Contents
Pengganda Keynesian (Keynesian multiplier) mewakili besarnya dampak stimulus fiskal terhadap output ekonomi. Stimulus awal untuk pengeluaran biasanya menghasilkan peningkatan akhir yang lebih tinggi dalam produk domestik bruto (PDB). Misalnya, ketika konsumsi meningkat sebesar 1%, PDB akan meningkat lebih dari 1%.
Istilah ini juga disebut pengganda fiskal atau efek pengganda.
Logika di balik Pengganda Fiskal
John Maynard Keynes adalah salah satu pemikir berpengaruh dalam ekonomi modern. Pada tahun 1936, ia menulis sebuah buku berjudul ” The General Theory of Employment, Interest, and Money,” untuk menjelaskan fluktuasi ekonomi jangka pendek, terutama mengenai Depresi Hebat di awal 1930-an. Pekerjaan itu menjadi monumental yang mengubah pemikiran ekonomi pada saat itu.
Dia berpendapat bahwa depresi terjadi karena permintaan agregat yang tidak memadai. Untuk keluar dari kondisi ini, pemerintah harus turun tangan. Ekonomi tidak akan segera kembali ke ekuilibrium dengan sendirinya, seperti pemikiran ekonomi klasik saat itu.
Keynes menyerukan peningkatan pengeluaran pemerintah. Peningkatan pengeluaran pemerintah akan mendorong peningkatan permintaan barang dan jasa. Karena permintaan lebih kuat, bisnis akan meningkatkan produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Akibatnya, pengeluaran stimulus pada pemerintah pada akhirnya menghidupkan kembali kegiatan ekonomi.
Lebih banyak peran dari pemerintah
Keynes memandang sektor swasta dan publik berkontribusi dalam mendorong permintaan agregat. Tapi, kontribusi swasta tidak cukup. Pengeluaran investasi bisnis sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi. Ketika pertumbuhan ekonomi jatuh, lebih masuk akal bagi mereka untuk menghemat uang dengan mengurangi investasi.
Di sisi lain, pengeluaran pemerintah lebih otonom dan tidak tergantung pada pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, itu tergantung pada diskresi atau kebijaksanaan pemerintah.
Untuk alasan ini, selama resesi, pemerintah harus mengambil peran yang lebih signifikan dalam memulihkan ekonomi. Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran atau mengurangi tarif pajak. Peningkatan pembayaran transfer, misalnya, akan mendorong konsumsi rumah tangga karena mereka memiliki lebih banyak uang. Demikian juga, pemotongan pajak pribadi juga menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, yang dapat mereka gunakan untuk konsumsi barang dan jasa.
Formula dan perhitungan efek pengganda Keynesian
Keynes menggunakan konsep perubahan permintaan agregat untuk mengembangkan efek berganda pada perekonomian. Dalam grafik, ketika permintaan agregat meningkat dari AD1 ke AD2, itu menyebabkan peningkatan output dari Y1 ke Y2. Efek pengganda kemudian bekerja dan mendorong permintaan agregat ke arah AD3, sehingga produksi juga akan meningkat menjadi Y3.
Keynes menunjukkan bahwa nilai pengganda tergantung pada porsi uang ekstra yang dihabiskan untuk konsumsi barang dan jasa. Dengan kata lain, itu tergantung pada kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume atau MPC).
Formula pengali fiskal
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal adalah bagian dari tambahan pendapatan rumah tangga (Y) yang dihabiskan untuk konsumsi barang dan jas (C). Secara matematis, rumusnya adalah:
MPC = ΔC / ΔY
Gagasan dasar dari efek pengali MPC relatif sederhana. Ketika konsumsi meningkat, produsen akan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan. Mereka akan mempekerjakan lebih banyak pekerja.
Peningkatan penciptaan lapangan kerja berkontribusi pada peningkatan pendapatan rumah tangga. Ketika pendapatan rumah tangga naik, konsumsi barang dan jasa juga akan semakin meningkat. Produsen akan kembali merespons dengan meningkatkan produksi. Peningkatan produksi berarti lebih banyak lapangan kerja dan peningkatan pendapatan rumah tangga.
Proses berlanjut. Dan, akibatnya, peningkatan konsumsi akan merangsang pertumbuhan produksi dan pendapatan dalam perekonomian beberapa kali. Itulah yang kita sebut pengganda Keynesian.
Secara matematis, Keynes merumuskan pengganda sebagai berikut:
Pengganda Keynesian = 1 / (1 – MPC)
Misalnya, ketika tambahan pendapatan rumah tangga adalah Rp100 dan menghabiskan Rp60 untuk konsumsi, MPC adalah 0,6. Dari penggunaan Rp60, efek pengganda terhadap ekonomi adalah 2,5 = 1 / (1-0,6).
Harap dicatat, rumus di atas masih mengabaikan pajak yang dibayar oleh rumah tangga. Jika kita memperhitungkan pajak dalam pengganda Keynesian, rumus di atas menjadi:
1 / [1-MPC (1-t)]
Kelemahan dari pengganda Keynesian
Tidak semua konsumsi rumah tangga dibiayai melalui pendapatan. Beberapa jenis pembelian dibiayai dengan pinjaman bank, misalnya, pembelian mobil dan rumah.
Karena mereka harus membayar hutang, rumah tangga menghabiskan lebih sedikit pendapatan untuk konsumsi barang dan jasa lainnya. Akibatnya, kecenderungan mengkonsumsi marjinal berkurang, dan efek pengganda lebih rendah daripada yang diusulkan oleh Keynesian.
Kemudian, efek pengganda juga kecil ketika ekonomi bergantung pada impor. Stimulus pemerintah (misalnya, pengurangan pajak penghasilan) pada akhirnya tidak meningkatkan produksi dalam negeri dan pendapatan rumah tangga. Melainkan, efek terhadpa pendapatan ditransfer ke luar negeri.