• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Cerdasco.

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
    • Bisnis dan strategi
    • Pemasaran
    • Sumber daya manusia
    • Operasi
  • Keuangan
    • Analisa Keuangan
    • Investasi
  • Ekonomi
    • Pengantar Ilmu Ekonomi
    • Mikroekonomi
    • Makroekonomi
  • Belajar Online
    • Coursera
    • Udacity
    • Udemy
    • Skillshare
    • Magoosh
You are here: Home / Analisa Keuangan / Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi

Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi

Diupdate pada April 17, 2022 oleh Ahmad Nasrudin

Margin Laba Kotor Formula Perhitungan dan Interpretasi

Apa itu: Margin laba kotor atau margin laba bruto (gross profit margin) adalah rasio keuangan untuk mengukur profitabilitas perusahaan, dihitung dengan membagi laba bruto dengan pendapatan. Kita mendapatkan laba bruto dengan mengurangkan harga pokok penjualan dari pendapatan. Kadang disebut dengan margin kotor atau margin bruto (gross margin).

Margin laba kotor menunjukkan seberapa banyak pendapatan yang tersisa setelah perusahaan menutupi biaya langsung yang terkait dengan produksi barang yang dijual, dinyatakan sebagai persentase. Kita bisa menggunakannya sebagai indikator untuk mengukur efisiensi produksi.

Margin yang lebih tinggi adalah lebih diinginkan, menunjukkan lebih banyak dolar tersisa untuk menutup biaya lainnya, baik biaya operasional dan non-operasional. Sebaliknya, rasio yang rendah adalah kurang disukai karena lebih sedikit dolar yang tersedia.

Tapi, margin yang ideal bervariasi antar industri, dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lanskap persaingan. Selain itu, strategi bersaing dan penetapan harga juga mempengaruhi itu. Faktor lainnya adalah efisiensi operasi.

Mengapa margin laba kotor penting?

Manajemen memeriksa margin laba kotor untuk mengevaluasi seberapa efisien perusahaan berproduksi. Mereka mengharapkan margin laba kotor meningkat, atau setidaknya, stabil dari waktu ke waktu, yang mana menunjukkan mereka berhasil meningkatkan atau mempertahankan efisiensi produksi yang ada.

Sebaliknya, jika margin menurun, itu bisa menandakan masalah. Misalnya, penurunan margin bisa akibat kenaikan harga input seperti bahan baku dan tenaga kerja. Atau, itu mungkin akibat tekanan persaingan, yang mana memaksa perusahaan menurunkan harga jual. Sebagai akibatnya, perusahaan tidak dapat lagi mempertahankan margin yang tinggi seperti sebelumnya agar tetap kompetitif di pasar.

Alasan lain mengapa margin kotor penting adalah terkait dengan dolar yang harus dibukukan oleh perusahaan. Itu mempengaruhi berapa volume yang harus mereka jual untuk mencapai profitabilitas yang ditargetkan. Misalnya, perusahan dengan margin rendah harus menjual lebih banyak barang untuk menghasilkan lebih banyak uang. Jika perusahan tersebut hanya menjual sedikit volume, perusahaan akan kesulitan untuk menutupi beban lainnya seperti pemasaran, umum dan administrasi, dan beban bunga.

Sebaliknya, perusahaan dengan margin lebih tinggi membutuhkan lebih sedikit volume untuk mencapai impas. Mereka memiliki lebih banyak dolar tersisa untuk setiap unit terjual, yang mana bisa mereka gunakan untuk membayar beban lainnya.

Singkat cerita, perusahaan harus membukukan margin laba kotor yang cukup tinggi. Jika tidak, bisnis mereka tidak layak dan mereka akan sulit bertahan dalam jangka panjang.

Bagaimana cara menghitung margin laba kotor?

