saja menghemat biaya.
Jenis pengambilan sampel
Secara garis besar, ada dua jenis pengambilan sampel:
- Pengambilan sampel acak (random sampling)
- Pengambilan sampel tidak acak (non-random sampling)
Pengambilan sampel acak
Dalam pengambilan sampel acak, setiap sampel memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih. Sampel yang dipilih secara acak tidak bias dalam merepresentasikan populasi. Jika karena alasan tertentu, sampel tidak mewakili populasi, variasi disebut kesalahan pengambilan sampel.
Ada sejumlah teknik untuk pengambilan sampel acak diantaranya adalah pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), pengambilan sampel acak sistematis, stratified random sampling dan cluster random sampling, dan multi stage random sampling.
Simple random sampling
Pengambilan sampel acak sederhana biasanya dilakukan dengan nomor acak yang dihasilkan komputer. Sampel acak didasarkan pada peluang di mana setiap elemen memiliki bobot yang sama. Sampel acak dapat digunakan untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Pengambilan sampel acak sistematis
Metode ini dimulai dengan nomor acak dan kemudian setiap nomor n setelah itu menjadi bagian dari populasi sampel. Sebagai contoh, jika ada populasi total 100 dan peneliti memutuskan untuk melihat 10% populasi, akan ada nomor acak yang ditarik.
Katakanlah nomor acak yang terpilih adalah 45. Kemudian, peneliti memilih setiap nomor 10 setelah atau sebelum nomor 45 sampai peneliti mencapai ukuran sampel. Jadi, dalam hal ini, sampel yang terpilih adalah 45, 55, 65, 75, 85, 95, 05, 15, 25, dan 35.
Stratified random sampling
Pengambilan sampel bertingkat digunakan untuk memastikan ukuran sampel mewakili populasi yang lebih besar. Misalnya, dalam populasi 100, ada 60 pria dan 40 wanita. Jika 10 orang harus menjadi sampel, maka itu akan terdiri dari 6 pria dan 4 pria. Pendekatan acak atau sistematis kemudian digunakan untuk memilih 6 pria dari 60 orang dan 4 wanita dari 40 orang.
Cluster random sampling
Cluster random sampling adalah metode pengambilan sampel di mana banyak kelompok orang dibuat dari suatu populasi. Anggota dalam satu kelompok memiliki karakteristik yang homogen. Tapi, karakteristik seharusnya heterogen untuk anggota antar kelompok.
Dalam metode ini, sampel acak sederhana dibuat dari masing-masing kelompok dalam populasi.
Misalnya, jika anda ingin melakukan penelitian untuk menilai kinerja mahasiswa studi bisnis di Indonesia. Anda tidak mungkin melibatkan seluruh mahasiswa bisnis di Indonesia.
Sebagai alternatifnya, anda dapat menggunakan cluster sampling. Anda dapat mengelompokkan universitas dari masing-masing daerah menjadi satu cluster. Cluster ini kemudian mendefinisikan semua populasi siswa tahun kedua di Indonesia.
Selanjutnya, baik menggunakan simple random sampling atau systematic random sampling, beberapa cluster dapat dipilih untuk studi penelitian. Selanjutnya, dengan menggunakan pengambilan sampel sederhana atau sistematis, anda memilih mahasiswa dari masing-masing kelompok.
Multi stage random sampling
Multi stage random sampling membagi populasi besar menjadi beberapa tahapan untuk menjadikan proses pengambilan sampel lebih praktis. Biasanya, itu menggunakan kombinasi dari stratified sampling atau cluster sampling dan simple random sampling.
Katakanlah anda ingin mengetahui mata pelajaran mana yang disukai anak-anak sekolah di Indonesia. Daftar populasi – daftar semua anak sekolah di Indonesia – hampir tidak mungkin didapat, sehingga anda tidak dapat meneliti seluruh populasi.
Alih-alih, anda dapat membagi populasi menjadi provinsi dan mengambil sampel secara acak provinsi yang mewakili. Untuk tahap selanjutnya, anda dapat mengambil sampel acak sederhana dari sekolah-sekolah dari masing-masing provinsi tersebut. Akhirnya anda bisa melakukan pengambilan sampel acak sederhana pada siswa di sekolah untuk mendapatkan sampel.
Pengambilan sampel non-acak
Non-random sampling atau juga disebut dengan non-probability sampling adalah pengambilan sampel di mana elemen-elemen tertentu dari suatu populasi akan memiliki peluang lebih besar untuk dipilih daripada yang lain. Responden dipilih dengan beberapa subjektivitas anda. Anda merasa mereka mewakili populasi yang mereka coba survei.
Jenis-jenis non-probability sampling meliputi: quota sampling, convenience sampling, judgemental sampling, snowball sampling, serta seleksi mandiri.
Pengambilan sampel kuota (quota sampling)
Dalam quota sampling, kuota ditentukan oleh apa saja karakteristik populasi. Misalnya, peneliti mungkin ingin mewawancarai 100 pembeli. Jika 10% dari populasi belanja adalah lansia, anda kemudian dapat mewawancarai 10 pembeli lansia.
Convenience sampling
Pengambilan sampel di mana anda akan berbicara dengan siapapun yang bersedia berhenti dan diwawancarai. Ini berbeda dengan simple random sampling, karena anda tidak memilih responden secara acak sebelumnya.
Convenience sampling sering digunakan sebagai pre-test kuesioner untuk menentukan apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti dan menghasilkan hasil yang diinginkan.
Judgemental sampling
Judgmental sampling terjadi ketika anda menggunakan pendapat ahli untuk menentukan apa yang membuat sampel representatif. Pengambilan sampel ini biasanya lebih bias. Misalnya, jika seseorang memilih untuk mewawancarai pembeli di tengah-tengah hari kerja di sebelum jam makan siang, kemungkinan besar orang bisnis tidak akan terwakili dengan baik.
Snowball sampling
Ini adalah jenis pengambilan sampel di mana responden saat ini merekomendasikan beberapa responden berikutnya.
Metode ini sangat berguna untuk mengidentifikasi kelompok orang yang sangat khusus untuk diwawancarai. Misalnya, ketika mewawancarai pengedar narkoba, anda mungkin tidak tahu siapa saja yang menjadi pengedar.
Salah satu cara untuk memperoleh responden berikutnya adalah dengan menanyai responden saat ini tentang siapa saja pengedar yang masih berada dalam jaringannya.
Seleksi mandiri
Dalam pengambilan sampel ini, responden membuat keputusan apakah akan berpartisipasi atau tidak dalam survei.