Contents
Apa itu: Sovereign wealth fund (SWF) adalah sebuah dana investasi milik negara. Alokasinya mungkin di aset riil atau di aset keuangan seperti saham, obligasi, dan real estat. Itu adalah dari sekian bentuk kumpulan dana investasi (pooled investment vehicle) di pasar keuangan global selain private equity funds dan hedge funds.
Negara-negara dengan surplus perdagangan yang besar akan menginvestasikan surplus tersebut ke sovereign wealth fund, yang mana menggunakan dan mengelola dana tersebut untuk tujuan investasi murni. Itu bukan sebagai cadangan valas sebagaimana dikelola oleh bank sentral dengan sangat konservatif.
Ukuran dan pengaruh sovereign wealth fund terus meningkat sejak akhir tahun 2000-an, sehingga menuai banyak komentar. Sejak 2005, sudah ada 40 SWF di pasar global dengan aset yang dikelola mencapai $7,9 triliun di tahun 2019, melonjak dari hanya $879,1 miliar di tahun 2001. Sebagian besar SWF terbesar di dunia adalah milik negara-negara penghasil minyak seperti Abu Dhabi, Arab Saudi, Kuwait, Norwegia, dan Rusia. Selain pasar keuangan, mereka berinvestasi di lembaga keuangan dan perusahaan-perusahaan negara-negara maju.
Mengapa sovereign wealth funds penting
Pertama, dana yang diinvestasikan adalah signifikan. Mereka sangat signifikan untuk mempengaruhi pasar keuangan global. Mereka mengambil saham-saham di institusi keuangan global seperti Morgan Stanley, Citigroup, dan Merrill Lynch selama krisis keuangan. Pengaruh mereka meningkat dan berkontribusi pada penggelembungan aset di real estate kota-kota besar seperti London dan New York. Selain itu, dana tersebut juga potensial untuk menjadi kelompok penekan dan mendominasi pasar keuangan global.
Nilai aset yang dikelola mereka meningkat dari dari $2,79 triliun pada tahun 2007 menjadi $7,94 triliun pada tahun 2019. Kenaikan terutama didorong oleh lonjakan harga minyak selama 2007 dan 2014.
Kedua, negara-negara memiliki pilihan investasi yang luas. Mereka tidak hanya membeli surat berharga yang diterbitkan oleh negara-negara dengan perekonomian kuat seperti Treasury bills dan dolar AS. Mereka juga dapat berinvestasi di institusi keuangan, infrastruktur, maupun perusahaan-perusahaan ternama global.
Investasi semacam itu membuat mereka semakin strategis secara ekonomi dan politis. Selain itu, mereka juga tentu saja berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan bagi pemerintah.
Ketiga, tata kelola kurang transparan. Itu kemudian memunculkan kecurigaan dan kekhawatiran tentang niat investasi, apakah semata-mata karena alasan komersial atau alasan ekonomi politik. Ambil contoh investasi China ke perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Itu dianggap sebagai upaya China untuk mendapatkan eksposur ke teknologi yang maju dan perekonomian Amerika serikat.
Kemudian, pada tahun 2008, hukum internasional meluncurkan Santiago Principles, yakni seperangkat aturan tentang struktur tata kelola yang transparan dan sehat. Selain itu, prinsip-prinsip tersebut juga mengatur bahwa investasi harus bertindak demi keuntungan ekonomi, dan bukan atas nama pemerintah mereka. Namun, aturan tersebut bersifat sukarela bagi anggota.
Sumber dana
Dana investasi yang dikelola dalam sovereign wealth funds berasal dari berbagai sumber, termasuk:
- Surplus fiskal
- Operasi mata uang asing resmi
- Uang dari privatisasi
- Pembayaran transfer pemerintah
- Pendapatan dari ekspor sumber daya alam
Diantara sumber tersebut, kontributor terbesar biasanya berasal dari surplus perdagangan, terutama energi. Negara-negara pengekspor memperoleh mata uang asing, terutama dolar AS, dari penjualan minyak ke ke luar negeri. Mereka kemudian menginvestasikannya untuk menghasilkan pengembalian yang tinggi, alih-alih sebagai cadangan devisa.
Sovereign wealth funds lebih berorientasi jangka panjang. Mereka diharapkan dapat menjadi warisan untuk generasi mendatang sebagai ganti atas sumber daya alam yang sudah mulai habis.
Jenis sovereign wealth funds
Menurut Sovereign Wealth Fund Institute, sovereign wealth funds terbagi ke dalam kategori berikut:
- Stabilization Funds. Tujuan Stabilization Funds adalah untuk mengurangi ketidakstabilan pendapatan pemerintah, untuk melawan efek buruk siklus bisnis terhadap anggaran pemerintah dan perekonomian.
- Savings Funds. Dana ini untuk membangun tabungan untuk generasi mendatang dengan mengubah sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui menjadi aset keuangan yang lebih berkelanjutan.
- Pension Reserve Funds. Sumber dana biasanya berasal dari terutama berasal dari transfer fiskal langsung dari pemerintah dan bertujuan untuk memenuhi defisit sistem jaminan sosial di masa mendatang.