Menghitung margin laba kotor membutuhkan kita untuk mengambil dua input di laporan laba rugi: pendapatan dan laba kotor. Jika di situ tidak ada laba kotor, kita bisa menghitungnya dengan mengurangi pendapatan dengan harga pokok penjualan (HPP). Setelah mendapatkannya, kita membagi laba kotor dengan pendapatan untuk menghitung margin. Berikut adalah rumus margin laba kotor:

  • Margin laba kotor = Laba kotor / Pendapatan
  • Margin laba kotor = (Pendapatan – HPP) / Pendapatan

Misalnya, perusahaan membukukan pendapatan sebesar $4 juta dan harga pokok penjualan sebesar $3 juta. Dari data ini, margin laba kotor sama dengan 25% = ($4 juta – $3 juta) / $4 juta.

Bagaimana menginterpretasikan margin laba bruto?

Berapa margin laba bruto yang ideal, itu bervariasi antar perusahaan. Secara umum, margin yang lebih tinggi menunjukkan profitabilitas yang lebih baik. Itu lebih disukai karena lebih banyak dolar tersisa dari penjualan. Perusahaan kemudian bisa menggunakannya untuk menutupi beban operasional dan non-operasional seperti beban bunga. 

Lihat kembali contoh di atas. Perusahaan menyisakan seperempat (25% senilai $1 juta) pendapatannya sebagai keuntungan. Sehingga, jika persentasenya lebih rendah, lebih sedikit dolar yang tersisa. Dan karena alasan ini, margin yang rendah kurang disukai. 

Apa saja faktor yang mempengaruhi margin laba kotor?

Beberapa faktor mempengaruhi margin laba kotor. Selain tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi, faktor eksternal seperti persaingan juga mempengaruhi keuntungan yang dibukukan, yang mana di luar kontrol manajemen. Faktor lainnya adalah strategi bersaing, penetapan harga yang diadopsi, teknologi dan manajemen produksi.

Industri

Margin yang normal akan berbeda antar industri. Beberapa memiliki margin yang lebih tinggi. Tapi, tidak dengan yang lain.

Misalnya, perusahaan di industri makanan cenderung memiliki margin yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang beroperasi sebagai konsultan. Perusahan makanan harus memperhitungkan biaya dimuka yang lebih tinggi untuk peralatan dan bahan mentah. Sebaliknya, perusahaan konsultasi tidak akan memiliki banyak biaya ketika menyediakan jasa.

Persaingan pasar

Persaingan yang ketat memeras margin keuntungan. Sulit bagi perusahan untuk membebankan harga lebih tinggi daripada pesaing tanpa menyebabkan pelanggannya beralih ke pesaing.

Kasus cukup jelas adalah ketika perang harga muncul di pasar. Para pemain saling berlomba untuk menurunkan harga untuk menarik lebih banyak pelanggan. Sebagai akibatnya, harga pasar terus turun. Itu pada akhirnya memeras margin keuntungan mereka karena tidak disertai dengan penurunan biaya secara memadai.

Strategi bersaing

Menurut Porter, dua alternatif strategi bersaing untuk mendapatkan keunggulan kompetitif: diferensiasi dan kepemimpinan biaya. Keduanya memiliki dampak terhadap margin keuntungan yang diperoleh.

If you click on this link, thank you for contributing to us. We may earn a commission when you buy through our links. Learn more ›

Most Comprehensive Reading Books For You To Become A Financial Analyst
  • CFA Program Curriculum Level I by CFA Institute
  • CFA Program Curriculum Level II by CFA Institute
  • CFA Program Curriculum Level III by CFA Institute
  • Wiley's Level I CFA Program Study Guide by Wiley (Short and concise, I highly recommend you start with this.)
  • Wiley's Level II CFA Program Study Guide by Wiley
  • Wiley's Level III CFA Program Study Guide by Wiley
If you want to focus more on valuation, I recommend these books:
  • Valuation: Measuring and Managing the Value of Companies by McKinsey & Company Inc., Tim Koller, Marc Goedhart, David Wessels
  • Investment Banking: Valuation, LBOs, M&A, and IPOs by by Joshua Rosenbaum, Joshua Pearl
Recommended Book for IB Diploma
  • Business Management by by Paul Hoang
  • Economics for the IB Diploma by Ellie Tragakes

Strategi diferensiasi menghasilkan margin yang lebih tinggi daripada strategi kepemimpinan harga. Di bawah strategi diferensiasi, perusahaan menonjolkan keunikan untuk mendorong konsumen bersedia membeli pada harga premium. Sebaliknya, strategi kepemimpinan biaya menekankan pada penghematan struktur biaya dan membebankan harga pada rata-rata industri.

