Contents
Utilitas (utility) adalah jumlah kepuasan atau manfaat yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang atau jasa. Konsumen mencoba untuk menempatkan nilai pada barang atau jasa yang dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperoleh. Mereka akan mencoba untuk memberikan nilai moneter suatu produk, misalnya produk A senilai Rp500.
Matematikawan Swiss abad ke-18 Nicholas Bernoulli mengusulkannya pada 1713. Kemudian, John von Neumann dan Oskar Morgenstern menggunakannya dalam perumusan teori permainan mereka.
Karena ingin memaksimalkan kepuasan, konsumen akan membandingkan kepuasan yang dirasakan dengan harga barang atau jasa. Hasilnya, konsumen yang rasional akan mengkonsumsi barang atau jasa hanya jika kepuasan yang dirasakan lebih besar dari, atau sama dengan, harga.
Manfaat yang diterima dari konsumsi bisa jadi merupakan manfaat objektif dalam arti kegunaan, atau kepuasan subyektif. Karena dinyatakan bahwa barang dapat memiliki nilai intrinsik, barang itu digunakan. Sifat-sifat benda itu sendiri memunculkan kegunaannya.
Kegunaaan sendiri dapat kita artikan sebagai sesuatu yang objektif, properti dari objek apa pun yang menghasilkan manfaat, kesenangan dan kebahagiaan atau mencegah yang sebaliknya.
Para ekonom memiliki perbedaan apakah utilitas harus dianggap sebagai kardinal atau ordinal: setiap pandangan menimbulkan masalah. Utilitas kardinal mengasumsikan bahwa utilitas dapat diukur. Utilitas ordinal mengasumsikan bahwa konsumen hanya dapat memesan manfaat yang mereka dapatkan dari kombinasi pekerjaan dan barang yang berbeda, tetapi tidak dapat mengukur perbedaan di antara mereka.
Perusahaan utilitas
Istilah utilitas juga dapat merujuk pada perusahaan-perusahaan yang memasok listrik, gas, air, kepada masyarakat. Perusahaan listrik, misalnya, memiliki atau mengoperasikan fasilitas yang digunakan untuk pembangkitan, transmisi, atau distribusi energi listrik.
Saham perusahaan utilitas biasanya menawarkan hasil dividen di atas rata-rata kepada investor, tetapi potensi capital gain yang relatif moderat. Hal ini karena perusahaan pendapatan perusahaan utilitas cenderung stabil dan prospek pertumbuhannya relatif moderat.
Saham perusahaan utilitas juga sangat sensitif terhadap arah suku bunga. Kenaikan suku bunga cenderung melemahkan prospek saham utilitas karena mereka cenderung memiliki leverage keuangan yang tinggi, sehingga suku bunga yang lebih tinggi menambah biaya pinjaman mereka.
Sebaliknya, penurunan suku bunga cenderung melambungkan nilai saham perusahaan utilitas. Dividen perusahaan-erusahaan ini terlihat lebih menarik karena biaya pinjaman perusahaan akan berkurang.
Empat jenis
Nilai barang atau jasa timbul dari perubahan bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan. Seberapa besar nilainya tergantung pada persepsi konsumen.
Barang berharga karena bentuk, ukuran, atau bahkan warna. Misalnya, kayu memiliki kegunaan yang lebih tinggi ketika menjadi furnitur. Bauksit berharga ketika berubah menjadi kerangka kendaraan bermotor.
Barang atau jasa menjadi berharga karena berada di lokasi yang tepat. Perusahaan sering mengubah daya tarik suatu produk dengan mengubah lokasi fisiknya. Apartemen bernilai ketika mereka berada di pusat kota daripada di pedesaan. Demikian juga, memindahkan dan menjual gandum di pasar lebih berharga daripada menjualnya di sekitar petani gandum.
Barang juga berharga karena mereka berada di waktu yang berbeda. Misalnya, pakaian wol lebih bermanfaat selama musim dingin daripada di musim panas. Dengan demikian, permintaan pakaian wol lebih tinggi selama musim dingin daripada di musim lain. Demikian juga, jas hujan lebih berharga saat hujan daripada saat cerah.
Kepemilikan berarti bahwa barang yang sama memiliki nilai yang berbeda antar individu. Raket lebih berharga ketika pemain tenis memilikinya daripada pekerja kantor. Truk lebih relevan untuk perusahaan logistik daripada rumah tangga.
Teori
Kepuasan agak berbeda dari kegunaan. Pada dasarnya, itu terletak pada kemampuan barang atau jasa untuk memuaskan keinginan, bukan hanya manfaatnya. Suatu komoditas mungkin memuaskan tetapi mungkin tidak berguna bagi konsumen. Misalnya, sebatang rokok memiliki kegunaan bagi perokok karena memuaskan mereka. Tapi itu membahayakan kesehatannya.
Ekonom mengembangkan teori utilitas berdasarkan preferensi individu. Teori ini berusaha menjelaskan perilaku individu dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
Kepuasan konsumen bersifat subyektif. Jadi, teori ini mengasumsikan orang dapat menentukan urutan pilihan mereka, tergantung pada preferensi mereka. Dengan begitu, kita bisa mengukur utilitasnya. Dan, kita menyebut unit pengukur utilitas sebagai utils.
Utilitas total dan marjinal
Utilitas total adalah kepuasan total yang diperoleh konsumen dari suatu produk. Sementara itu, utilitas marjinal adalah kepuasan ekstra ketika konsumen mengkonsumsi satu produk lagi. Secara matematis, marginal adalah turunan pertama dari utilitas total.
Secara umum, kepuasan konsumen berkurang dengan lebih banyak konsumsi. Mengkonsumsi satu pizza dapat memenuhi rasa lapar Anda. Jika Anda membeli pizza kedua, kepuasan akan kurang dari yang pertama. Saat menyantap pizza ketiga, kepuasan akan semakin menurun. Dalam ilmu ekonomi, fenomena ini dikenal sebagai hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang.
Ekonom menggunakan utilitas marjinal untuk menentukan berapa banyak barang yang konsumen ingin beli. Dan, utilitas marjinal yang semakin menurun menjelaskan mengapa kurva permintaan miring ke bawah. Karena kepuasan ekstra turun, konsumen akan membeli lebih banyak barang jika harganya lebih rendah.