Contents
Pelanggan, pemasok, dan karyawan adalah contoh pemangku kepentingan. Contoh lainnya adalah pemegang saham, kreditur, masyarakat lokal, dan pemerintah. Mereka berperan penting karena memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan sekaligus, dipengaruhi oleh perusahaan.
Mari kita jabarkan bagaimana pemangku kepentingan adalah strategis bagi perusahaan. Saya akan mencoba menguraikan apa saja kepentingan masing-masing terhadap bisnis dan bagaimana perusahaan mempengaruhi mereka.
Pelanggan
Pelanggan membutuhkan produk untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka bisa jadi pelanggan individu, pelanggan bisnis, atau organisasi lainnya. Mereka membeli produk untuk konsumsi akhir atau untuk diproses lebih lanjut.
Pelanggan adalah pemangku kepentingan kunci selain karyawan, pemegang saham, pemerintah dan pemasok. Mereka membawa uang ke perusahaan dengan membeli produk, yang mana perusahaan kemudian dapat menggunakannya untuk membayar pemasok, karyawan dan kreditur. Jadi, tanpa mereka, perusahaan tidak dapat menghasilkan uang.
Di sisi lain, pelanggan menginginkan uang yang mereka serahkan sebanding dengan nilai yang mereka dapatkan dari mengkonsumsi produk. Mereka berkepentingan terhadap harga dan kualitas.
Pelanggan juga suka jika mendapatkan layanan pelanggan yang baik seperti terkait dengan layanan purna jual dan keluhan pelanggan. Aspek lainnya adalah produk dan praktik etis karena mereka semakin sadar lingkungan dan sosial.
Pemasok
Pemasok menjual input kepada perusahaan. Itu bisa jadi bahan baku, barang modal, barang setengah jadi dan barang dan jasa untuk operasi sehari-hari. Mereka bisa mempengaruhi operasi perusahaan melalui harga, kualitas , dan jadwal pengiriman input.
Di sisi lain, mereka ingin perusahaan membayar tepat waktu, sesuai perjanjian. Mereka juga suka perusahaan memesan lebih sering dan dalam volume besar. Selain itu, mereka juga berusaha menjaga hubungan baik jangka panjang dengan perusahaan untuk mengamankan permintaaan di masa depan.
Selanjutnya, pemasok mempengaruhi keuntungan perusahaan. Jika mereka memiliki daya yang tawar yang kuat, mereka dapat menegosiasikan persyaratan yang menguntungkan bagi mereka, yang mana bisa merugikan bagi perusahaan.
Misalnya, pemasok menjual input berkualitas rendah tapi harga yang lebih mahal. Perusahaan mungkin terpaksa membelinya karena daya tawar yang lemah dan mungkin tidak memiliki alternatif pemasok lainnya.
Pemilik
Pemilik atau pemegang saham bisa merujuk pada pendiri jika mereka terlibat dalam memulai perusahaan pertama kali dan masih mempertahankan kepemilikan. Dalam kasus lain, mereka mungkin bukan merupakan pendiri karena memperoleh kepemilikan melalui akuisisi dan tidak terlibat dalam mendirikan bisnis sejak awal
Ketika perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa efek, investor saham juga adalah pemegang saham, meskipun seringkali kepemilikan mereka relatif kecil dibandingkan dengan total saham beredar. Mereka bisa individu maupun institusi. Jadi, misalnya, ketika anda membeli saham sebuah perusahaan, anda adalah pemegang sahamnya.
Pemegang saham memberikan modal risiko kepada perusahaan. Jika mereka adalah pendiri, mereka mengambil risiko dengan meluncurkan bisnis, mengharapkan untuk memperoleh keuntungan sebagai kompensasi. Mereka mungkin juga harus mengeluarkan uang mereka sendiri sebagai modal awal bisnis.
Demikian juga, ketika membeli saham perusahaan melalui bursa efek, pemegang saham juga menghadapi risiko, yakni turunnya harga saham perusahaan. Akibatnya, mereka tidak memperoleh untung, atau bahkan sulit untuk mencapai titik impas.
Pemegang saham berharap memperoleh pengembalian atas modal yang mereka investasikan. Dan mereka menginginkan perusahaan memaksimalkannya.
Dari mana pemegang saham memperoleh pendapatan? Ada dua sumber: dividen dan capital gain.
