Contents
Apa itu: Operating ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur seberapa baik perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan dari bisnis intinya. Kita menghitungnya dengan membagi laba operasi dengan total aset.
Operating ROA memberikan wawasan yang mirip dengan ROA konvensional, tapi mengisolasi dan fokus pada aspek yang lebih spesifik, yakni bisnis inti. Operating ROA yang lebih tinggi adalah lebih baik, menunjukan perusahaan menghasilkan laba operasi yang tinggi memanfaatkan aset yang dimiliki.
Mengapa menggunakan operating ROA?
Return on assets (ROA) dan operating ROA memberitahu kita seberapa berhasil perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Di bawah ROA, kita mengukurnya dengan menggunakan laba bersih sebagai pembilang, yang mana dipengaruhi oleh aspek operasional ataupun non-operasional. Sebaliknya, operating ROA fokus pada aspek operasional dengan menggunakan laba operasi dalam perhitungan.
Analis dan investor menggunakan operating ROA untuk menentukan seberapa baik kinerja bisnis inti perusahaan dengan mengaitkan laba operasi yang dibukukan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkannya. Mereka mengabaikan aspek non-operasional seperti hasil penjualan aset, pendapatan bunga, beban bunga, pajak, dan hasil investasi.
Memasukkan komponen non-operasional dapat menyesatkan ketika kita mengevaluasi seberapa baik keuntungan dari bisnis inti. Misalnya, ketika kita menganalisis seberapa menguntungkan bisnis makanan, kita fokus pada berapa banyak produk yang terjual dan berapa biaya yang terlibat. Kita kemudian memeriksa berapa banyak yang terjual, berapa biaya untuk memproduksinya, dan berapa biaya untuk mengoperasikan bisnis sehari-hari. Dan, ketika kita memasukkan pendapatan dan beban bunga ketika memeriksa keuntungan perusahan makanan tersebut, itu mungkin terdengar aneh. Keduanya bukan merupakan bagian dari bisnis inti dari perusahaan tersebut.
Selain itu, item non-operasional terkadang muncul sekali dengan nilai signifikan. Misalnya, perusahan membukukan penjualan aset tetap tahun ini. Itu meningkatkan laba bersih secara signifikan di tahun ini. Tapi, di tahun depan, laba bersih bisa turun drastis karena item tersebut tidak lagi muncul di laporan laba rugi.
Sebagai akibatnya, masukkan item semacam itu ke dalam perhitungan laba akan membuat angka yang kita dapatkan cenderung volatile. Oleh karena itu, kita lebih memilih menggunakan laba operasi daripada laba bersih.
Begitu juga dengan pajak, itu bervariasi di berbagai negara. Misalnya, sebuah perusahaan fokus pada negara dengan pajak rendah seperti di negara berkembang. Sementara itu, pesaingnya mungkin fokus pada negara dengan pajak tinggi di mana penduduknya memiliki pendapatan per kapita yang tinggi seperti di negara maju. Sebagai hasilnya, pesaing akan melaporkan beban pajak yang relatif tinggi daripada perusahaan tersebut. Karena laba bersih dan ROA memperhitungkan efek pajak tersebut, kinerja mereka kurang dapat diperbandingkan akibat variasi pajak tersebut.
Bagaimana cara menghitung operating ROA?
Menghitung ROA membutuhkan kita untuk membagi laba operasi dengan total aset. Kita menggunakan laba operasi sebagai pembilang. Itu sama dengan pendapatan dikurangi dengan harga pokok penjualan dan beban operasi (beban penjualan, umum, dan administrasi). Perusahan biasanya menyajikannya sebagai akun terpisah di laporan laba rugi.
Sementara itu, sebagai penyebut, kita menggunakan total aset. Praktik yang umum adalah menggunakan rata-rata total aset dalam dua tahun terakhir, dihitung dengan menambahkan total aset di tahun lalu dengan total aset tahun ini dan membagi hasilnya dengan 2.
- Operating ROA = Laba operasi/Rata-rata total aset
- Laba operasi = Pendapatan – Harga pokok penjualan – Beban operasi
Ingat, laba operasi tidak sama dengan uang yang dihasilkan oleh perusahan dari bisnis inti. Perhitungannya masih memasukkan item non-kas seperti beban depresiasi dan amortisasi.
Bagaimana menginterpretasikan operating ROA?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, operating ROA adalah metrik untuk mengukur seberapa menguntungkan operasi bisnis inti perusahaan, diukur dari berapa persen laba operasi yang dihasilkan dari aset yang digunakan. Rasio yang lebih tinggi lebih disukai karena menunjukkan perusahaan berhasil dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
Sebaliknya, rasio yang lebih rendah adalah tidak disukai. Itu menunjukkan masalah dalam operasi bisnis inti karena sumber daya yang ada hanya menghasilkan lebih sedikit keuntungan.
Perbandingan historis
Membandingkan rasio ini secara historis membantu kita mengetahui seberapa efektif dan efisien perusahaan menghasilkan keuntungan menggunakan asetnya. Ketika itu naik, itu mengindikasikan kinerja yang lebih baik.
Misalnya, perusahaan menggunakan sumber daya yang ada untuk menghasilkan lebih banyak penjualan. Sebagai hasilnya, perputaran aset lebih tinggi, menunjukkan perusahaan efektif dalam memanfaatkan aset karena bisa mendapatkan lebih banyak pendapatan.
Pada saat yang sama, perusahan mungkin juga efisien dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Sehingga, perusahaan menanggung biaya operasi yang rendah. Dengan kata lain, perusahan menghasilkan pendapatan pada biaya yang rendah.
Pada akhirnya, pendapatan yang tinggi dan beban yang rendah menghasilkan keuntungan dan operating ROA yang lebih tinggi.
Perbandingan antar perusahaan
Perusahaan saling bersaing satu sama lain di bisnis inti mereka. Pada saat yang sama, mereka juga menghadapi peluang dan ancaman lingkungan bisnis yang sama, baik terkait dengan lingkungan kompetitif maupun lingkungan makro.
Seberapa berhasil mereka mengeksploitasi peluang dan meminimalkan ancaman tersebut, itu tergantung pada seberapa baik strategi mereka. Dan, operating ROA adalah salah satu metrik untuk mengevaluasinya dengan mengaitkan antara laba yang dibukukan dari bisnis inti dengan sumber daya yang mereka miliki untuk bersaing dan mengoperasikan bisnis.
Dalam beberapa kasus, sebuah perusahan mungkin menghasilkan operating ROA yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tapi, jika kita bandingkan dengan pesaing atau rata-rata industri, persentasenya lebih rendah daripada mereka. Sehingga, jika mengatakan kinerja perusahaan tersebut adalah baik bisa jadi merupakan kesimpulan yang terlalu dini. PErusahan mungkin memperbaiki kinerja operasinya, tapi itu belum cukup untuk mengalahkan pesaingnya.
Oleh karena itu, kita perlu membandingkan operating rasio sebuah perusahaan dengan rata-rata industrinya untuk memberikan penilaian yang lebih adil. Jika lebih tinggi, itu lebih baik. Sebaliknya, jika lebih rendah, itu adalah buruk.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Profitabilitas: Formula, Jenis dan Contoh
- Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi
- Margin Laba Operasi: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin Laba Sebelum Pajak: Perhitungan dan Interpretasinya
- Margin Laba Bersih: Formula, Perhitungan, Interpretasi
- Return on Asset (ROA): Perhitungan dan Interpretasi
- Operating ROA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Equity (ROE): Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBIT: Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin NOPAT: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBIAT: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Invested Capital (ROIC): Perhitungan dan Interpretasi