Perusahaan Terbatas Publik: Contoh, Karakteristik, Keuntungan, Kerugian

Apa itu: Perusahaan terbatas publik (public limited company) adalah organisasi bisnis di mana badan hukum terpisah dari pemiliknya, memiliki kewajiban terbatas, dan terdaftar di bursa efek. Umumnya, mereka adalah perusahaan besar. Juga dikenal sebagai perusahaan terbuka, perusahaan tercatat atau perusahaan publik.

Pemilik dapat berupa individu, perusahaan, atau organisasi lain. Seringkali, kita menyebut mereka sebagai pemegang saham.

Perusahaan terbatas publik memiliki sumber daya yang besar. Mereka juga memiliki akses yang lebih baik ke permodalan yang lebih besar seperti dengan right issue atau menerbitkan surat utang seperti obligasi. Oleh karena itu, itu memungkinkan mereka untuk mengumpulkan dana untuk mengembangkan bisnis  dengan cepat.

Namun, perusahaan harus mematuhi peraturan ketat dari regulator pasar saham. Selain itu, mereka harus mengungkapkan beberapa informasi penting kepada publik, seperti laporan keuangan, yang mana dapat digunakan pesaing untuk membuat keputusan tentang strategi yang tepat untuk berhadapan dengan perusahaan.

Selain itu, pemilik dapat dengan mudah kehilangan kendali saat kehilangan 50% saham. Ketika sebuah perusahaan membutuhkan tambahan modal dan menjual saham baru, kepemilikan pemegang saham lama dapat terdilusi.

Kemudian, konflik keagenan juga bisa muncul. Misalnya, direktur dapat bertindak bukan untuk kepentingan pemilik ketika menjalankan bisnis, melainkan mengejar kepentingan dan keuntungan mereka sendiri.

Contoh perusahaan terbatas publik

Ada banyak contoh yang bisa Anda temukan. Anda dapat mengunjungi situs web bursa untuk melihat daftar mereka. Di Indonesia, Anda bisa mengunjungi website Bursa Efek Indonesia. Berikut ini adalah Top 100 perusahaan publik di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar:

Sumber: Bursa Efek Indonesia, Diakses pada 4 Agustus 2021

Karakteristik perusahaan terbatas publik

Pendirian dan pendaftaran. Mendirikan perusahaan biasanya rumit dan mahal karena membutuhkan lebih banyak persyaratan dan dokumen. Selain itu, perusahaan juga harus mempublikasikan beberapa dokumen seperti laporan keuangan dan prospektus sebagaimana dipersyaratkan oleh regulator di pasar saham.

Badan hukum. Perusahaan terdaftar sebagai badan hukum formal dan diakui sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya.

Modal. Perusahaan berpotensi menghimpun dana dalam jumlah besar dengan cara menjual saham atau obligasi.

Pemilik atau pemegang saham. Perusahaan memiliki setidaknya dua pemegang saham dan tidak ada batasan maksimum. Mereka dapat dengan mudah dan bebas mentransfer kepemilikan mereka di perusahaan. Tetapi, kemudian, pemilik asli dapat kehilangan kendali jika ia memegang kurang dari 50% saham. Misalnya, ketika menjual saham baru, kepentingan saham oleh pemilik lama dapat terdilusi.

Tanggung jawab terbatas. Pemegang saham menikmati tanggung jawab terbatas. Misalnya, ketika bisnis gagal membayar utang, itu bukan tanggung jawab pribadi mereka untuk melunasinya. Dan kekayaan mereka tidak terpengaruh.

Kepatuhan. Karena mengeluarkan saham di bursa, perusahaan juga terikat oleh peraturan di pasar modal, termasuk kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan dan laporan lainnya. Selain itu, informasi mengenai perusahaan juga terbuka luas untuk publik.

Pengelolaan. Pemilik menunjuk direktur untuk mewakili kepentingan mereka di perusahaan dan menjalankan operasi sehari-hari. Oleh karena itu, direksi harus bertanggung jawab dan bertindak untuk kepentingan terbaik pemegang saham. Namun, konflik kepentingan sering muncul di mana direksi mengejar kepentingan pribadi mereka sendiri daripada kepentingan pemilik.

Kemerdekaan. Manajer dan direktur memiliki ruang untuk bekerja secara independen dan membuktikan keahlian mereka di bidang spesialisasi mereka.