Perusahaan mungkin tidak menahan seluruh keuntungan yang didapat sebagai modal internal. Melainkan, perusahaan membagikan sebagian sebagai dividen.
Sementara itu, capital gain adalah keuntungan jika pemegang saham menjual saham perusahaan tersebut pada harga lebih tinggi daripada harga beli.
Pemegang saham berkepentingan terhadap kinerja operasi dan keuangan perusahaan karena itu mempengaruhi dividen dan capital gain yang potensial mereka peroleh.
Karena alasan ini, mereka mungkin mengintervensi bisnis menggunakan hak suara untuk mempengaruhi pengambilan keputusan korporasi. Misalnya, mereka bisa mengganti direksi berkinerja kurang baik dengan yang lain, yang mana dianggap lebih dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Kreditor
Kreditur merujuk pada pihak yang memberikan pinjaman ke perusahaan. Mereka bisa jadi adalah bank atau investor surat utang. Mereka bersedia meminjamkan uang jika perusahaan dapat membayar pokok plus bunga tepat waktu.
Sebaliknya, jika perusahaan gagal membayar, mereka mungkin akan mengajukan kebangkrutan terhadap perusahaan ke pengadilan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan arus kas yang memadai tersedia untuk membayar utang.
Di sisi lain, perusahaan membutuhkan pinjaman untuk mengoperasikan dan menumbuhkan bisnis. Beberapa pinjaman adalah sebagai modal kerja dan untuk membiayai operasi sehari-hari. Lainnya adalah sebagai modal investasi untuk mendukung ekspansi bisnis.
Karena berkepentingan uang mereka kembali, kreditur memperhatikan kondisi keuangan perusahaan, termasuk likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Mereka juga biasanya menggunakan peringkat kredit untuk mengetahui tingkat gagal bayar perusahaan.
Di sisi lain, kreditur juga berkepentingan untuk menjaga hubungan baik dengan perusahaan. Mereka senang jika perusahaan mengajukan pinjaman baru asalkan mereka mampu membayar kembali.
Karyawan
Dalam pembahasan ini, saya merujuk karyawan pada staf dan mereka yang menempati posisi dalam jenjang manajemen. Secara umum, mereka memperhatikan aspek seperti tingkat gaji, tunjangan, keamanan kerja, rasa hormat, pengakuan, dan lingkungan kerja yang mendukung.
Staf bekerja sebagai bawahan manajer. Mereka tidak berada dalam posisi untuk mengambil keputusan. Mereka juga tidak memiliki otoritas untuk memerintah.
Manajemen memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan. Posisi ini bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan. Dan, itu mencakup beberapa lapisan, mulai dari direktur, manajer tingkat menengah, dan manajer tingkat bawah.
Karyawan menyediakan waktu, tenaga, pengetahuan, dan keterampilan. Sebagai kompensasinya, mereka menginginkan gaji dan tunjangan yang sepadan. Selain itu, mereka juga menuntut kepuasan kerja, keamanan kerja, dan kondisi kerja yang baik. Promosi dan program pelatihan dan pengembangan adalah kepentingan mereka lainnya.
Karyawan dan pemegang saham seringkali memiliki benturan kepentingan. Misalnya, karyawan berkepentingan untuk gaji tinggi. Sebaliknya, pemegang saham tidak suka itu karena meningkatkan biaya operasi, sehingga mengurangi uang yang potensial mereka terima dari dividen
Demikian juga, biaya tenaga kerja yang tinggi juga mengurangi uang yang tersedia untuk membayar utang. Itu bisa mempengaruhi kemampuan bayar perusahaan. Sehingga, kreditur juga tidak menyukainya.
Tidak seperti staf, manajer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan. Mereka menetapkan tujuan, merancang strategi dan taktik, membuat rencana tindakan, dan mengalokasikan sumber daya perusahaan. Sehingga, kinerja perusahaan tidak hanya tergantung pada kualitas pekerjaan mereka tapi juga keputusan yang mereka ambil.
Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap bisnis karena berkontribusi pada pendapatan pajak, kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah juga menginginkan bisnis untuk mematuhi undang-undang dan peraturan, mengadopsi praktik ketenagakerjaan yang dibenarkan, pelaporan yang jujur, legalitas, tidak menghasilkan eksternalitas negatif, dan menjalankan praktik persaingan yang sehat.
Selain itu, pemerintah memperhatikan pekerjaan kesejahteraan masyarakat. Mereka mendorong perusahaan untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi rumah tangga.
Di sisi lain, pemerintah mempengaruhi perusahaan melalui peraturan dan kebijakan yang dibuat. Aturan ketenagakerjaan, keamanan produk, undang-undang anti monopoli, dan persyaratan lingkungan adalah contohnya.
Kebijakan ekonomi, upah minimum, subsidi dan perpajakan juga mempengaruhi aktivitas bisnis. Selain itu, birokrasi pemerintah juga berdampak pada kemudahan berbisnis dan biaya regulasi.
Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan kebijakan pemerintah bisa berdampak buruk pada perusahan, seperti denda dan konsekuensi hukum lainnya. Bahkan, pemerintah bisa mencabut izin mereka beroperasi.
Pengaruh pemerintah juga bisa kita lihat dari bagaimana perusahaan membutuhkan beberapa layanan dari pemerintah, misalnya, infrastruktur dan pendidikan.
Misalnya, perusahaan menggunakan jalan raya untuk kelancaran pengiriman barang dan bahan baku. Logistik yang lebih lancar memungkinkan biaya transportasi yang lebih rendah.
Selanjutnya, melalui sistem pendidikan yang baik, perusahaan dapat merekrut tenaga kerja yang berkualitas. Pendidikan esensial untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya vital untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Tapi, mereka juga berkontribusi penting terhadap inovasi dan keunggulan kompetitif perusahaan.
Serikat buruh
Serikat buruh mungkin mendukung perusahaan untuk mengakses tenaga kerja berkualifikasi yang dibutuhkan secara lebih mudah. Anggota mereka bisa jadi adalah tenaga kerja yang produktif.
Sebaliknya, serikat buruh menginginkan anggota mereka mendapat kompensasi sesuai dengan kontribusi mereka kepada perusahaan. Serikat buruh ada untuk memperkuat posisi tawar pekerja ketika bernegosiasi dengan perusahaan misalnya terkait dengan gaji. Mereka melindungi kepentingan pekerja, menegosiasikan keamanan kerja, melindungi pekerja dari pemecatan yang tidak adil, dan memberi anggota dukungan dan layanan hukum.
Pesaing
Pesaing bertujuan untuk mengalahkan perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Mereka melayani kebutuhan pelanggan yang sama dengan perusahaan. Sehingga, mereka senang atau sukses jika perusahaan gagal.
Strategi mereka mempengaruhi kesuksesan perusahaan. Misalnya, pelanggan potensial beralih dari perusahaan jika mereka menurunkan harga.
Perusahaan dan pesaing memberi perhatian pada persaingan secara sehat dan sesuai dengan hukum. Mereka berusaha menghindari konsekuensi hukum ketika terlibat praktek anti persaingan. Sehingga, dalam beberapa kasus, mereka mungkin juga bekerjasama – disebut dengan koopetisi – selama tidak melanggar hukum.
Masyarakat
Perusahaan tidak dapat beroperasi sepenuhnya melalui otomasi, mengandalkan robot dan komputer. Mereka membutuhkan manusia sebagai input.
Seberapa signifikan bisnis tergantung pada tenaga kerja daripada mesin, itu bervariasi antar bisnis. Bisnis padat karya mengandalkan lebih banyak tenaga kerja manusia daripada bisnis padat modal.
Publik dan komunitas lokal memasok tenaga kerja ke perusahaan. Ketika orang-orang memiliki pendidikan dan keterampilan yang tinggi, mereka memasok tenaga kerja berkualitas, yang mana berkontribusi pada produktivitas, efisiensi, dan inovasi.
Di sisi lain, masyarakat dan komunitas lokal berkepentingan terhadap lapangan pekerjaan. Selain itu, mereka memberikan perhatian terhadap perlindungan lingkungan, perlindungan privasi, produk yang aman, dan harga, kualitas dan variasi produk.
Kelompok penekan
Kelompok penekan mencoba mempengaruhi kebijakan dan praktik perusahaan untuk tujuan tertentu. Misalnya, mereka menginginkan perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Kelompok penekan mungkin melobi pemerintah untuk mendorong perubahan dalam kebijakan atau praktik bisnis, misalnya dengan mengeluarkan petisi atau melobi anggota parlemen.