Strategi penetapan harga

Strategi penetapan harga juga mempengaruhi margin laba kotor. Itu berdampak pada berapa banyak pendapatan yang diperoleh relatif terhadap biaya yang ditanggung.

Ambil penetapan harga penetrasi sebagai sebuah contoh. Perusahaan menjual produknya pada harga yang rendah untuk menarik permintaan. Sehingga, margin yang dibukukan juga rendah.

Strategi penetapan harga penetrasi umumnya diadopsi oleh pemain baru di industri, yang mana belum memiliki basis pelanggan. Mereka menjual produk mereka pada harga rendah untuk menarik lebih banyak konsumen untuk membeli. Setelah memiliki basis pelanggan yang cukup besar, mereka kemudian secara perlahan menaikkan harga dan oleh karena itu, memperbaiki margin laba bruto.

Bacaan selanjutnya

  • Rasio Profitabilitas: Formula, Jenis dan Contoh
  • Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi
  • Margin Laba Operasi: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin Laba Sebelum Pajak: Perhitungan dan Interpretasinya
  • Margin Laba Bersih: Formula, Perhitungan, Interpretasi
  • Return on Asset (ROA): Perhitungan dan Interpretasi
  • Operating ROA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Equity (ROE): Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBIT: Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin NOPAT: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBIAT: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Invested Capital (ROIC): Perhitungan dan Interpretasi

Topik: Laba Kotor, Margin Profitabilitas, Rasio Keuangan, Rasio Profitabilitas Kategori: Analisa Keuangan

AFFILIATE

If you click on this link, thank you for contributing to us. We may earn a commission when you buy through our links. Learn more ›

5 ARTIKEL TERBARU

Mazhab Ekonomi Austria Pandangan, Kritik, dan Literatur

Mazhab Ekonomi Austria: Pandangan, Kritik, dan Literatur

Apa itu: Mazhab ekonomi Austria (Austrian school of economics) adalah mazhab ekonomi yang

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Apa itu: Pemberian lisensi (licensing) adalah pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak

Opsi Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Opsi: Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Apa itu: Opsi (option) adalah hak untuk membeli atau menjual sejumlah komoditas, mata uang, atau

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Apa itu: Kontrak adalah perjanjian yang dapat ditegakkan secara hukum antara dua pihak atau lebih.

Surat Berharga. Contohnya Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Surat Berharga di Pasar Keuangan: Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Apa itu: Efek atau surat berharga (securities) adalah sertifikat atau aset keuangan yang dapat

Primary Sidebar

TOP-3 ARTIKEL

  • Kurva Kemungkinan Produksi: Penjelasan, Asumsi, Faktor Yang Menggeser
  • Lingkungan Makro: Faktor dan Dampaknya Ke Bisnis
  • Surplus Konsumen: Definisi, Menghitung, Implikasi

Footer

TOP-5 ARTIKEL

  • Kurva Kemungkinan Produksi: Penjelasan, Asumsi, Faktor Yang Menggeser
  • Lingkungan Makro: Faktor dan Dampaknya Ke Bisnis
  • Surplus Konsumen: Definisi, Menghitung, Implikasi
  • Teori Kebutuhan McClelland: Jenis dan Cara Memuaskan
  • Pengeluaran Agregat: Definisi, Formula, Komponen, dan Faktor-faktornya

TELUSURI LAGI

KATEGORI

Akuntansi dan Keuangan Analisa Keuangan Bisnis dan strategi Investasi Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

TOPIK

Anggaran Pemerintah Ekonomi Internasional Ekuilibrium Pasar Makroekonomi Manajemen Bisnis Motivasi PDB Pemasaran Perdagangan Internasional Permintaan Agregat Pertumbuhan Ekonomi Rasio Keuangan Struktur Organisasi

Copyright © 2023 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami