Contents
Analis sering tertarik untuk memeriksa rasio utang usaha terhadap pembelian. Rasio ini memberi mereka wawasan tentang hubungan perusahaan dengan pemasoknya. Kelonggaran untuk menunda pembayaran adalah sumber likuiditas bagi perusahaan.
Definisi dan contoh utang usaha
Utang usaha (accounts payable) adalah jumlah yang terhutang kepada pemasok ketika perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit. Dalam beberapa laporan keuangan, Anda mungkin mengenalinya sebagai utang dagang.
Pembelian kredit biasanya untuk jenis barang atau layanan berikut:
- Tagihan utilitas seperti listrik dan telepon
- Gaji karyawan yang masih harus dibayar
- Biaya sewa kantor
Perusahaan mencatat utang usaha ketika telah menerima produk atau layanan dari pemasok. Perusahaan akan mencocokkan faktur dari pemasok dengan catatan perusahaan. Jika sesuai, perusahaan mencatat dalam kewajiban lancar, selama belum dibayar. Sebagai kewajiban lancar, perusahaan harus membayar sesuai dengan ketentuan. Seringkali, pemasok memerlukan pembayaran jangka pendek (misalnya, dalam 30 hari setelah penerimaan). Jika tidak membayar, pemasok dapat mengenakan denda.
Itu berbeda dengan wesel bayar. Keterlambatan pembayaran dapat menyebabkan penyitaan aset perusahaan. Wesel bayar merupakan utang berbunga, dan membutuhkan pembayaran tepat waktu kepada pemberi pinjaman.
Pelaporan utang usaha dalam laporan keuangan
Perusahaan mencatat utang usaha sebagai kewajiban lancar. Agar persamaan akuntansi tetap seimbang (aset sama dengan kewajiban ditambah ekuitas pemegang saham), pada saat yang sama, perusahaan juga mencatat pembelian sebagai beban dalam laporan laba rugi. Beban tersebut mengurangi ekuitas pemegang saham pada nilai nominal yang sama dengan peningkatan kewajiban.
Misalnya, pada pertengahan Maret, perusahaan membeli barang dari pemasok seharga Rp100 dan akan membayar pada bulan April. Pada akhir Maret, perusahaan mencatat utang dagang dalam kewajiban lancar sebesar Rp100 (kewajiban lancar meningkat) dan biaya operasi pada nominal yang sama (ekuitas menurun sebesar Rp100).
Pada akhir April, akun kas dan setara kas turun sebesar Rp100 untuk pembayaran pembelian barang (aset berkurang). Pada saat yang sama, perusahaan menghilangkan akun utang dagang (kewajiban lancar berkurang).
Mengapa akun ini penting, dan bagaimana menganalisisnya?
Kelonggaran untuk membayar utang usaha merupakan sumber likuiditas bagi perusahaan. Maksud saya, perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang tunai untuk membayar segera. Ini tentu memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menggunakan uang mereka.
Tetapi, jika banyak utang usaha dibayarkan pada saat yang sama, itu bisa mengeringkan likuiditas. Perusahaan harus mengeluarkan sejumlah besar uang untuk membayarnya.
Apakah utang usaha perusahaan masih sehat atau tidak, Anda dapat memperhatikan trennya dari waktu ke waktu. Atau, Anda juga dapat memeriksanya dari rasio perputaran utang usaha (accounts payable turnover) dan days payable outstanding. Kedua rasio memberi tahu Anda tentang efisiensi manajemen dalam mengelola keuangan harian.
Perputaran utang usaha
Rasio ini mengukur berapa kali perusahaan membayar pemasoknya dalam satu tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut:
- Perputaran utang usaha = Pembelian / Rata-rata utang usaha
Sedangkan, Pembelian = Persediaan akhir + Harga pokok penjualan – Persediaan awal
Biasanya, rasio yang rendah lebih diinginkan, jika, pada saat yang sama, perusahaan memiliki cukup uang tunai. Itu bukan indikasi masalah likuiditas dan mungkin akibat dari kebijakan kredit lunak. Dalam hal ini, perusahaan telah berhasil mengeksploitasi keringanan persyaratan kredit.
Namun, rasio yang rendah menunjukkan perusahaan mungkin juga mengalami kesulitan membayar tepat waktu. Itu mungkin karena uang tunai perusahaan kering. Jadi, Anda harus memeriksa akun kas dan setara kas Anda di bagian aset ketika menggunakan rasio ini.
Sementara itu, rasio akan tinggi ketika perusahaan membayar lebih awal untuk mendapatkan diskon dari pemasok. Atau, itu terjadi karena perusahaan tidak dapat sepenuhnya memanfaatkan fasilitas kredit yang tersedia dan membayar pemasok terlalu cepat.
Days payable outstanding
- Days payable outstanding (DPO) = 365 / Perputaran piutang usaha
Rasio ini mengukur berapa hari perusahaan membayar pembelian barang atau jasa dari pemasok. Misalnya, DPO 30 menunjukkan bahwa, rata-rata, perusahaan memerlukan 30 hari untuk membayar pemasok. Semakin tinggi DPO, semakin banyak waktu yang tersedia bagi perusahaan untuk menggunakan uang tunai mereka sebelum membayar pemasok.