- Reserve Investment Funds. Sumber dana berasal dari cadangan devisa suatu negara dengan tujuan untuk mengurangi biaya carry negatif ketika memegang cadangan devisa.
- Strategic Development Sovereign Wealth Funds (SDSWF). Tujuan SDSWF adalah mendukung pembangunan ekonomi nasional seperti infrastruktur dan mendukung industri strategis dalam negeri.
Tujuan sovereign wealth funds
Sovereign wealth funds berbeda dengan cadangan devisa yang dipegang bank sentral. Yang pertama biasanya lebih berorientasi jangka lebih panjang dan tujuan utama adalah pengembalian daripada likuiditas. Kebijakan investasi mereka biasanya dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun. Sehingga, mereka lebih toleran terhadap risiko daripada cadangan devisa.
Sementara itu, cadangan devisa yang dipegang bank sentral negara bukanlah dana sovereign wealth funds karena memiliki tujuan yang berbeda. Bank sentral menyimpan cadangan devisa dalam mata uang asing untuk memenuhi kewajiban dan mendukung kebijakan moneter. Sehingga, likuiditas menjadi tujuan utama. Dengan begitu, bank sentral dapat menariknya sesaat ketika membutuhkan.
Jenis alokasi investasi dari masing-masing jenis kategori akan bervariasi dari satu negara ke negara lainnya. Negara-negara yang khawatir dengan likuiditas dapat membatasi investasi hanya pada instrumen utang publik yang sangat likuid. Sedangkan, yang lebih toleran terhadap risiko akan mengalokasikan investasinya ke perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek cerah seperti bank.
Secara umum, tujuan sovereign wealth funds adalah:
- Melindungi dan menstabilkan anggaran dan ekonomi dari volatilitas berlebih akibat apresiasi mata uang domestik.
- Mendiversifikasi ekonomi dari sebelumnya mengandalkan ekspor komoditas tidak terbarukan ke sektor yang bernilai tambah lebih tinggi seperti manufaktur dan jasa.
- Menghasilkan pengembalian yang lebih besar daripada cadangan devisa karena lebih mentolerir risiko daripada cadangan devisa.
- Membantu otoritas moneter menghilangkan likuiditas yang tidak diinginkan termasuk efek surplus perdagangan terhadap penguatan mata uang domestik.
- Meningkatkan tabungan untuk generasi mendatang sehingga dapat lebih siap untuk untuk menghadapi tantangan masa depan dengan mengubah kekayaan sumber daya tidak terbarukan saat ini menjadi aset keuangan terbarukan.
- Mendanai pembangunan sosial dan ekonomi termasuk infrastruktur, baik fisik (seperti jalan dan jaringan kereta api) maupun non fisik (seperti pendidikan dan kesehatan).
- Sebagai strategi politik ekonomi terutama melalui investasi ke obligasi pemerintah, institusi dan perusahaan penting, yang mana mengambil peran yang besar dalam perekonomian negara target.
Contoh sovereign wealth funds di dunia
Berikut ini adalah Top-10 sovereign wealth funds yang ada di dunia:
Peringkat | Fund | Total Aset | Negara |
1 | Norway Government Pension Fund Global | $1,122.1 billion | Norwegia |
2 | China Investment Corporation | 1,045.7 | China |
3 | Abu Dhabi Investment Authority | 579.6 | Uni Emirat Arab |
4 | Kuwait Investment Authority | 533.7 | Kuwait |
5 | Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio | 528.1 | Hong Kong |
6 | GIC Private Limited | 453.2 | Singapura |
7 | Temasek Holdings | 417.4 | Singapura |
8 | Public Investment Fund | 390.0 | Arab Saudi |
9 | National Council for Social Security Fund | 325.0 | China |
10 | Investment Corporation of Dubai | 305.2 | Uni Emirat Arab |
Sementara itu, untuk kategori negara, China, Uni Emirat Arab dan Norwegia adalah tiga negara yang memiliki sovereign wealth funds terbesar, masing-masing sebesar $ 2,3 triliun, $1,0 trillion dan $1,1 trillion per Oktober 2020, menurut Global SWF. Masing-masing memiliki lebih dari satu sovereign wealth funds: China (6 SWF), Uni Emirat Arab (7 SWF) dan Norwegia (3 SWF).
Norway Government Pension Fund Global
Norway Government Pension Fund Global menduduki peringkat teratas dengan total aset yang dikelola mencapai $1,1 triliun, menurut Sovereign Wealth Fund Institute. Sumber utama investasi adalah surplus minyak.
Bank sentral Norges Bank mengelola dana tersebut dan menginvestasikannya ke sekitar 9.000 perusahaan di dunia. Selain itu, investasi juga menyasar pasar ekuitas, real estat, dan aset pendapatan tetap.
China Investment Corporation
China Investment Corporation (CIC) merupakan salah satu sarana untuk mengelola sebagian dari cadangan devisa China. CIC beroperasi melalui tiga anak usahanya: CIC International Co., Ltd., CIC Capital Corporation dan Central Huijin Investment Ltd.