Kontinuitas. Perusahaan tetap eksis meskipun pemegang saham atau direktur berganti. Ini berbeda dari kemitraan atau perusahaan perseorangan, di mana ketika pemiliknya pergi atau meninggal, bisnis dapat berakhir.

Pajak ganda. Bisnis menanggung pajak keuntungan perusahaan, sedangkan pemilik membayar pajak penghasilan pribadi. Sebaliknya, pemilik hanya menanggung pajak penghasilan pribadi di bawah perusahaan perseorangan dan tidak dikenakan pajak keuntungan perusahaan.

Keuntungan perusahaan terbatas publik

Tanggung jawab terbatas. Aset dan kewajiban perusahaan terpisah dari yang dimiliki oleh pemegang saham. Ini melindungi kekayaan pribadi pemilik karena mereka tidak bertanggung jawab secara pribadi atas utang perusahaan. Jadi, mereka tidak perlu menjual aset atau properti hanya untuk melunasi utang perusahaan.

Badan hukum terpisah. Karena bisnis adalah badan hukum yang terpisah dari pemiliknya, tuntutan hukum terhadap perusahaan tidak mengarah pada tuntutan hukum terhadap pemilik.

Modal yang lebih signifikan. Perusahaan dapat menghimpun dana dalam jumlah besar dari pasar modal. Selain itu, karena memiliki badan hukum, perusahaan juga dapat lebih mudah memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, tidak seperti perusahaan perseorangan. Semuanya itu memungkinkan mereka untuk membiayai ekspansi dengan lebih mudah dan meningkatkan operasi mereka.

Struktur yang stabil. Bisnis tetap eksis meskipun pemegang saham melepaskan kepemilikan mereka. Atau, ketika direktur meninggalkan perusahaan, itu tidak menyebabkan perusahaan berhenti beroperasi.

Kepemilikan saham oleh karyawan dan manajemen. Organisasi bisnis ini memungkinkan manajemen dan staf untuk memiliki saham di perusahaan melalui program Employee Stock Ownership Plan (ESOP) dan Management Stock Ownership Plan (ESOP). Program-program tersebut memungkinkan mereka untuk lebih loyal dan bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan.

Kembali. Selain dividen, pemegang saham juga mendapatkan pengembalian dari capital gain, yaitu ketika menjual saham perusahaan lebih tinggi dari harga beli. Transaksi penjualan juga lebih mudah daripada di perseroan terbatas swasta.

Kerugian perseroan terbatas publik

Belum tentu ada dividen. Perusahaan mungkin lebih suka menginvestasikan pendapatan mereka sebagai modal (laba ditahan) dan menggunakannya untuk mendanai ekspansi, yang akan menopang pertumbuhan mereka ke depan. Jadi, tidak ada dividen dan karena itu, tidak ada uang yang masuk ke kantong pemiliknya.

Konflik kepentingan. Direksi sering bertindak untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri, bukan kepentingan terbaik pemegang saham. Hal itu kemudian menimbulkan masalah keagenan. Misalnya, pemegang saham mungkin ingin keuntungan dibagikan sebagai dividen, tetapi direktur tidak.

Biaya administrasi lebih besar. Biaya pengaturan dan kepatuhan lebih signifikan daripada kemitraan  atau perusahaan perseorangan. Itu karena operasi perusahaan lebih kompleks daripada keduanya.

Rentan terhadap spekulasi. Harga saham perusahaan bisa turun secara tiba-tiba karena aktivitas spekulatif. Harga tidak bergerak mengikuti fundamental perusahaan. Akhirnya, penurunan harga bisa membuat perusahaan sulit memperoleh dana besar pada saat rights issue.

Pengambilan keputusan yang kompleks. Keputusan membutuhkan waktu karena ukuran bisnis yang besar dan struktur operasi yang lebih kompleks.

Akses yang lebih besar ke informasi sensitif. Publik dan pesaing dapat mengakses informasi penting seperti data keuangan dan operasional, misalnya, melalui laporan tahunan, karena tersedia untuk umum.

Pemisahan kepemilikan dan kendali. Pemilik tidak memiliki kendali atas operasi bisnis. Itu karena mereka tidak terlibat dalam operasi sehari-hari. Sebaliknya, di bawah kepemilikan tunggal, pemilik memiliki kendali atas semua keputusan.

[display-posts tag=”organisasi-bisnis” exclude_current=”true”]