Contents
Apa itu: Pengaturan harga horizontal (horizontal price fixing) adalah kesepakatan antar bisnis, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk menetapkan harga jual produk atau jasa. Dalam hal ini, kesepakatan terjadi antar perusahaan di bawah tingkat rantai nilai yang sama, misalnya di antara para produsen, di antara para pedagang besar atau di antara peritel. Dengan kata lain, kesepakatan tersebut terjadi diantara para pemain yang sebenarnya saling bersaing secara langsung.
Pengaturan harga horizontal adalah salah satu contoh kolusi. Itu dapat mengambil beragam bentuk, termasuk pengaturan harga, jumlah produksi atau bahkan diskon.
Pengaturan harga membuat mekanisme pasar tidak bekerja. Perusahaan saling bersekongkol untuk menetapkan ekuilibrium pasar alih-alih membiarkan pasar bebas menentukannya. Oleh karena itu, praktik semacam itu adalah illegal dan bertentangan dengan undang-undang antimonopoli. Praktik persaingan tidak sehat tersebut pada akhirnya membuat konsumen harus membayar harga tinggi.
Jenis pengaturan harga
Penetapan harga terbagi ke dalam dua kategori umum:
- Pengaturan harga horizontal, melibatkan perusahaan dalam tingkat rantai pasokan yang sama.
- Pengaturan harga vertikal, melibatkan perusahaan dalam tingkat rantai pasokan yang berbeda, baik hilir maupun hulu.
Pengaturan harga horisontal
Di bawah pengaturan harga horizontal, para pemain yang sebelumnya bersaing, kini saling berkolusi. Mereka bekerjasama secara eksplisit atau implisit untuk menetapkan harga dan output pasar. Secara khusus, kita menyebut kolusi eksplisit sebagai kartel. Misalnya, anggota OPEC menyepakati tingkat produksi anggotanya untuk mempertahankan harga minyak tetap menguntungkan.
Mereka juga mungkin mengatur batas diskon untuk produk di pasar. Dengan begitu, para pemain tidak memiliki kesempatan untuk menetapkan diskon besar untuk menarik dan mengalihkan pelanggan dari pesaing.
Singkat cerita, dalam pengaturan harga horizontal, para pemain bertindak seolah-olah seperti pemonopoli. Mereka saling bekerjasama untuk meningkatkan kekuatan monopoli bersama dan mengambil keuntungan yang lebih tinggi. Kerjasama semacam itu juga mengurangi intensitas persaingan di pasar.
Penetapan Harga Vertikal
Penetapan harga vertikal melibatkan berbagai perusahaan dalam tahap berbeda dari sebuah rantai pasokan. Mereka mungkin terdiri dari produsen, grosir dan peritel. Misalnya, pembuat mobil menggunakan pengaruhnya untuk memaksa distributornya untuk mengikuti harga eceran yang disarankan produsen (manufacturer’s suggested retail price).
Contoh lainnya adalah resale price maintenance. Dalam kasus ini, produsen dan distributor menyepakati rentang harga jual. Jika distributor menolak untuk menjual pada rentang harga tersebut, produsen dapat memutus kontrak dan berhenti bekerja sama dengannya.
Contoh pengaturan harga horizontal
Pengaturan harga dapat mengambil beragam bentuk.
Pertama, beberapa perusahaan ritel dapat mematok harga pada harga premium atau pada rentang harga tertentu. Mereka akan memberi sanksi ketika sebuah perusahaan tidak mematuhi perjanjian tersebut. Dengan melakukannya, mereka dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi.
Perusahaan mungkin juga setuju untuk memformulasikan batas perubahan harga. Ketika semua perusahaan mengadopsinya, harga jual masing-masing tidak bergerak dari rentang tertentu.
Kedua, dalam kasus lain, perusahaan sepakat untuk membatasi pasokan, seperti dalam kasus OPEC. Sebagai hasilnya, harga pasar akan berada pada level yang menguntungkan mereka. Secara khusus, kasus OPEC berada di luar jangkauan hukum karena melibatkan pemerintah dari negara, bukan entitas komersial. Sehingga, itu mungkin “ilegal” secara hukum, tetapi tidak secara teori.
Ketiga, perusahaan menetapkan batas diskon maksimum untuk harga jual. Kesepakatan diskon semacam itu mengurangi intensitas persaingan di pasar. Pemain tidak dapat menetapkan diskon terlalu rendah untuk mengalihkan konsumen dari pesaing.
Keempat, perusahaan menyepakati standar paket barang dan jasa atau persyaratan penjualan seperti kredit, biaya pengiriman, jaminan dan rabat.
Kelima, perusahaan secara sengaja membagi wilayah pemasaran. Sehingga, sebuah perusahaan bertindak sebagai pemonopoli di wilayah tertentu.
Dampak pengaturan harga horizontal
Pengaturan harga horizontal bertujuan untuk mengkoordinasikan harga untuk keuntungan bersama. Itu membuat keuntungan pasar tetap tinggi dan mengurangi intensitas persaingan.
Praktik kolusi semacam itu melanggar undang-undang anti monopoli, yang melarang kolusi. Perusahaan secara sengaja bekerja sama untuk keuntungan mereka dengan mengurangi persaingan. Itu merugikan konsumen karena harus membayar harga lebih tinggi daripada ketika pasar beroperasi secara kompetitif
Mengurangi surplus konsumen
Pengaturan harga horizontal buruk bagi konsumen karena mengurangi surplus konsumen. Berkurangnya persaingan membuat harga lebih tinggi daripada ketika di bawah persaingan. Pasar beroperasi secara tidak efisien dan mengalihkan sebagian dari surplus konsumen kepada produsen.
Dalam pasar yang kompetitif, surplus konsumen relatif besar. Persaingan ketat memaksa perusahaan untuk beroperasi lebih efisien sehingga dapat menawarkan harga yang lebih rendah.
Namun, ketika para perusahaan terlibat dalam perjanjian pengaturan harga, intensitas persaingan berkurang. Konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi daripada jika pengaturan harga tidak terjadi.
Meningkatkan kekuatan pasar perusahaan
Perjanjian horizontal meningkatkan kekuatan pasar perusahaan secara bersama-sama. Dengan begitu, mereka mampu untuk mempertahankan harga tinggi tanpa kehilangan pelanggan.
Perjanjian yang cukup luas dapat memungkinkan mereka untuk bertindak layaknya perusahaan monopoli. Ketika sukses berjalan, mereka akan memperluas kesepakatan, tidak hanya terkait harga, tetapi juga terkait produksi dan aspek non-harga lainnya.
Mengapa pengaturan harga horizontal illegal
Kolusi terjadi ketika perusahaan di pasar saling bekerjasama secara diam-diam untuk mempengaruhi keuntungan pasar. Contoh praktik kolusi termasuk pengaturan harga (price fixing), pemberitahuan sebelumnya tentang perubahan harga, dan pertukaran informasi. Praktek semacam itu illegal karena menghambat persaingan dan merugikan konsumen.
Pengaturan harga mengganggu mekanisme pasar bebas. Itu adalah contoh dari praktek persaingan tidak sehat dan memberi perusahaan, secara kolektif, kekuatan pasar yang lebih tinggi. Mereka dapat meningkatkan keuntungan dengan mengorbankan konsumen.
Perusahaan dapat memberlakukan harga yang lebih tinggi daripada ketika pasar beroperasi pada persaingan. Selain itu, turunnya intensitas persaingan mengurangi insentif untuk berinovasi dan meningkatkan hambatan masuk.
Mengapa pengaturan harga horizontal sulit dibuktikan
Beberapa kerjasama pengaturan harga horizontal berlangsung secara diam-diam. Perusahaan mungkin menggunakan sinyal atau pertukaran informasi alih-alih kontak langsung.
Meski harga masing-masing perusahaan relatif identik, itu tidak serta merta menunjukan perusahaan berkolusi untuk menetapkan harga. Ambil contoh untuk produk komoditas. Harga mereka hampir identik di berbagai pasar. Pasokan berasal dari banyak perusahaan, sehingga sulit bagi mereka untuk bekerja sama untuk menetapkan harga.
Namun demikian, regulator dapat menggunakan bukti tidak langsung untuk mengungkap kesepakatan semacam itu. Misalnya, mereka dapat memeriksa pola persyaratan penjualan antar produsen. Mereka mungkin memeriksa keseragaman perubahan diskon antar perusahaan dari waktu ke waktu. Jika cenderung seragam, itu kemungkinan mengarah pada praktik kolusi.
Indikasi lainnya adalah ketika semua perusahaan menaikkan harga secara bersamaan. Dan, kenaikan harga tersebut bukan karena alasan kenaikan biaya input.
Regulator juga memeriksa apakah para eksekutif pernah bertemu ataukah tidak. Jika paska pertemuan, masing-masing produsen mengadopsi strategi dan kebijakan yang relatif seragam, itu menjadi indikasi kolusi.
Mengapa pengaturan harga horizontal gagal
Kesepakatan pengaturan harga kurang stabil sehingga tidak ada gunanya. Setiap perusahaan cenderung memiliki insentif yang kuat untuk membelot dari perjanjian. Mereka dapat secara diam-diam menawarkan harga yang lebih rendah untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Harga tinggi akibat pengaturan harga juga menarik pendatang baru. Pemain baru membawa kapasitas baru ke pasar dan menekan harga ke bawah, mengembalikannya ke tingkat kompetitif.
Konsumen juga memilih untuk beralih ke produk substitusi ketika harga tinggi. Mereka mengurangi permintaan produk, membuatnya tidak menguntungkan bagi perusahaan yang terlibat. Selain dari produk substitusi, konsumen juga dapat beralih ke produk sejenis dari negara lain (impor).