Investasinya juga sangat beragam, misalnya memiliki saham di Bandara Heathrow London dan memiliki kantor pusat Deutsche Bank di London. Pada tahun 2013, CIC mengakuisisi 12,5% saham di kalium Rusia Uralkali, sebuah perusahan pupuk, dengan harga $2 miliar. Kemudian, di 2017, CIC membeli 45% saham di gedung pencakar langit kantor 1211 Avenue of the Americas, New York City.
Abu Dhabi Investment Authority
Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) berdiri pada tahun 1976 dan menggunakan dana dari ekspor minyak untuk berinvestasi di seluruh dunia. Total asetnya diperkirakan mencapai $579.6 miliar, mengutip data dari Sovereign Wealth Fund Institute.
ADIA memiliki saham di bandara Inggris, London Gatwick dan perusahaan gas Norwegia, Gassed. Di tahun 2020, ADIA berinvestasi senilai $507.2 juta di Reliance Industries Ltd bersama dengan Public Investment Fund milik Arab Saudi.
Kuwait Investment Authority
Kuwait Investment Authority (KIA) adalah dana kekayaan negara tertua di dunia dengan total aset mencapai $533.7 miliar. KIA berdiri pada tahun 1953 dan menginvestasikan dana dari surplus minyak Kuwait. Misi utamanya adalah “untuk mencapai pengembalian investasi jangka panjang yang akan memungkinkan generasi masa depan Kuwait untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan dengan keyakinan yang lebih besar”.
KIA mengelola dua dana utama General Reserve Fund (GRF) dan the Future Generations Fund (FGF). KIA memiliki 24,22% saham di Kuwaiti Mobile Communications Group, “Zain”, yang mana beroperasi di 8 negara: Kuwait, Arab Saudi, Lebanon, Bahrain, Irak, Yordania, Maroko dan Sudan, dan menyediakan layanannya kepada 48,9 juta pelanggan.
Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio
Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio berdiri pada tahun 1935 dan dikelola oleh otoritas moneter Hong Kong. Dana tersebut memiliki 6 anak perusahaan dan berinvestasi terutama di pasar obligasi dan ekuitas negara-negara OECD.
Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio menetapkan alokasi target sekitar 71% di obligasi dan 29% di ekuitas dengan sebagian besar investasi adalah dalam dolar AS. Dengan investasi yang relatif likuid tersebut, dana tersebut dapat digunakan menjaga stabilitas dan integritas sistem moneter dan keuangan Hong Kong, membantu Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional.
GIC Private Limited
GIC Private Limited berdiri dari tahun 1981 dan merupakan satu dari salah satu dari tiga entitas pengelola cadangan di Singapura, bersama dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Temasek. GIC memiliki aset mencapai $453.2 miliar dan berinvestasi di lebih dari 40 negara.
Selain sebagai penyangga selama penurunan, dana tersebut juga bertujuan untuk menjaga stabilitas dolar Singapura dan menambah pendapatan pemerintah, mengutip dari website GIC.
Temasek Holdings
Temasek Holdings Private Limited (Temasek) berdiri pada tahun 1974 dan mengelola aset sebesar $417.4 miliar. Temasek berinvestasi di sekitar 119 anak perusahaan. Temasek mendapatkan dan mempertahankan peringkat kredit tertinggi, AAA atau setaranya, Moody’s dan Standard & Poor’s sejak 2004.
Pada tahun 2020, Temasek Holdings menambahkan investasi senilai $3,5 miliar di BlackRock Inc, meningkatkan kepemilikannya sekitar 3,9%. Selanjutnya, dari total dana yang dikelola, sebagian besar menarget pasar China, Singapura dan Amerika Utara. Ketiganya mencakup hampir 70 dari total portofolio di 2020
Public Investment Fund
Public Investment Fund (PIF) adalah sovereign wealth fund milik Arab Saudi dan berdiri sejak tahun 1971. Visi utamanya adalah: “ Menjadi kekuatan investasi global dan investor dunia yang paling berpengaruh, memungkinkan terciptanya sektor dan peluang baru yang akan membentuk ekonomi global masa depan, sambil mendorong transformasi ekonomi Arab Saudi.”
Dana tersebut berinvestasi di sekitar 200 portofolio di mana sekitar seperlimanya tercatat di Bursa Efek Saudi. PIF memiliki hampir 5% saham Tesla dan pemegang saham minoritas di sejumlah perusahaan ternama global seperti Boeing, Facebook dan Citigroup.
National Council for Social Security Fund
National Council for Social Security Fund berdiri pada tahun 2000 dan mengelola dana investasi pemerintah China. Tujuan utamanya adalah menyediakan cadangan dana untuk sistem jaminan sosial China. Pada tahun 2018, sebagian alokasi investasinya adalah domestik (sekitar 92,20%).
Investment Corporation of Dubai
Investment Corporation of Dubai (ICD) berdiri di tahun 2006 dan mengelola dana investasi pemerintah Uni Emirat Arab. Alokasi investasinya mencakup berbagai sektor di Uni Emirat Arab, mulai dari keuangan dan investasi hingga real estate dan hiburan dan tersebar di 54 negara.